حَنِيفًا

haniifa.wordpress.com

Albert Einstein

Posted by حَنِيفًا on March 20, 2008


Haniifa @ https://haniifa.wordpress.com
Albert Einstein: Bagaimana Saya Membangun Teori Relativitas
Terry Mart (Fisika UI)
Albert Einstein

Pengantar:

Siapa yang tidak kenal formulasi Einstein E = m c2 atau paradoks si kembar yang mendapati saudara kembarnya sudah jauh lebih tua setelah ia melakukan perjalanan dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya? Namun tidak semua orang tahu kalau “keajaiban” tersebut hanyalah bagian kecil dari teori relativitas Einstein, serta bagaimana sebenarnya Einstein mendapatkan teori relativitas tersebut.

Pada tanggal 14 Desember 1922 Albert Einstein menyampaikan kuliah umum di depan mahasiswa Kyoto Imperial University tentang ide-ide yang melatar-belakangi lahirnya teori relativitas khusus dan umum. Kuliah ini merupakan bagian dari lawatan Einstein ke Jepang selama 43 hari di penghujung tahun 1922 bersama istrinya Elsa. Lawatan ini cukup unik, karena inilah satu-satunya lawatan Eistein ke Asia. Selama kunjungan tersebut, Einstein memiliki jadwal yang sangat ketat, ia harus memberikan kuliah untuk para profesional (fisikawan) serta publik umum.

Tahun berikutnya, catatan kuliah ini diterbitkan oleh sebuah majalah bulanan Jepang yang bernama Kaizo. Prof. Masahiro Morikawa dari Ochanomizu University menerjemahkan artikel tersebut ke dalam bahasa Inggris dalam buletin Asosiasi Himpunan Fisikawan Asia Pasifik yang terbit bulan April lalu. Seperti keyakinan Prof. Morikawa, saya pun sependapat bahwa artikel ini selayaknya diketahui masyarakat. Satu hal penting yang dapat kita pelajari dari kuliah ini adalah fakta bahwa sebagai manusia biasa Einstein pernah hampir putus-asa karena sulitnya problem relativitas. Namun kombinasi antara ketekunan, kerja keras, kejeniusan, hubungan baik dengan sesama ilmuwan, serta keberuntungan yang ia miliki, merupakan faktor yang akhirnya menentukan keberhasilan Einstein melahirkan kedua teori relativitas tersebut. Hal ini tentu saja patut menjadi renungan bagi para ilmuwan di republik ini.

Berikut adalah terjemahan pidato Einstein tersebut.

Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menceritakan secara lengkap bagaimana saya mendapatkan teori relativitas. Hal ini disebabkan oleh adanya beragam kompleksitas yang secara tidak langsung memotivasi pemikiran manusia. Saya pun tidak ingin menyampaikan secara rinci perkembangan pemikiran saya berdasarkan makalah-makalah ilmiah saya, namun saya akan secara sederhana menyampaikan pada anda esensi perkembangan pemikiran tersebut.

Pertamakali saya mendapatkan ide untuk membangun teori relativitas sekitar 17 tahun lalu (1905). Saya tidak dapat mengatakan secara eksak darimana ide semacam ini muncul, namun saya yakin ide ini berasal dari masalah optik pada benda-benda yang bergerak. Cahaya merambat dalam lautan ether dan bumi bergerak dalam ether yang sama. Oleh karena itu gerakan ether haruslah dapat diamati dari bumi. Namun saya tidak pernah menemukan satu bukti pengamatan aliran ether tersebut di dalam literatur fisika. Saya sangat terdorong untuk membuktikan aliran ether relatif terhadap bumi, dengan kata lain gerakan bumi di dalam ether. Pada saat itu saya sama sekali tidak meragukan eksistensi ether serta gerakkan ether tersebut. Sebenarnya saya mengharapkan kemungkinan pengamatan pada perbedaan antara kecepatan cahaya yang bergerak searah dengan gerakan bumi dan cahaya yang bergerak berlawanan (dengan bantuan pantulan cermin). Ide saya dapat direalisasi dengan menggunakan sepasang termokopel untuk mengukur perbedaan panas atau energi mereka. Ide ini mirip dengan eksperimen interferensi Albert Michelson, namun saat itu saya tidak begitu familiar dengan eksperimen Michelson. Saya berkenalan dengan hasil-nihil (null-result) eksperimen Michelson saat saya masih mahasiswa dan sejak saat itu saya sangat terobsesi dengan ide saya. Secara intuisi saya merasakan bahwa jika kita menerima hasil-nihil tersebut maka ia akan mengantarkan kita pada satu kesimpulan bahwa pandangan kita tentang bumi yang bergerak di dalam ether adalah salah. Ini adalah langkah pertama yang menarik saya ke arah teori relativitas khusus. Sejak saat itu saya mulai yakin bahwa jika bumi bergerak mengelilingi matahari maka gerakannya tidak pernah dapat dideteksi dengan eksperimen yang menggunakan cahaya.

Pada tahun 1895 saya membaca makalah Hendrik Lorentz yang mengklaim bahwa ia dapat memecahkan problem elektrodinamika seutuhnya melalui pendekatan pertama, yaitu suatu pendekatan dimana pangkat dua atau lebih dari rasio antara kecepatan benda dan kecepatan cahaya diabaikan. Setelah itu saya mencoba mengembangkan argumen Lorentz pada hasil eksperimen Armand Fizeau dengan mengasumsikan bahwa persamaan gerak elektron, sebagaimana telah dibuktikan Lorentz, berlaku dalam sistem koordinat baik yang mengacu pada benda bergerak maupun pada vakuum. Saya yakin dengan keabsahan elektrodinamika yang disusun oleh Maxwell dan Lorentz dan saya sangat yakin bahwa mereka dengan tepat menjelaskan fenomena alam yang sebenarnya. Lebih-lebih pada fakta bahwa persamaan yang sama berlaku dalam sistem koordinat bergerak serta sistem vakuum, jelas memperlihatkan sifat invarian (tidak berubah) cahaya. Walau demikian, kesimpulan ini bertentangan dengan hukum komposisi kecepatan yang dianut saat itu. Mengapa kedua hukum dasar ini bertentangan satu sama lain? Masalah besar ini membuat saya berfikir keras. Saya harus menghabiskan setahun penuh dengan sia-sia dalam mengeksplorasi kesempatan memodifikasi teori Lorentz. Masalah ini terlihat terlalu berat untuk saya!

Suatu hari, sebuah percakapan dengan teman saya di Bern membantu saya memecahkan masalah besar ini. Saya mengunjunginya pada hari yang cerah dan bertanya padanya: “Saat ini saya sedang dihadapkan pada masalah besar yang saya kira tidak pernah dapat diselesaikan. Sekarang saya ingin membagi masalah ini dengan anda.” Saya menghabiskan pelbagai diskusi dengannya. Tiba-tiba saya mendapatkan ide yang sangat penting. Esoknya saya katakan kepadanya : “Terimakasih banyak. Saya telah memecahkan seluruh masalah saya.”

Ide utama saya untuk pemecahan masalah ini berkenaan dengan konsep waktu. Waktu tidak boleh didefinisikan a priori sebagai suatu realitas absolut. Waktu haruslah bergantung pada kecepatan sinyal. Masalah besar ini dapat diselesaikan dengan konsep baru tentang waktu.

Hanya dalam lima minggu saya dapat menyelesaikan prinsip relativitas khusus setelah penemuan tersebut. Saya juga tidak memiliki keraguan akan keabsahan prinsip ini dari sisi filosopis. Lagipula prinsip ini sesuai dengan prinsip Mach, paling tidak sebagian jika dibandingkan dengan kesuksesan teori relativitas umum. Inilah cara saya membangun teori relativitas khusus.

Langkah pertama menuju teori relativitas umum muncul dua tahun kemudian (1907) dengan cara yang berbeda.

Saya tidak terlalu puas dengan teori relativitas khusus karena prinsip relativitas hanya terbatas pada gerak relatif dengan kecepatan konstan namun tidak dapat diaplikasikan pada gerak secara umum. Pada tahun 1907 saya diminta oleh Johannes Stark untuk menulis ulasan tentang pelbagai hasil eksperimen dari teori relativitas khusus dalam laporan tahunannya Jahrbuch der Radioaktivitaet und Elektronik. Ketika diminta untuk menulis artikel ini saya sadar bahwa teori relativitas khusus dapat diterapkan pada semua fenomena alam kecuali gravitasi. Saya benar-benar ingin mencari jalan untuk menerapkan teori ini pada kasus gravitasi. Namun saya tidak dapat menyelesaikan hal ini dengan mudah. Satu hal yang membuat saya frustrasi adalah fakta bahwa meski teori relativitas khusus memberikan relasi yang sempurna antara kelembaman dan energi, sementara relasi antara kelembaman dan berat (inersia dan sistem gravitasi) tidak tersentuh sama sekali. Saya curiga bahwa masalah ini berada jauh di luar cakupan teori relativitas khusus.

Suatu hari saya sedang duduk di atas sebuah kursi di Kantor Paten Swiss di Bern. Inilah saatnya sebuah ide cemerlang melintas di benak saya. “Seseorang yang jatuh bebas tidak akan mengetahui berat badannya.” Ide sederhana ini memberi saya pemikiran yang mendalam. Emosi liar yang melanda saya saat itu mendorong saya ke arah teori gravitasi. Saya kembali berfikir, “Seseorang yang jatuh bebas memiliki percepatan.” Pengamatan yang dilakukan oleh orang ini sebenarnya dilakukan pada sistem yang dipercepat. Saya memutuskan untuk memperluas prinsip relativitas dengan memasukkan percepatan. Saya juga berharap, dengan menggeneralisasi teori ini saya akan sekaligus memecahkan masalah gravitasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa orang yang jatuh bebas tidak merasakan berat badannya akibat adanya medan gravitasi lain yang menghilangkan medan gravitasi bumi. Dengan kata lain, setiap benda yang dipercepat membutuhkan medan gravitasi baru.

Meski demikian saya tidak dapat memecahkan masalah ini secara utuh. Delapan tahun saya habiskan untuk menurunkan relasi yang nyata. Sebelum itu, saya hanya mendapatkan potongan-potongan dasar teori tersebut.

Ernst Mach juga mengklaim prinsip ekivalensi antar sistem-sistem yang dipercepat. Namun jelas hal ini tidak cocok dengan geometri biasa. Hal ini disebabkan karena jika sistem-sitem semacam ini diizinkan, maka geometri Euclidean tidak berlaku di setiap sistem. Menjelaskan hukum fisika tanpa geometri sama saja dengan menjelaskan suatu pemikiran tanpa kata-kata. Kita harus mempersiapkan kata-kata tersebut sebelum kita dapat menjelaskan pemikiran kita. Jadi, apa yang harus saya letakkan sebagai landasan teori saya?

Masalah ini tetap tak terselesaikan hingga tahun 1912. Pada tahun itu saya menyadari bahwa teori permukaan Karl Friedrich Gauss dapat menjadi dasar yang baik untuk memecahkan misteri di atas. Bagi saya, koordinat permukaan Gauss merupakan peralatan yang sangat penting. Namun saya tidak mengetahui bahwa George Riemann sebelumnya telah mengembangkan dasar-dasar geometri yang sangat mendalam. Saya hanya ingat teori Gauss yang saya dapat dalam kuliah dari seorang dosen matematika bernama Carl Friedrich Geiser ketika saya masih mahasiswa. Jadi saya semakin yakin bahwa sifat-sifat dasar dari geometri haruslah memiliki arti fisis.

Sekembalinya saya ke Zurich dari Praha saya menemui teman dekat saya, seorang ahli matematika, Marcel Grossmann. Ia membantu saya mencarikan referensi-referensi matematika yang agak asing bagi saya ketika saya masih di kantor paten Swiss di Bern. Inilah untuk pertamakali saya belajar darinya hasil karya Curbastro Ricci serta makalah-makalah Riemann. Saya tanyakan kepadanya apakah masalah saya dapat diselesaikan dengan teori Riemann, yaitu apakah invarian dari elemen garis cukup untuk menentukan seluruh koefisien yang saya cari. Selanjutnya, saya berkolaborasi dengannya dalam menulis sebuah makalah pada tahun 1913, meski persamaan gravitasi yang sesungguhnya belum dapat diturunkan saat itu. Penyelidikan lebih lanjut dengan menggunakan teori Riemann, sayangnya, menghasilkan banyak kesimpulan yang bertentangan dengan harapan saya.

Dua tahun berikutnya berlalu saat saya masih memutar otak untuk memecahkan masalah ini. Pada akhirnya saya menemukan satu kesalahan pada perhitungan saya sebelumnya. Saya kembali mencoba menurunkan persamaan gravitasi yang benar berdasarkan teori invarian. Setelah dua minggu bekerja, jawaban akhir muncul di depan saya.

Setelah tahun 1915 saya mulai mengerjakan problem kosmologi. Riset yang saya lakukan menyangkut geometri dan waktu jagad raya. Riset ini didasarkan pada pembahasan syarat batas teori relativitas umum dan argumen kelembaman Mach. Meski saya tidak mengetahui sejauh mana dampak ide Mach pada substansi relativitas umum dari kelembaman, saya yakin bahwa pemikiran besar ini merupakan filosopi dasar saya.

Mula-mula saya mencoba membuat syarat batas persamaan gravitasi menjadi invarian. Belakangan saya bahkan dapat menghilangkan batasan ini dengan asumsi bahwa jagad raya bersifat tertutup. Dengan demikian saya berhasil memecahkan masalah kosmologi. Sebagai hasilnya diperoleh bahwa kelembaman muncul sebagai satu sifat relatif di antara materi dan haruslah lenyap jika tidak ada benda lain yang berinteraksi dengannya. Saya yakin jika sifat penting ini membuat teori relativitas umum memuaskan kita bahkan dalam pandangan epistemologi sekalipun.

Dengan ini saya ingin mengakhiri cerita singkat saya tentang bagaimana saya membangun teori relativitas. Terimakasih banyak.

Sumber : Kompas (26 Mei 2005)


Awal postingan ini := Sikap Islam terhadap Albert Einstein

Bersambung…
1. Cerita si “Bleki”…
2. Teori pendukung 2
3. Kaum muslim, jangan pernah mau kembali ke jaman “KEBO”-dohan.
4. Hayoo… latihan := Koper … opo…. Kompor “HANSIP” 😛

42 Responses to “Albert Einstein”

  1. Ayruel chana said

    hanifa….yth
    Menjelang ajalnya einstein tiba,infonya(gosip)dia masuk islam,atau setidaknya dia mempercayai Alqur’an.makanya Einstein dibunuh.Tolong berikan saya info/sumber tentang islamnya Einstein.Atau itu cerita bohong?

    tolong beritahu saya ya hanifaa…
    Terimakasih sebelumnya & Wassalam

    @
    Terus terang gosip dia masuk islam saya belum mendapat info yang cukup akurat… 😀
    Tapi disamping menelorkan teori relativitas beliau juga menambahkan kira-kira lmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu adalah buta. , secara explisit menyatakan landasan teorinya dari Al Kitab… mungkin Al Qur’an.

    Wassalam, Haniifa

    • kayaknya Einstein ga dibunuh deh
      bukankah dalam agama Yahudi, menyumbang organ tubuh adalah haram. Juga di agama Yahudi tidak ada pembakaran mayat.

      saya dapat info dari Prof DR Hans von Aiberg, kalo einstein dijemput ke masa depan. Chana bisa searching di mbah google tentang Hans von Aiberg

  2. saya jugA KAgum dengan einstein, bagaimana pemikirannya dapat memahami abstraksi matematika tingkat tinggi dalam relativitas umum. Mempelajarinya butuh banyak waktu, padahal paper beliau hanya 2 halaman lebih. Apalagi kalau gak ngerti ama simbol2nya. Menarik sekali.

    @
    Terima kasih atas kunjungannya, mas Daeng patah

    Sebelum memahami abstraksi matematika terhadap teori relativitas umum, ada baiknya kita pahami dulu filosopinya:
    Science without religion is lame, religion without science is blind.
    Albert Einstein, “Science, Philosophy and Religion: a Symposium”, 1941
    US (German-born) physicist (1879 – 1955)

    Allah berfirman dalam surah An Nuur ayat 45:

    Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS 24:45)

    ———————–
    di atas perutnya (berjalan tapi tidak berkaki) = 2^0
    dua kaki (berjalan dan berkaki 2) = 2^1
    empat kaki (berjalan dan berkaki 4) = 2^2
    apa yang dikendaki-Nya = 2^n
    Note: Tanda ^ adalah “pangkat”

    Makalah yang dibaca oleh Einstein ….
    Pada tahun 1895 saya membaca makalah Hendrik Lorentz yang mengklaim bahwa ia dapat memecahkan problem elektrodinamika seutuhnya melalui pendekatan pertama, yaitu suatu pendekatan dimana pangkat dua atau lebih dari rasio antara kecepatan benda dan kecepatan cahaya diabaikan.
    ———————–
    Sama bukan…??!! 😀

    Wassalam, Haniifa.

  3. Ayruel chana said

    Daeng……….terimakasih…….sangat bermanfaat…..
    karena saya yakin …pasti alqur’an punya dalil akan itu

    @
    Betul mas Ayruel, Nabi Muhammad s.a.w adalah rahmatan lil alamin, yach sudah semestinya kita sebagai pengikut sunnah rasul mengikuti apa yang dicontohkan…. including share ilmu Al Qur’an. 😀
  4. Ayruel chana said

    Hanifa,agor,daeng dllnya…

    Kapan nih kita bisa punya situs ..yang bisa menjawab pertayaan2 orang nasrani yang kebanyakan sangat melecehkan Islam?Saya coba Membaca sedikit….rupanya kebanyakan nasrani itu mengejek Islam karena tidak tahunya mereka akan Islam……

    Saya sangat menunggu dari agor,hanifa atau yang lainnya.karena dari materi yang diberikan di blog2,sangat berguna sekali bagi mereka untuk memahami Islam..

    Saya tunggu & wassalam

    @
    Banyak site-site yang islami
    Berita tentang islam : http://www.eramuslim.com/
    Bantahan tentang islam : http://dhymas.wordpress.com/

    Wasalam, Haniifa.

  5. Herianto said

    Mas Hanifa saya suka info2 masalah filosifi science seperti ini, thanks dan dah saya copy paste buat arsip … 🙂

    @
    Waduuhhh… saya sungguh tersajung atas kesediaan mas Her mendokumentasikannya.
    Mudah-mudahan menjadi “triger” buat kita khususnya, dan buat kaum muslim umumnya untuk menguak filosofis-filosofis science yang tidak belum terpecahkan dalam Al Qur’an.
    Trim’s sekali yach… 😀
  6. Adalah, tentu saja, sebuah kebohongan apa yang anda baca mengenai keyakinan agama saya, sebuah kebohongan yang diulang2 secara sistematis. Saya tidak percaya pada satu Tuhan dan saya tidak pernah menolak ini namun menunjukkannya dengan jelas. Bila sesuatu di dalam diri saya yang bisa disebut religius adalah kekaguman saya atas struktur dunia sejauh yang telah sains ungkapkan.

    – Albert Einstein, letter to an atheist (1954), quoted in Albert Einstein: The Human Side, edited by Helen Dukas & Banesh Hoffman

    24:45 jelas menunjukkan bahwa yang dimaksud allah adalah hewan, bukan benda tak hidup atau cahaya atau manusia. Kecuali anda menerima gagasan bahwa manusia adalah hewan.

    Darimana saudara hanifa mengambil kesimpulan bahwa 0,2 dan 4 yang dimaksud adalah pangkat? Kenapa 0 digabung dengan 2 dan 4, sementara jelas dari makalah lorenz ditunjukkan bahwa pangkat 0 tidak dapat di abaikan, sementara 2 dan 4 dapat di abaikan?

    Mana yang lebih anda pilih, sains mengabsahkan kitab suci (yang artinya kitab suci dapat salah), atau kitab suci yang mengabsahkan sains (sains dapat salah). Bila pilihan saudara hanifa adalah yang terakhir, tidaklah pantas menginterpretasikan ayat dalam kitab suci berdasarkan sains, karena kita tidak pasti, suatu saat bisa jadi Lorenz salah. Saya rasa hal ini pernah diperingatkan oleh Abdus Salam, sang peraih nobel fisika itu.

    @mas Daeng Fattah
    Soal pilihan ??! Posisi saya tidak untuk memilih, tetapi berusaha untuk mamahami apa yang saya yakini, kalau mas Daeng memilih, itu hak mas sendiri…
    Kalau pemahaman saya tidak kurang jelas menurut mas Daeng, yach… saya mohon maaf itulah keterbatasan saya sebagai hamba Allah Yang Maha Berilmu.
    Soal referensi yang mas berikan ??! Bagaimana mungkin saya akan mempercayai pada orang, yang masih kebingungan dalam pemilihan keyakinan beragama antara “Atheis” dan “Polytheis”
    Perlu mas Daeng ketahui, saya berusaha jujur memaparkan pengetahuan yang sedikit ini dengan tampa memandang latar belakang agama yang dianut.

    #Haniifa

    • limbas said

      saya setuju dengan daeng diatas.
      2^0, 2^2..2^4..dst kenapa langsung ditarik dan dipaksakan cocok ke ayat tsb?
      justru ayat tsb lebih menjelaskan tentang hewan melata, mamalia, bertelur dll yang juga bisa dikembangkan dalam ilmu biologi.

      tidak bisa dikatakan terilham/terinspirasi dari ayat 24:45 tsb.
      mengapa tidak bisa melahirkan sains/teori baru setelah mengkaji AlQuran.
      mengapa setelah lahir sains/teori, lalu banyak yang mengaku-aku bahwa teori tsb berasal dari AlQuran.
      wassalam.
      Limbas

      • haniifa said

        @Saudara Limbas
        Mana lebih lebih dulu, teori PARUH WAKTU CARBON atau Al Qur’an. ?!

        Ingatkah penentukan usia suatu fosil BINATANG ?!

        Soal sepakat dengan @Mas Daeng, Insya Allah ada juga yang sepakat dengan saya khan. 😀

        Wassalam, Haniifa.

  7. daengfattah said

    So anda give up saya rasa tentang pilihan tersebut.
    Einstein adalah seorang deist.
    Saya juga tidak melihat tendensi anda untuk mengetengahkan latar belakang einstein sebagai deist. Tapi saudara menggunakan penemuannya untuk mengabsahkan keyakinan saudara.

    @mas Daeng Fattah
    Postingan diambil dari tulisan “Terry Mart (Fisika UI)“, keluhan mas Insya Allah akan saya sampaikan pada penulisnya.
  8. Assalamu alaikum wr wb

    aku berjalan di sebuah gang.tiba2 kakiku tersandung batu..
    Sehebat2nya aku mengkontrol kehidupanku,baik itu pekerjaan,tingkah laku,bahkan aku bisa juga sedikit2 untuk otak-atik computer hingga hang.Tapi…batu yang segede kepalan tangan saja tak terkendalikan olehku,hingga membuat jari kakiku berdarah.pernah juga saat aku udah punya motor(merk yamaha),roda depan motorku hanya melindas batu kerikil yang jumlahnya sedikit.akan tetapi kerikil yang kecil mampu mengalahkan aku hingga aku berguling2 diatas(ditengah)aspal.padahal aku sudah menghindari jalan bertanah yang becek supaya saya tidak jatuh dari motor saya.Apakah ini hanya kebetulan saja?Padahal saya sedang dalam kondisi sehat wal afiat,dan baru berjalan sekitar 1 menit.selama 2 tahun saya mengendarai motor,belum pernah saya jatuh dari motor saya.tapi kerikil kecil itu tak tahu apa2,apakah kesalahan saya?Kesalahan saya cuma 1.saya ingkar padamu YA ALLAH,saya telah berjalan dimuka bumi dengan sombongnya.hingga kau ingatkan aku padaMU dengan batu kerikil yang kecil.kalau ENGKAU azab aku,tak mustahil bagimu untuk membuat patah tulang2ku atau mati menggenaskan dengan lalu lalangnya mobil berkecepatan tinggi di jalan itu.
    Sekian (hanya untuk renungan)
    Wassalam

    Wa’alaikum Salam Wr. Wb, @Mas Ayruel
    Seperti memberikan rizkiNya, begitu jua cara Allah menyampaikan peringatanNya selalu tidak terduga oleh hambaNya.

    Wassalam, Haniifa

  9. Ohayoo gozaimass

    @mas Daeng
    … 😉
  10. Daeng
    Emangnya ada faham atheis kayak gitu
    (Kasihan dech loe)

    @mas Ayruel
    Disisi lain saya juga menyangkan kejeniusan beliau… 😦
  11. Abudaniel said

    Salam,
    Kekagumana Daeng yang dianggap “regelius” adalah “sekadar” terhadap apa yang telah dapat diungkapkan sains.
    Menurut pemahaman Daeng, berdasarkan referensi yang dia ambil dari The Human Side, Allah adalah “Hewan”. Bukan benda tak hidup (sebagaimana anggapan “agama” para yang menyembah batu, kayu, gunung, laut dan sebagainya), cahaya (sebagaimana anggapan “agama” para penyembah apai, matahari, bulan dan sebagainya), atau “manusia” – termasuk manusia yang sudah mati (sebagaimana “agama” para penyembah Isa, Uzair, Kong Hu Chu dan sebagainya).
    Cuma sayangnya beliau tidak menerangkan “hewan” yang seperti apa yang dianggap dan dimaksudkan dengan “Allah”?. Hewan berkaki empat, atau dua, atau banyak atau tidak berkaki. Atau hewan jenis mamalia, jenis unggas, reptilia, tau apa. Apakah hewan daratan, udara, air/alut atau hewan amphibia.
    Kembali kepada kekaguman “regilius”, bahwa semua masaalah yang telah diungkapkan sains, adalah terjadi tanpa campur tangan Tuhan ( terlepas apapun nama yang dilekatkan kepadaNya). Dengan kata lain semua terjadi dengan begitu saja alias “kebetulan” (untuk benda mati, seperti gunung, laut, dan semua benda dijagat raya). Sedangkan untuk benda hidup, seperti hewan, tumbuh-tumbuhan dan manusia (mungkin termasuk juga Jin, kalau beliau percaya dengan adanya Jin dan Iblis )terjadi karena proses evolusi (sebagaimana pendapat Darwin). Cuma “anehnya” kebetulan itu kok berhenti. Tidak ada kebetulan-kebetulan lainnya lagi yang terjadi, sejauh yang saya tahu. Kalau penemuan-penemuan baru memang ada. Penemuan ini juga terbatas kepada penemuan barang yang sudah ada. Bukan barang yang “kebetulan” atau tiba-tiba ada.
    Juga dalam hal evolusi. Sampai saat ini belum pernah ditemukan monyet besar berevolusi menjadi “manusia” baru. Apakah evolusi sudah berhenti?. Kok bisa?. Seharusnya, yang namanya evolusi tidak akan pernah berhenti. Kembali pada awal evolusi. Apakah pada waktu entah berapa milyaran tahun lau, atau mungkin juga hanya beberapa ratus atau puluh ribuan tahun dahulu, tiba-tiba muncul, entah dari mana, makhluk pertama dari masing species sebagai pemicu awal evolusi?. Atau mungkin entah kapan, tiba-tiba muncul saja satu sel tunggal, yang membelah diri menjadi bermacam-macam makhluk hidup, baik itu tumbuhan maupun hewan yang kemudian menjadi punca atau awal dari evolusi. Pertanyaannya, apakah akal atau logika mau menerima kemunculan yang tiba-tiba ini?. Bukankah akal dan logika, menurut pengagung akal, hanya mau menerima hal-hal yang mau masuk akal saja?. Hal-hal yang bisa dinalar dengan akal?. Apakah akal mau menerima,lapangan bola yang tadinya hanya berupa tanah dan pasir tiba-tiba berubah menjadi lapangan rumput yang hijau dan subur?. Apakah akal mau menerima, gurun pasir yang tandus, tiba-tiba, tanpa usaha penanaman, berobah sekelip mata menjadi hutan yang lebat?. Apakah akal saudara Daeng bisa menerima, ketika saudara lagi asyik nonton TV tiba-tiba, entah dari mana, muncul didepan anda sebuah kursi?.
    Anehnya lagi, apakah dalam evolusi pembelahan sel-sel tersebut bisa memilih-milih untuk jadi manusia, jadi kambing, jadi pohon rambutan, jadi monyet, jadi ikan dan sebagainya?. Kalau dikatakan, bahwa itu tergantung dari “cetak biru” atau DNA, atau apa sajalah namanya dalam istilah sains, yang ada dalam sel. Pertanyaannya, dari manakah sel tersebut memperolehinya?. Apakah secara kebetulan atau dengan tiba-tiba?.
    Yang simpel saja dalam kehidupan kita. Apakah secara kebetulan saja, saudara Daeng lahir sebagai ujud Daeng, kenapa ketika pembuahan sel, tidak menjadi yang lain. Termasuk saya. Termasuk juga Haniifa. Apakah secara kebetulan juga anda, saya dan Haniifa dilahirkan oleh ibu yang berbeda dari bapak yang berbeda pula.
    Bagi kami, para penganut agama dan percaya kepada campur tangan Tuhan ( terlepas agama apapun dia dan nama apapun yang dilekatkan kepada Tuhan), hal ini tidak terlalu ribet. Tuhan berbuat apa yang DIA mau, dan Tuhan mengatur apa yang DIA mau.
    Tapi kalau orang yang tidak percaya dengan campur tangan Tuhan, maka dia harus membuktikan semua “kebetulan-kebetulan” dan “ketiba-tibaan” ini. Sanggupkah?.
    Salam,

    @
    😉 😀
  12. Guntur said

    Mohon kirim artikel atau buku elektronik yang banyak dari beberapa referen tentang “Keajaiban Alam Raya (Ilmu ALam/ Fisika) sesuai Al Quran”

  13. Rohedi said

    Assalamu’alaikum mas Haniifa..

    >@mas Daeng Fattah
    >Postingan diambil dari tulisan “Terry >Mart (Fisika UI)“, keluhan mas Insya >Allah akan saya sampaikan pada >penulisnya.

    DR.Terry Mart?

    Wah kalau ada yang bisa kontak beliau, mohon ditanyakan apakah semasa hudupnya Pak Einstein tahu cara memecahkan Persamaan Diferential Ricatti

    dy/dt=p(t)*y^2 + q(t)*y + r(t)

    yang sejatinya jauh lebih bermanfaat buat kemaslahatan umat ketimbang Teori Relativitasnya.

    Salam…

    AF(A)

  14. haniifa said

    @Mas Daeng Fatah
    Alhamdulillah…

    @mas Daeng Fattah
    >Postingan diambil dari tulisan “Terry >Mart (Fisika UI)“, keluhan mas Insya >Allah akan saya sampaikan pada penulisnya.

    Jika ingin berwacana artikel diatas sekarang ada @Mas Rohedi, beliau adalah jebolan : Program Studi Opto Elektro Teknika dan Aplikasi Laser Universitas Idonesia, Jakarta (1994-1996), yang sekarang telah bernaung di bawah FT-UI Jakarta. dari Universitas Indonesia.

    dan atau ke…Sumber : Kompas (26 Mei 2005)
    ____________________

    Wa’alaikum Salam, @Mas Rohedi
    Terima kasih @mas, mudah-mudahan bisa menyampaikan keluhan @mas Daeng Fattah dan bisa berdiskusi secara langsung dengan beliau.

    Wassalam, Haniifa.

  15. Rohedi said

    Mas Haniifa,

    Sebenarnya banyak hal yang bisa kita diskusikan mengenai sosok The Person for 20st Century itu, siapa lagi kalau bukan Pak Einstein si Empu mcc.

    Apalagi ada nama Dr.Terry Mart yang konon kabarnya merupakan salah satu Ahli Fisika Teori Indonesia, yang salah lainnya adalah Agus Purwanto,D.Sc si empu AAS (Ayat Ayat Semesta). Nama yang sebut terakhir adalah teman se Instansi saya yakni Jurusan Fisika FMIPA-ITS Surabaya.

    Hehehehe..berarti telah ada huruf keramat yang sebut-sebuit mas Hanifa.
    Apa itu mas? ya…

    AF(A) – mcc – AAS

    Seru kan…AF(A) dan mcc murni sains manusia, sedangkan untuk 3 huruf yang terakhir silahkan tanyakan pada Ustadz Agus Mustofa yang dinobatkan dengan empu buku kontroversial itu. Sehigga bahasan kita fokuskan pada kiprah

    AF(A) vs mcc

    di percaturan sains mendatang. Sebagai Physicsist, ada yang perlu saya luruskan mengenai kiprah Pak Einstein yang selama ini tidak banyak diketahui khalayak. Tapi maaf bukan lah kebingungan Pak Einstein saya saya tugasi untuk membuktikan akar 4 sama dengan -2 seperti yang di banner http://rohedi.com itu lho ya. Karena kalau yang bukti-buktiin itu Insyaallah hanya saya yang bisa melakukannya. Hehehehe….

    Ini pengantar dari saya…

    Oh ya Daeng Fatah, siapa itu mas Haniifa?

    Wassalam,
    Rohedi.

  16. Rohedi said

    Mas Haniifa and all

    Ini salah satu CV saya menurut
    http://www.mail-archive.com/asosiasi-warnet@yahoogroups.com/msg38297.html
    %%%%%%%%%%%%%%%%%%%

    Maaf OOT,
    InMyHumbleOpinion…

    Anti Einstein sudah lama mengemuka di dunia ini. Ada yg menamakan anti-Einstein, anti-relativity, dll.

    Einstein sendiri semasa hidupnya pernah mengemukakan, bahwa dirinya
    hanyalah assembler, bukan creator.
    Jadi sebagian apa yang dikemukan oleh Sdr. Rohedi di website nya untuk
    “menyerang dan menjelek-jelekkan Einstein”, secara garis besar sebenarnya sudah lama diakui oleh Einstein sendiri.

    (Maaf tidak bermaksud SARA), ini hanya kutipan dari berbagai berbagai
    jurnal ilmiah yang ada:

    Kebanyakan dari serangan terhadap teori yg dikemukan Einstein, adalah atas dasar sikap anti-semit, atau anti-Yahudi, mengingat Einstein adalah seorang Jerman keturunan Yahudi.

    Saya seorang muslim, tapi saya menghargai karya ilmiah seseorang terlepas dari SARA. (Sebab Islam berasal dari kata Salama yang artinya keselamatan, kedamaian, keramah-tamahan, keteduhan, yang mencerminkan sikap bersahabat dan rendah
    hati. )

    Apa yang bagus kita serap, apa yang tidak bagus kita buang, tanpa menghina, tanpa merendahkan, apalagi menyerang tanpa bekal keilmuan yang mencukupi.

    Terlepas dari itu, Einstein adalah seorang genius dengan IQ sekitar 160-168 poin. (Rata2 manusia di dunia hanya ber-IQ 100poin). Karya nya antara lain, membuat AS berhasil memproduksi bom atom / kemudian
    nuklir yang pertama, yang menggetarkan dunia dengan kehancuran Nagasaki dan Hiroshima saat PD II.
    (Negara2 lain juga mengembangkan bom atom, tapi AS yang pertama
    mewujudkannya).

    Bagaimanapun, kita harus bangga jika ada anak bangsa yang “berani
    bersuara” dan berkarya. Saya mendukung sdr. Rohedi, untuk bukan hanya mempublikasikan karyanya di
    forum dalam negeri saja. (Seperti selama ini dilakukannya).

    Tetapi juga berani masuk ke jurnal2 ilmiah internasional bergengsi,
    khususnya di bidang fisika.

    Rohedi, sebagai ilmuwan lulusan dalam negeri ITS dan UI, perlu mencontoh
    para senior nya.

    Banyak dosen2 pengajar di UI dan ITS, para doktor dan professor lulusan
    Jepang, Jerman, AS, dsb. yang sudah lama mempublikasikan karyanya di
    jurnal2 ilmiah internasional bergengsi. Serta berkarya di kancah
    internasional.

    Semoga bukan sekedar karya2 lokal, seperti yang selama ini dikemukakan oleh sdr. Rohedi di website nya, (maaf) dengan topik2 yang sudah dikenal oleh mahasiswa S1 Fisika/Matematika pada umumnya.
    Saya menunggu karya ilmiah yang hebat dari sdr. Rohedi, untuk bisa dimuat
    di jurnal2 ilmiah internasional bergengsi.

    Satu lagi, semoga kerendahan hati menyertai sdr. Rohedi, (dimana sikap
    rendah hati sampai saat ini, secara subyektif belum saya lihat menyertai
    beliau. Maaf jika saya salah.)
    Laksana ilmu padi, semakin merunduk semakin berisi.

    Doa dari saya untuk sdr. Rohedi, semoga beliau sukses mengharumkan nama
    bangsa dan negara kita, Indonesia.
    Saya pasti akan sangat bangga jika beliau berhasil menjadi ilmuwan berkelas internasional yang rendah hati.

    CorrectMeIfIamWrong.
    Wassalam.

  17. Rohedi said

    Sedangkan yang berikut adalah CV yang berkait dengan Promo salah satu Rohedi.com yang akan di lego seharga 100T rupiah. Saya membutuhkan dana segar guna menunaikan salah satu proyek yang direkom bosnya web info skripsi yang di link ini mas Haniifa

    http://www.infoskripsi.com/Research-News/Proyek-Pengentasan-Kemiskinan-dengan-Menggunakan-Formula-Analitik.html
    %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

    Tunjukkan Bhaktimu Pada Bangsa dan Negara Wahai Para Kader Partai.

    Kali ini komentar saya bersifat spesial, karena menyangkut masa depan sekian ratus juta jiwa Penduduk Negeri Indonesia.

    Saya tidak akan mengomentari intrik-intrik politik pentolan PKS dan Parpol lainnya, yang dari kacamata masyarakat awam saja sudah sangatlah terang benderang kalau sepak terjang mereka ujung-ujungnya hanya saling menebar propaganda guna berebut BALON (baca: bakal calon) pemilih PEMILU 2009 mendatang. Namun hal itu sah-sah saja, karena UU PEMILU memang memungkinkan untuk maksud itu.

    Kali ini saya memposisikan diri sebagai salah satu wakil BALON pemilih, yang walaupun kecewa terhadap jargon dan janji-janji kosong hampir seluruh kader Parpol peserta Pemilu sebelum-sebelumnya, namun saya masih peduli untuk memberi masukan kepada mereka, demi kebaikan kita bersama ke depan. Tetapi sekali lagi saya tekankan, bahwa Rohedi LAboratory yang saya ketuai sama sekali tidak berafiliasi dan atau diakseskan kepada salah satu PARPOL termasuk PKS (bahkan Partai Independen sekalipun), mengingat komentar ini diposting pada thread yang mempersoalkan iklan PKS.

    Sebaliknya pada sesi komentar ini saya lontarkan CHALLENGE (baca: tantangan) BAGI KADER-KADER PARPOL apapun terutama yang berasal DARI KALANGAN AKADEMISI. Contain dari challenge tersebut hingga sekarang sedang diposting di salah satu website terpopuler di kalangan pelajar dan mahasiswa Indonesia yang tidak saya sebutkan namanya, walaupun untuk maksud posting ini pihak pengelola web tersebut telah memberikan ijin.

    Ini isi posting challenge tersebut.
    %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
    rohedi Says:
    December 8, 2008 at 10:17 pm

    Kawan2x semua yang saya cintai.
    Saya jadi kepikiran dengan posting saya tentang formula analitik polinomial orde n itu. Khawatir hanya dikira bualan saja. Karena itu kali ini saya postingkan salah satu contoh Aplikasi Formula Sakti itu dalam menghitung 120 buah akar polinomial Laguerre orde 120. Anda tahu polinomial Laguerre itu? Ia adalah solusi “Persamaan Diferensial khusus Laguerre” yang bentuknya silahkan anda search via google.

    Ini sekaligus A Challenge buat kalian semua. Kalian harus mengcreate terlebih dahulu bentuk polinomial orde 120 tersebut secara analitik untuk mendapatkan 121 buah koefisien pangkat berurut sebelum dimasukkan ke dalam Rohedi’s Formula itu. Akar-akar tersebut sangat diperlukan untuk menghitung integral takwajar dengan batas 0 s.d takhingga, yang aplikasinya sangat luas. Dua diantaranya diperlukan untuk designing Pesawat Terbang dan Kapal Laut, serta untuk mengoptimalkan Pembelanjaan Keuangan Negara.
    %%%%%%%%%%%%%%%%%%

    Searching the roots of Laguerre polynomial of 120 order.
    Created by Drs.Ali Yunus Rohedi,MT
    Rohedi LAboratory Surabaya
    Email : aliyunus@rohedi.com

    >> laguerreroots(120)
    rohedisroots =
    Columns 1 through 3
    0.01199837625 , 0.063220969295 , 0.155383485472
    Columns 4 through 6
    0.288522063460 , 0.462661866639 , 0.677833155992
    Columns 7 through 9
    0.934072827012 , 1.23142472545436 , 1.56993976333
    Columns 10 through 12
    1.94967599190 , 2.37069866639 , 2.83308031237
    Columns 13 through 15
    3.33690079718 , 3.8822474077 , 4.46921493545
    Columns 16 through 18
    5.09790576865 , 5.76842999291 , 6.48090549947
    Columns 19 through 21
    7.23545810219 , 8.03222166319 , 8.87133822756
    Columns 22 through 24
    9.75295816755 , 10.6772403364 , 11.6443522328
    Columns 25 through 27
    12.6544701750 , 13.7077794871 , 14.8044746963
    Columns 28 through 30
    15.9447597422 , 17.1288481990 , 18.3569635108
    Columns 31 through 33
    19.6293392412 , 20.9462193369 , 22.3078584076
    Columns 34 through 36
    23.7145220213 , 25.1664870173 , 26.6640418374
    Columns 37 through 39
    28.2074868756 , 29.7971348488 , 31.4333111888
    Columns 40 through 42
    33.1163544567 , 34.8466167818 , 36.6244643264
    Columns 43 through 45
    38.4502777774 , 40.3244528676 , 42.2474009279
    Columns 46 through 48
    44.21954947223 , 46.2413428185 , 48.3132427474
    Columns 49 through 51
    50.4357292011 , 52.6093010262 , 54.8344767632
    Columns 52 through 54
    57.1117954856 , 59.4418176937 , 61.8251262657
    Columns 55 through 57
    64.2623274721 , 66.7540520570 , 69.3009563933013
    Columns 58 through 60
    71.9037237156 , 74.5630654403 , 77.279722577346
    Columns 61 through 63
    80.0544672431 , 82.8881042840 , 85.7814730180
    Columns 64 through 66
    88.735449108 , 91.7509465781 , 94.828919983
    Columns 67 through 69
    97.9703667548 , 101.176329727 , 104.447899880
    Columns 70 through 72
    107.786219299 , 111.19248439 , 114.667949392
    Columns 73 through 75
    118.213930144 , 121.831808266 , 125.523035667
    Columns 76 through 78
    129.289139499 , 133.131727590 , 137.052494396
    Columns 79 through 81
    141.053227564 , 145.135815170 , 149.30225370
    Columns 82 through 84
    153.55465696 , 157.895265844 , 162.326459358
    Columns 85 through 87
    166.850766854 , 171.470881752991 , 176.18967695
    Columns 88 through 90
    181.010222244 , 185.935803938 190.969947244
    Columns 91 through 93
    196.116441718 , 201.37937041 , 206.763143426
    Columns 94 through 96
    212.272536589 , 217.912736487 , 223.689392951
    Columns 97 through 99
    229.608680738 , 235.677372427 , 241.902925156
    Columns 100 through 102
    248.293584619 , 254.858510745 , 261.607930947
    Columns 103 through 105
    268.553328793 , 275.707678808 , 283.085742140
    Columns 106 through 108
    290.704443867 , 298.583361641 , 306.745369267
    Columns 109 through 111
    315.217500685 , 324.032135617 , 333.228668780
    Columns 112 through 114
    342.855931752 , 352.975835720 , 363.669096392
    Columns 115 through 117
    375.044737412 , 387.257015557 , 400.538537634
    Columns 118 through 120
    415.274303676 , 432.205390729 , 453.253394273

    Nah, unjuk kebolehan Rohedi’s Formula itu saya persiapkan sebagai salah satu bekal debat Bakal Calon Presiden dengan Professor B.J Habibie, sekiranya beliau belum mangkat dan masih meminati Jabatan Presiden pada dua periode mendatang. Peluang kami fifty-fifty seperti yang saya paparkan pada alamat ini

    http://rohedi.com/component/option,com_maxcomment/task,viewcomment/id,27/lang,en/Itemid,99999999/limitstart,10/limit,10/

    kala menjawab peta kekuatan Rohedi vs Habibie yang ditanyakan Sdr.Antoni di web rohedi.com.

    Mudah mudahan kalian semua terinspirasi untuk mencari tahu bentuk formula itu.

    Salam Hangat,

    Drs.Ali Yunus Rohedi,MT.
    Staff Pengajar Pada Jurusan Fisika,FMIPA-ITS Surabaya
    %%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%

    He he he…Rakyat Indonesia akan semakin sadar kalau apapun yang bakal anda lakukan hanyalah janji-janji kosong. Mengapa? ya karena mereka yakin kalau kalian tidak bakal sanggup memposting algoritma bikinan anda sendiri untuk perhitungan ke 120 buah akar itu secara serentak.

    Namun apa PESAN RAKYAT yang saya wakili BUAT para KADER PARPOL YANG berlomba-lomba BEREBUT KURSI KEKUASAAN. “Tunjukkan dulu Dharma Bakti kalian terhadap Bangsamu Indonesia”, jangan seperti selama ini sok hebat berkelekar demi anak bangsa, tetapi setelah terpilih kalian serta merta meninggalkan rakyat karena sibuk mementingkan diri dan golongannya saja.

    Bye-bye…
    Rohedi.

    Sumber:
    http://www.penulislepas.com/v2/?p=1119

  18. haniifa said

    @Mas Rohedi
    Subhanallah…
    Sejujurnya saya sangat tertarik berdiskusi lebih jauh dengan @mas, namun mohon maaf… entah sampai kapan saya musti istirohat… 😀

    Ayruel Chana said
    March 12, 2009 at 5:17 pm –:click::

    Haniifa kemana aja..kok menghilang???

    _______________
    @Mas Ayruel Chana
    Kata @mas Dokter… belon bisa yang berat-berat dulu…

    Namun saya yakin, Insya Allah suatu saat akan datang juga pengunjung blog ini, yang bersedia melanjutkan perjuangan @Mas.

    Oh ya Daeng Fatah, siapa itu mas Haniifa?
    Silahkan @mas Rohedi buka diskusi saya dengan beliau :

    Mekah sebagai pusat bumi

    Wassalam, Haniifa.

  19. Rohedi said

    Baik mas Haniifa,

    Terakhir saya lengkapi wordpress mas Haniifa dengan CV saya yang satu ini

    http://www.homeforinsurance.com/redirect/rohedi/,

    Ya siapa tahu kelak haniifa.wordpress.com menjadi salah satu rujukan Matematika Modern versi ROHEDI LAbotatory.

    Selamat Beristirahat,

    Wassalam…

    AFA Rohedi.

  20. dedekusn said

    Adakah pengganti Einstein abad ini? sayakah? hik… 🙂

    ______________

    @Mas Dedekusn
    Sangat memungkinkan,… 😀

    Terima kasih atas kunjungannya, Haniifa.

  21. Imah said

    Assalam wr wb
    maaf mau tanya, apakah einstein penemu besarnya kecepatan cahaya? mohon bantuanya, tolong beserta penjelasan2nya ya atau reverensi bukunya malah lebih OK tuh.
    Trimakasih

    • haniifa said

      Wassalamu’alaikum, @Imah
      Einsten bukanlah penemu besaran cahaya tapi boleh juga disebut sebagai salah satu penggagas perhitungan rumus kecepatan cahaya yang “lebih akurat” dalam ruang vakum.
      Kecepatan Cahaya dihitung dari berbagai institusi:
      1. US National Bureau Standarts := 299792.4574 km/det
      2. The British National Physical Laboratory := 299792.4590 km/det
      3. MKS := 299792458 m/det
      Pada tahun 1896 Henri Becquerel menemukan fenomena radioaktivitas. Atom berat seperti Uranium memiliki sifat radioaktif, dan atom ini memancarkan energi berjumlah besar dalam bentuk radiasi.
      Mengapa bisa demikian? Tidak ada yang mengerti.
      Penemuan tersebut dilanjutkan oleh pasutri Pierre dan Marie Curie yang meneliti unsur Radium dengan 88 buah proton dan 138 neutron, ternyata ini cukup besar dan cenderung tidak stabil serta dapat berubah menjadi unsur lain. Dalam hal Radium, 2 buah proton dan 2 buah neutron dapat dilepaskan sehingga ia berubah menjadi Radon yang memiliki 86 proton dan 136 neutron. Gabungan 2 proton dan 2 neutron ini disebut dengan partikel Alfa, inilah radiasi yang perlahan-lahan membunuh Marie Curie.
      Enstein dengan piawai menggabungkan dan meneliti penemuan-penemuan sebelumnya dan beliau menemukan bahwa energi (E) dan massa (m) ternyata ekivalen dan dapat saling berubah melalui persamaan yang amat terkenal itu E = mc^2.
      ___________________
      Note:
      Saya pribadi lebih menyukai penemuan kecepatan Cahaya berdasarkan Al Qur’an, yang dengan cantiknya seorang sarjana Fisika Mesir bernama Dr. Masoer Hassab dengan dasar pemikiran dari firman Allah pada (QS 10:5), (QS 21:33) dan (QS 32:5)
      Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. (QS 32:5)

      Wassalam, Haniifa.

  22. […] mengemban tugas bolak-balik memberikan ilham, mencatat amal, mencabut ruh… dsb.  ?!” Jika kecepatan gerak Malaikat hanya sebatas perhitungan c², sebagaimana yang diteorikan oleh Albert […]

  23. Assalamu’alaikum,
    Bagi saya hitung menghitung memang agak rumit dan njelimet.
    Kalau kita perhatikan ayat tersebut (QS Assajadah [32]:5), tidak menunjukan berapa kecepatan sebenarnya dari Malaikat (yang membawa laporan segala urusan kepada Allah SWT).
    Ayat tersebut hanya menunjukkan perbandingan waktu tempuh antara dimensi waktu kita dengan dimensi waktu “diluar” kita. Karena dimensi waktu kita terikat dengan gerakan rotasi bumi mengelilingi sumbunya dan gerakan rotasi timbal balik antara bumi dan matahari atau bumi dan bulan. Sementara diluar itu.
    Contohnya, antara waktu di Bumi denan waktu di Jupiter, misalnya. Sudah sangat jauh selisih. Apa lagi kalau dibandingkan dengan waktu diluar Tata Surya kita, atau dengan waktu terjauh di Galaksi kita. Katakanlah waktu dan jarak tempuh bintang atau planet terluar dalam galaksi kita mengelilingi pusat galaksi. Belum lagi kalau kita bandingkan dengan galaksi-galaksi yang lebih besar lagi yang terletak ribuan, jutaan bahkan milyaran tahun chaya dari glaksi kita.
    Menurut saya ( ini yang saya tangkap ), ayat tersebut adalah menunjukan jauhnya letak “pos” terjauh, yang merupakan “pos” terdekat dengan Allah (?), yang dapat dicapai oleh para malaikat dalam menyampaikan laporannya kepada Allah. Bukan tempat dimana Allah berada. Dan tidak pula menunjukkan kecepatan “terbang” malaikat pembawa urusan. Karena kalaulah kita asumsikan kecepatan terbang malaikat sama dengan kecepatan cahaya, maka jarak tempuh yang dilakukan malaikat atau jarak pos terjauh yang dicapai malaikat “hanya” berjarak +/- 6 quadrilliun km. Ini bukan merupakan tempat terjauh ( Final frontier )dijagat raya. Apakah benar kecepatan malaikat hanya sebatas kecepatan cahaya?. Kalau diayat yang lain menyatakan 50.000 tahun=1 hari, maka akan kita dapatkan jarak tempuh sejauh +/- 315.000 quadrilliun km (kalau kecepatnya sama dengan kecepatan cahaya). Ini juga bukan jarak yang terjauh di jagat raya kita. Karena jarak terjauh yang diperkirakan manusia adalah sekitar 13 milliyar tahun cahaya atau sekitar 81.000.000.000.000.000.000.000 km (susah nyebutnya). Sementara, katakanlah pos terdekat dengan Allah yang bisa dicapai malaikat, kecuali malaikat pemikul Arasy, adalah Shiddhratul Muntaha (tempat dimana Rasulullah terakhir ditemani Jibril ketika Mi’raj atau batas terakhir yang bisa dicapai Jibril dan merupakan tempat yang terdekat bagi malaikat Jibril untuk menghadap Allah). Yang jelas, tempat ini haruslah berada diluar batas akhir jagat raya. Pastilah lebih jauh dari 81 juta quadrilliun km. Untuk mencapai ujung jagat saja, maka setidaknya kecepatan malaikat haruslah paling kurang 410.000.000.000.000.000 kali kecepatan cahaya (untuk jarak tempuh 50000 tahun kita ) atau 21.000.000.000.000.000 kali kecepat cahaya (untuk jarak tempuh 1000 tahun kita). Kecepatan yang sulit dibayangkan oleh otak manusia yang hanya sebesar tempurung kepala. Jauh dari yang pernah dikhayalkan oleh pembuat film Star-Trek yang hanya bisa mengkhayalkan kecepatan USS Enterprise Serie D dengan kecepatan maksimum 9.9999 warp atau lebih kurang 100.000 kecepatan cahaya yang memerlukan 10 tahun waktu tempuh untuk mencapai bintang yang “hanya” berjarak 2.000.000 tahun cahaya dari bumi. Kalau kecepatan malaikat “hanya” secepat cahaya, maka untuk melewati ujung jagat saja mereka memerlukan waktu 13 milyar tahun. Urusan yang akan dilaporkan akan jadi kedaluarsa. Sebagaimana kita melihat cahaya bintang yang berjarak 1000 tahun cahaya dari kita. Yang kita lihat adalah cahaya bintang 1000 tahun yang lalu. Bukan cahayanya saat kita menengadah ke langit ( bukan cahaya real time ). Jadi sekali lagi, Surat Assajdah ayat 5 tidak menerangkan kecepatan tempuh malaikat, tetapi hanya mengidikasikan jarak tempuh relative malaikat ketempat terjauh (tempat terdekat dengan Allah yang diizinkan kepada malaikat) yang bisa dicapai olehnya dalam membawa laporan kepada Allah. Dengan kecepatan sekian, bisa ditempuh dalam 1000 tahun kita (atau satu hari pada dimensi waktu tertentu)atau kalau kecepatan tempuhnya berobah atau melalui dimensi waktu yang lain, waktunya tetap satu hari bagi mereka, tetapi perbandingannya 50000 tahun kita. Sejauh mana tempat tersebut, tergantung kepada secepat mana kecepatan tempuh malaikat. All these distances are beyond our mind. No one knows or not yet known. Kecepatan malaikat?. Sampai detik ini belum ada yang mengetahui secepat mana mereka. Memang ada hal-hal yang diluar jangkauan pikiran manuasia yang merupakan rahasia Allah semata. Tidak semua ayat Al-Quran bisa kita jabarkan dengan pengetahuan dan akal kita. Kita hanya bisa sami’na wa atho’na. Maha Besar Allah dengan segala ciptaanNya.
    Wassalam

    • haniifa said

      Wa’alaikum Salam, @Raja Ahmad Ismail
      Subhanallah…
      Mencerahkan sekali, Insya Allah akan saya compose lalu di publish @mas… kalau nggak keberatan.
      Sambung do’a,
      Semoga @mas dan keluarga dalam keadaan sehat wa’afiat serta senantiasa diberikan taufik dan hidayah dari Allah subhanahu wa ta’ala. Amin.

      Wassalam, Haniifa.

  24. […] “NUN” 2afwan auliyar on Logika 0/0=1 atau 1=0/0 (…Raja Ahmad Ismail on Albert EinsteinAyruel Chana on Logika 0/0=1 atau 1=0/0 (…Fietria on Logika 0/0=1 atau 1=0/0Piz on […]

  25. elzach said

    merugilah orang atheisme,
    karena dia tidak akan melihat lebih jauh pengetahuan dari sekedar katak dalam tempurung bumi ini.
    dalam usia yang tak lebih dari 100 tahun ini.
    dan harus menghadapi siksaNya pula untuk selamanya.

    merugilah orang musryk,
    tertolak iman dan amalnya karena menyembah mahluk, yang tak akan dapat menolongnya dari azab neraka yang kekal.

    Segelas air tidak mungkin ada jika tidak ada yang menuangkannya, apalagi triluyun trilyun.. ton material alam semesta ini.
    jika manusia yang berakal saja, masih bisa tabrakan di jalan, bagaimana mungkin benda tak berakal semacam Bumi~ Planit~ Matahari dan Benda-benda langit yang jauh lebih besar dari itu dapat harmonis bergerak di manzilah masing-masing sedemikian hingga kita dapat menghitung waktu detik-demi detik bahkan kalender sepanjang tahun.
    padahal sedetik saja melenceng dengan kecepatan bumi setinggi itu, pasti akan remuk berkeping-keping saat terbentur dengan bulan, asteroid, atau terbenam di dalam api matahari.
    Belum lagi adanya kehidupan yang dihidupkan dari bumi yang mati ini, dan itu masih belum apa-apa; kalau memelihara ikan di aquarium saja sedemikian ribet, apalagi memelihara dan memberi rizqi (siklus makan, siklus air minum, siklus udara, segala kelengkapan hidup baik yang menempel di tubuh maupun di lingkungan tempat hidup) semua mahluk di bumi ini mulai dari sekecil virus, setolol manusia, hingga segedhe gajah.
    Dan jika ada lebih dari satu Tuhan, pasti masing-masing tuhan akan saling menghancurkan untuk saling mengklaim sebagi tuhan sejati, dan bumi yang indah ini tak akan sempat tercipta walau sedetikpun, karena ketika satu tuhan sedang mencipta bumi maka yang lain akan menghancurkannya.

    Inilah kita, hidup di bumi yang terpelihara setiap detik dengan kasih sayangNya, tapi jangan coba-coba mencicipi karyaNya yang lain, yaitu Neraka abadi yang dijanjikannya bagi orang-orang tidak beriman.
    Jangan pula meragukan keabadian Neraka itu, karena yang menjanjikan adalh Yang Maha Kekal.
    berani coba? silahkan jadi sukarelawan.

  26. […] Albert Einstein […]

  27. qarrobin said

    Ini ada link yang berhubungan dengan teori Einstein

    Efek Doppler, Relativistik dan Probabilitas

    Persamaan Einstein

    Wassalam, sobatmu qarrobin

  28. […] teknologi supercanggih bisa berlalu lalang ke masa depan dan kembali lagi ke masa kini.   Karena waktu bisa dimampatkan atau diperpanjang dengan teori relativitas, maka bisa terjadi kontradiksi, kita […]

  29. […] koment beliau yang ini: “Adalah, tentu saja, sebuah kebohongan apa yang anda baca mengenai keyakinan agama saya, sebuah kebohongan yang diulang2 secara sistematis. Saya tidak percaya pada satu Tuhan dan saya […]

  30. nawoh said

    Einstein on Buddhism

    Buddhism has the characteristics of what would be expected in a cosmic religion for the future: It transcends a personal God, avoids dogmas and theology; it covers both the natural and spritual; and it is based on a religious sense aspiring from the experience of all things, natural and spiritual, as a meaningful unity. -Albert Einstein

    If there is any religion that would cope with modern scientific needs it would be Buddhism. -Albert Einstein

    A human being is part of the whole, called by us ‘Universe’; a part limited in time and space. He experiences himself, his thoughts and feelings as something separated from the rest–a kind of optical delusion of his consciousness. This delusion is a kind of prison for us, restricting us to our personal desires and affection for a few persons nearest us. Our task must be to free ourselves from this prison by widening our circle of compasion to embrace all living creatures and the whole nature in its beauty. Nobody is able to achieve this completely but striving for such achievement is, in itself, a part of the liberation and a foundation for inner security.
    -Albert Einstein

    Here’s another quote from Einstein that I love. It is my signature at the bottom of my emails:

    The most beautiful thing we can experience is the mysterious. It is the source of all true art and science. He to whom this emotion is a stranger, who can no longer pause to wonder and stand rapt in awe, is as good as dead: his eyes are closed. -Albert Einstein

  31. nawoh said

    Agama masa depan merupakan agama alam semesta, agama yang
    menghindari dogma dan teologi, berlaku secara alamiah dan batiniah dan
    berdasarkan pengertian agama yang muncul karena berbagai pengalaman, baik secara
    alamiah dan batiniah yang merupakan suatu kesatuan yang sangat berarti, agama
    Buddha menjawab tantangan tersebut…
    Seandainya ada agama yang dapat memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan modern maka
    agama itu adalah agama BUDDHA ”

    Dr. Albert Einstein( Scientist )

  32. gosipbola.com…

    […]Albert Einstein « حَنِيفًا[…]…

  33. ankara masaj merkezi…

    […]Albert Einstein « حَنِيفًا[…]…

  34. […] Qur’an memberikan abstraksi nilai matematis tentang kecepatan cahaya. Entah bagaimana seorang fisikawan neon YAHUDI yang bernama Albert Einstein mensubtitusikan konstanta kecepatan cahaya kedalam satuan unit Energi […]

  35. Regards,

Leave a comment