حَنِيفًا

haniifa.wordpress.com

Keutamaan Mut’ah

Posted by حَنِيفًا on December 20, 2009

Assalamu’alaikum,

Astaghfirullah al ‘azhim.
Banyak orang ternyata masih keliru soal mut’ah, baik dari kalangan “MahdzabSunni maupun “MahdzabSyi’ah, tapi Alhamdulillah, Insya Allah saya sangat yakin umat Islam tidak akan terkecoh sedikitpun persoalan mut’ah ini (baca: muntahan), oleh karena itu ada baiknya kita lihat persoalan super njlimet ini dari berbagai basahahaha (baca: bahasa :mrgreen: ).

Basahaha Arab:

عن علي (رضي الله عنه) : ” أن رسول الله صلى الله وسلم نهى عن نكاح المتعة وعن لحوم الحمر الأهلية زمن خيبر.” وفي رواية : “نهى عن متعة النساء يوم خيبر وعن لحوم الحمر الإنسية”. رواه البخاري (3979 ) ومسلم ( 1407 ). وعن الربيع بن سبرة الجهني أن أباه

Basahaha Inggris:
It was narrated from Ali (رضّى الله عنه) that:

The Messenger of Allah forbade Mut’ah marriage and the meat of domestic donkeys at the time of Khaybar. According to another report, he forbade Mut’ah marriage at the time of Khaybar and he forbade the meat of tame donkeys. [Narrated by Bukhari, 3979; Muslim, 1407.]

Narrated Ali (رضّى الله عنه):

“At the battle of Khaybar, the Prophet forbade the temporary marriage (i.e Mutah) of women, and the eating of the flesh of domestic asses.” [Sahih Bukhari, Sahih Muslim, Ahmad, An-Nasa’i, At-Termidhi and Ibn Majah have all collected it]

Sumber:
1. http://www.ahlelbayt.com/articles/mutah/mutah-is-haram
2. http://www.islamqa.com/en/ref/20738

Basahaha Indonesia:
Saya tidak setuju definisi mut’ah itu dilarang, sebagaimana yang saya dikutip terjemahaan berbagai Basahaha diatas… (deuh ngawur tenan)

  1. Syi’ah Mut’ah dan Bahayanya Oleh Muhammad Sufyan R.A, Lc
  2. Majalah As-Sunnah, Edisi 16/Th. Ke-2

Sumber:
#Yahoo:# http://www.mail-archive.com/tumpat@yahoogroups.com/msg00329.html

#Yah-Uu Say:#

Dari Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu, berkata:

“Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Aalihi Wasallam melarang kawin mut’ah dan makan daging Himar piaraan pada waktu perang Khaibar.” (HR. Bukhari &  Muslim).

#Haniifa say:#
Sepanjang pengetahuan ilmu sejarah Islam tercatat baik oleh ilmuan Muslim atau Orientalist menyebutkan bahwa Nabi Muhammd s.a.w itu dibesarkan oleh orang Arab badwi atau orang-orang dusun Arab yang bahasanya tidak terdistorsi oleh unsur bahasa Asing. (baca: Yahudi-Persia atau Yahudi-Rumawi)

Bahasa Arab:

مَتَعَ (mata’a) => membawa (dengan)… Kt kerja.

مَتَّعَ (matta’a) => menyenangkan… Kt kerja, tasydid.

اِسْتَمْتَعَ (istamta’a) => bersenang-senang… Kt kerja.

مَتَاعٌ (mataa’un) => kesenangan atau kenikmatan… Kt. benda


Kesimpulan:
المتعة => Tidak ada dalam tantanan bahasa Arab kata AL MUT’AH.

*** HADITS-HADITS MUT’AH PALSU SEMUA ***

Dengan demikian fahamilah para hai Ahlul sunatan dan para Ahlul Syi’ah-lan bahwa Takhlifa (baca: “khalifah”) Utsman bin Afan membakar Al Qur’an palsu (Arab Gundul) namun sayang ada yang dibawa lari ke kota Samarkhan (RUSIA), dan Takhlifa Ali bin Abi Thalib membakar Al Qur’an palsu (Arab Gundul) namun sayang sebelum misi selesai,  ada yang berhasil dibawa lari ke TURKI.

#Yah-Uu Say:#

Ali radhiallahu ‘anhu yang termasuk Ahlul Bait dan  termasuk imam bagi kelompok Syi’ah telah meriwayatkan hadits yang menerangkan bahwa kawin mut’ah telah dilarang sejak perang Khaibar untuk selama-lamanya, maka sangat tidak beralasan kalau kelompok Syi’ah justru mengingkari hadits yang telah diriwayatkan oleh imam mereka, dengan tetap bersikukuh atas bolehnya kawin mut’ah, padahal dengan tegas  Imam mereka meriwayatkan hadits atas pelarangan kawin kontrak tersebut.

#Pertanyaan terbesar umat Islam#

@Oom and @Tante Yah-Uu:

  1. Bisa dijelaskan mengapa pada  saat proses terjemaahan hadits sampean tulis lengkap Ali bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu, sementara dalam uraian sampean ditulis Ali radhiallahu ‘anhu yang termasuk Ahlul Bayt ?!
  2. Apakah @Yah-Uu tidak tahu bahwa Ahlul Bayt itu kaum wanita ?!
  3. Pastinya Ali radhiallahu ‘anhu itu adalah seorang waria !!
  4. Siapa yang menyisipkan kata MUT’AH kedalam tafsir Basahaha Indonesia ini ?!
    “… Dan hendaklah kamu berikan suatu mut-ah 👿 (pemberian) kepada mereka..” (QS 2:236)

Jawab:

Yang jelas @Tante Syi’ah dan @Oom Sunni pada nggak mau tahu euy:mrgreen:

Question: http://uk.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090603161957AAalWSu

Candie-eyes Candie-e… (Gadis Mutan…)

Member since: 06 December 2006

Resolved Question

Is it true that shias have sex with a random person on a special religious night?

in muharram…ive heard this from a shia…i didnt know if they were lyin

______________________________

السلام عليك يا ابا عبدالله -agz- by السلام عليك يا ابا عبدالله -agz-  … (@Tante Syi’ahidiot )

Member since:15 October 2008
Bullshit!
Lies!
Lies!
Lies!That person that told was a LIER and NOT a shia.LIES!

So, now that you’ve heard it from numerous Shias, you know that what you have heard is FAKE.

______________________________
Waqqas by Waqqas… (@Oom “Sunni” ..hehehe.)

Member since: 01 January 2008
NO WE DON’T…
YOU DIDN’T HEAR THAT FROM A SHIAA, THAT’s SOME PEOPLE WE KNOW WHO TOLD YOU THAT… GO FOR YOURSELF AND SEE..
I ALREADY REVERTED SOME INTO SHIISM… alhamdulillah
they are muslims now

.:: Islam is Islam ::.

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ

Aku memohon kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk.

وَإِذْ قَالَ إِبْرَهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الاٌّخِرِ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلاً ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”. (QS 2:126)

لاَّ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن طَلَّقْتُمُ النِّسَآءَ مَا لَمْ تَمَسُّوهُنَّ أَوْ تَفْرِضُواْ لَهُنَّ فَرِيضَةً وَمَتِّعُوهُنَّ عَلَى الْمُوسِعِ قَدَرُهُ وَعَلَى الْمُقْتِرِ قَدْرُهُ مَتَـعاً بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُحْسِنِينَ

Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan hendaklah kamu berikan suatu -mut’ah- kegembiraan 😀 kepada mereka. Orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS 2:236)

Surah Al Qur’an yang mengandung kata dasar متع (mata’a)

No. Surat Ayat Kata kt-ds Prefix Suffix Terjemah
1 (tj) Al Baqarah 126 فَأُمَتِّعُهُ متع ف ه maka Aku beri kesenangan ia .:: tasydid ::.
1 (tj)
Al Baqarah 236 وَمَتِّعُو متع و KEGEMBIRAAN .:: tasydid ::.
2 Al Imran 14 متع متع kesenangan
3 Al Imran 185 متع متع kesenangan
4 Al Imran 197 متع متع kesenangan
5 An Nisa 77 متع متع kesenangan
6 Al Maidah 96 متعا متع kesenangan
7 Al An’am 128 استمتع متع telah mendapat kesenangan
8 Al A’raf 24 وَمَتَـعٌ متع و dan kesenangan .:: fatah ::.
9 At Taubah 38 متع متع kesenangan
10 Yunus 23 متع متع kesenangan
11 Yunus 70 متع متع kesenangan
12 Yunus 98 ومتعنهم متع و هم dan Kami beri kesenangan mereka
13 Hud 3 متعا متع kenikmatan/kesenangan
14 Hud 48 سنمتعهم متع س هم akan Kami beri kesenangan mereka
15 Ar Ra’d 17 متع متع kesenangan/alat-alat
16 Ar Ra’d 26 متع متع kesenangan
17 Ibrahim 30 تمتعوا متع bersenang-senanglah kamu
18 Al Hijr 3 ويتمتعوا متع و dan mereka bersenang-senang
19 Al Hijr 88 متعنا متع Kami beri kesenangan
20 An Nahl 55 فتمتعوا متع ف maka bersenang-senanglah kamu
21 An Nahl 80 ومتعا متع و dan kesenangan (perhiasan)
22 An Nahl 117 متع متع kesenangan
23 Taha 131 متعنا متع Kami beri kesenangan
24 Al Anbiya 44 متعنا متع Kami telah memberi kesenangan
25 Al Anbiya 111 ومتع متع و dan kesenangan
26 An Nur 29 متع متع kesenangan/keperluan
27 Ash Shu’ara 205 متعنهم متع هم Kami beri kesenangan mereka
28 Al Qashas 60 فمتع متع ف maka kesenangan
29 Al-Qashas 61 متعنه متع ه Kami beri kesenangan dia
30 Al Qashas 61 متع متع kesenangan
31 Al ‘Ankabut 66 وليتمتعوا متع ول dan  mereka bersenang-senang
32 Ar Rum 34 فتمتعوا متع ف maka bersenang-senanglah
33 Luqman 24 نمتعهم متع هم Kami beri kesenangan mereka
34 Al Ahzab 16 تمتعون متع kamu bersenang-senang
35 Yasin 44 ومتعا متع و dan kesenangan hidup
36 As Saffat 148 فمتعنهم متع ف هم maka Kami beri kesenangan mereka
37 Az Zumar 8 تمتع متع bersenang-senanglah
38 Al Mu’min 39 متع متع kesenangan
39 Ash Shura 36 فمتع متع ف maka kesenangan
40 Az Zukhruf 29 متعت متع Aku telah memberi kesenangan
41 Az Zukhruf 35 متع متع kesenangan
42 Al Ahqaf 20 واستمتعتم متع و dan kamu telah bersenang-senang
43 Muhammad 12 يتمتعون متع mereka bersenang-senang
44 Az Zariyat 43 تمتعوا متع bersenang-senanglah
45 Al Waqi’ah 73 ومتعا متع و dan kesenangan
46 Al Hadid 20 متع متع kesenangan
47 Al Mursalat 46 وتمتعوا متع و dan bersenang-senanglah kamu
48 An Nazi’at 33 متعا متع kesenangan
49 ‘Abasa 32 متعا متع> kesenangan

#@Hei para “Ahlul Bayt“:#  “@Yahudi-Iran”

Apakah kata Mut’ah itu berasal dari Ali bin Saba’ ?!

Wassalam, Haniifa.

101 Responses to “Keutamaan Mut’ah”

  1. Mana gue percaye ama ente dgn posting tsb, menafsirkan Al Qur’an dgn seenak udele dewek… :mrgreen:

    • Pertamaaaaax…. :mrgreen:

    • Rubon said

      @Wawasyah17
      Anda ini sepertinya sangat mencintai “ahlul bait”, jika tidak keberatan boleh saya bertanya tentang para syuhada yang terkait dengan Khalifah Ali Bin Abi Thalib.

      1. Utsman bin Ali bin Abi Thalib (anak), ibunya bernama Ummul Banin binti Hizam, ketika “dibunuh” usianya 21 tahun.
      Mengapa diberi nama Utman dan syahid dalam usia 21 tahun ?!

      2. Abu Bakar bin Ali bin Abi Thalib (anak), ibunya bernama Laila Darimariyah, ketika “dibunuh” usianya belum genap 20 tahun.
      Mengapa diberi nama Abu Bakr dan syahid dalam usia 20 tahun ?!

      3. Abu Bakar bin Hasan Bin Ali (cucu), beliau adalah anak tertua (sulung) dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib ketika “dibunuh” pada usia 16 tahun.
      Mengapa diberi nama Abu Bakr dan syahid dalam usia 16 tahun ?!

      Essensinya adalah mengapa semua “dibunuh” pada saat usia relatif sangat muda dan yang paling penting mengapa menggunakan NAMA LAWAN PEWARIS TAHTA “AHLUL BAIT” ?!

      Mohon pencerahannya.

  2. @Haniifak

    Ente ngomong:

    Kesimpulan:
    المتعة => Tidak ada dalam tantanan bahasa Arab kata AL MUT’AH.

    *** HADITS-HADITS MUT’AH PALSU SEMUA ***

    Ane ngomong:

    Kesimpulan:

    *** EMANG ENTE ITU KAGAK PERCAYA KEPADA SEMUA HADITS, BAIK DARI SUNNI MAUPUN DARI SYI’AH *** EMANG ENTE ITU ADALAH PENGINGKAR SUNNAH RASULULLAH SAW *** :mrgreen:

    • @Wawansyi’ah
      Bijimanah sampean sama “mahasiswa” @Zahra, enak nggak di mut’ah… ❓

      (di emut sampai muntah…. hua.ha.ha,… jijayyya…, Kalau malam namanya @Zahra, siangnya jadi @Wawan Duleh 😀 😆 😀 )

    • Eagle said

      @Wawansyah17
      Sebagaimana yang lalu, bahwa saya bukan suni juga bukan pula syi’ah… tapi Alhamdulillah saya menjalankan Syariat Islam sesuai dengan apa yang saya dapati dari Sunatullah dan Sunah Rasulullah.

      Jika saudara menuduh orang ingkar Sunnah Rasulullah, artinya orang tersebut ingkar kepada Al Qur’an.

      Apakah saudara bisa menunjukan bukti, bahwa kata mut’ah itu ada didalam Al Qur’an??

  3. lovepassword said

    Dapet Ketiga yah lumayanlah…:)

  4. Fitri said

    Ke empat deh.

  5. saya yang kelima ndak apa2, mas hanif, hehe … jadi makin seru dan menarik diskusi dalam forum ini. perbedaan pendapat saya pikir hal yang wajar sepanjang argumentatif. saya ikut menikmati saja, mas hanif. salam.

  6. noumer ewnam.

    nambah-nambahin :

    20. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. 57:20)

  7. Fitri said

    Komentar saya kurang fokus dan hanya singkat. Soalnya CB belum online juga, jadinya berpengaruh pada pikiranku.

  8. Rhafidah said

    @Haniifa

    http://www.al-shia.org/html/id/service/maqalat/008/15.html

    Syiah Aceh
    Oleh: Dr. Hasballah M Saad

    ADAKAH pemeluk Syiah di Aceh? Ini perlu dipertanyakan ketika banyak sekali simbol-simbol “Syiah” ditemukan, dan sangat menonjol di kehidupan sehari hari masyarakat Aceh.

    Sejarah mula kedatangan Islam ke Aceh, pemimpinnya dikenal bernama Shir, seperti Shir Poli, Shir Nuwi, Shir Duli. Dalam hikayat-hikayat Aceh lama, kata gelar Shir sering pula disebut Syahir. Misal, Shir Nuwi dibaca Syahir Nuwi, Shir Poli dibaca Syahir Poli dan seterusnya. Kata Syahir ini lebih kurang setara dengan kata Ampon Tuwanku dalam tradisi melayu di Malaysia.

    Asal kata shir, datangnya dari keluarga bangsawan di kawasan Persia, dan sekitanya. Maka putri Raja Persia yang setelah negerinya ditaklukkan Umar Ibnul-Khatab, ditawan dan dibawa ke Madinah, mulanya bernama Shir Banu. Setelah dibebaskan oleh Ali bin Abi Thaleb, Shir Banu menikah dengan putra Ali bernama Husen. Sementara dua saudara Shir Banu lainnya menjadi menantu Abubakar dan menantu Umar Ibnul Khattab. Belakangan nama menantu Ali itu berubah menjadi Syahira Banu, dan dalam lafal di Hikayat Hasan Husen, nama itu dipanggil Syari Banon, yang menjadi isteri Sayyidina Husen bin Ali. Husen syahid dibunuh Yazid bin Muawiyah di Karbala pada 10 Muharam. Shir Banu atau Syari Banon menjanda sambil membesarkan anaknya Ali Zainal Abidin, yang sering dipanggil Imam as-Sajad, karena selalu suka bersujud (shalat).

    Dalam hikayat Hasan Husen, nama Syari Banon disebut berulang ulang karena beliau ini mendampingi suami dengan sangat setianya, hingga ke kemah terakhir di Karbala, mengantar Husen menuju kesyahidan. Banon bersama putra kesayangannya Ali Zainal Abidin yang masih sangat belia, menyaksikan sendiri tragedy yang jadi sejarah hitam umat Islam, karena darah titisan Rasul saw tumpah di bumi Kufah oleh tangan orang yang mengatasnamakan dirinya khalifah kaum muslimin. Peristiwa Karbala ini, di Aceh diperingati dengan khanduri Asyura secara turun temurun. Adakalanya diiringi dengan membaca hikayat Hasan Husen, dan para wanita Aceh mempersiapkan penganan sebagai khanduri keu pangulee. Acapkali pula, para pendengar hikayat ini mencucurkan airmata tatkala cerita sampai kepada pembantaian anak cucu Rasulullah saw itu.

    Rafli, penyanyi Aceh kontemporer mendendangkan peristiwa itu dengan lirik:

    //”Lheuh syahid Hasan ji prang lom Husen/ Ji neuk poh bandum cuco Sayyidina/ Dum na pasukan bandum di yue tron/ Lengkap ban ban dum alat senjata”// ( Dah syahid Hasan, Husen pun digempur/ Nak dihabisi cucu Sayyidina (Rasulullah)/ Seluruh pasukan disuruh turun/ Lengkap semua dengan senjata.)

    Semangat mencintai ahlul bait, keluarga Rasulullah saw itu muncul pula di Aceh dalam bentuk tari tarian. Di antaranya yang terkenal adalah Saman Aceh. Ragam gerak, lirik lagu dan ratoh dipenuhi symbol symbol Karbala . “Tumbok Tumbok Droe”(memukul mukul dada sendiri) dilakukan oleh para pemain Saman Aceh (juga dalam seudati) sebagai symbol penyesalan Karbala . Seluruh gerak tari Saman itu diilhami oleh kepedihan, penyesalan, dan ratap tangis atas syahidnya Sayyidina Husen, yang terperangkap oleh tipu daya penduduk Kufah yang mendukung Yazid bin Muawiyah.

    Di Iran, dan beberapa kawasan sekitar benua Persia itu, amat lazim dijumpai perempuan dan laki laki memukul mukul dada hingga ada yang berdarah untuk mengenang peristiwa Karbala di hari Asyura, setiap tahunnya. Dalam naskah hikayat Muhammad Nafiah, yang mengisahkan peran adik laki laki Hasen bin Ali dari lain ibu, yasng menuntut bela atas syahidnya Husen di Karbala, jelas sekali dilukiskan bagaimana pengikut Yazid “dikafirkan” oleh sang penulis hikayat itu. Tatkala Muhammad Nafiah ingin mengeksekusi mati seorang lagi perempuan hamil yang masih hidup, sementara yang lain sudah dibunuh semua, maka turunlah suara dari manyang (langit).

    //”Sep ka wahe Muhammad Nafiah, bek le tapoh kaphe ulu/ Bah tinggai keu bijeh, agar uroe dudoe mangat na asoe neuraka”// ( “Cukup sudah wahai Muhammad Nafiah, jangan lagi dibunuh kafir hamil itu/ agar dia beranak pinak lagi untuk isi nereka kelak”)

    Karensa Muhammad Nafiah ingin mengabaikan perintah penghentian pembantaian itu, maka tiba tiba dia dan kudanya diperangkap oleh kekuatan sghaib. Lalu terkurunglah dia bersama kudanya dalam sebuahgua batu. //Muhammad Nafiah lam guha bate/ Sinan meu teuentee dua ngen guda// (Muhammad Nafiah dalam gua batu/ Terkurung disitu bersama kudanya).

    Dalam bagian lain, dikisahkan bahwa pada suatu hari, ketika Muhammad Nafiah masih kecil, Ali bin Abi Thaleb membawa pulang ke Madinah anak laki lakinya itu dan duduk-duduk bercengkerama bersama Rasul dan dua kakaknya lain ibu, Hasan dan Husen. Rasulullah saw mendudukkan Hasan dan Husen di pangkuan sebelah kiri, sementara Muhammad Nafiah duduk di atas paha kanan Rasulullah. Tatkala Fatimah, ibunnya Hasan dan Husen melintas, dia bermasam muka karena melihat justru putra Ali yang bukan berasal dari rahim Fatimah mendapat tempat di sebelah kanan Rasulullah, sementara putra-putranya, Hasan dan Husen duduk di paha kiri Rasul.

    Rasul memandang wajah masam Fatimah az-Zahra, putri kesayangannya itu. Lalu Rasul memanggil Fatimah, dan bersabda:

    “Wahai anakku, janganlah bermasam muka. Yang ini, sambil menunjuk Hasan dan Husen, akan menemui ajal kelak ketika kita sudah tiada, karena dibunuh orang. Yang inilah, sambil menunjuk Muhammad Nafiah, yang akan menuntut bela atas kematian kedua mereka ini, maksudnya Hasan dan Husen. Jibrail telah menyampaikann hal itu kepadaku wahai Fatimah”

    Mendengar ucapan Rasul waktu itu, barulah wajah Fatimah kembali berseri seperti sediakala. Ada pesan Jibrail kepada Rasulullah atas peristiwa yang bakal terjadi atas anak cucunya setelah Rasul dan Fatimah tiada kelak. Begitu mulianya kedudukan Muhammad Nafiah, putra Ali dari isteri lain, (mungkin hasil perkawinan mut‘ah dalam peperangan yang lama).

    Hikayat itu telah menjadi bacaan sehari-hari kaum muslimin di Aceh. Dalam benak orang Aceh, kafir perempuan yang hamil tua itu, meskipun dia adalah pemeluk agama Islam, namun dipandang sebagai kafir karena dia pengikut Yazid bin Muawiyah. Dan inilah cikal bakal kafir sekarang ini yang akan menjadi pengisi neraka kelak. Wallahu ’aklamu bis-shawab!

    Jika dibandingkan dengan cerita tentang kehebatan Amerika dalam film-film perang mereka dengan Vietnam umpamanya, muncul kesan publik bahwa Amerik-lah yang paling jagoan, meskipun semua orang tahu pada akhirnya dia harus angkat kaki dari negara bekas jajahan Perancis itu, meskipun orang Vietnam melawan dengan bambu runcing. Tak ada catatan sejarah yang akurat tentang Muhammad Nafiah yang menghabiskan seluruh pasukan Yazid di Kufah, namun hikayat itu justru mengisahkan yang tinggal hanya seorang “kaphe ulu” (maaf: hamil) yang anak turunannya menjadi cikal bakal penghuni neraka kelak.

    Saya bisa memahami bagaimana kepedihan kaum muslimin katika Husen syahid, dan perasaan itu dihibur dengan pembelaan yang gemilang oleh cerita kemenangan Muhammad Nafiah bin Sayyidina Ali, setelah Husen dan pengikutnya syahid di Karbala. Ini juga menjadi bukti terhadap apa yang diriwayatkan, tentang cerita Fatimah bermasam muka, karena Hasan Husen diletakkah di atas paha kiri Rasulullah, ketika mereka masih kecil dulu dan Muhammad Nafiah justru di paha kanan Rasul.

    Dalam tradisi Aceh, hikayat berbentuk hiburan yang selalu mengandung pesan, nasihat, sumber pengetahuan, sejarah serta agama. Hikayat Hasan Husen, Nubuwat Nabi, Fatimah Wafat, Muhammad Nafiah dan lain-lain merupakann bacaan rakyat yang utama disamping hikayat-hikayat lain seperti Putroe Gumbak Meuh, Peurakoison, Nun Farisi, Indra Budiman, Indra Bangsawan, Baya Siribee dan lain-lain. Kala itu memang belum ada novel Lasjkar Pelangi, atau Sang Pemimpi, atau Ayat-ayat Cinta dan sebagainya. Sinetron pun belum dikenal oleh masyarakat Aceh lama. Maka cerita dalam hikayatlah yang menjadi referensi perilaku, sumber nasehat, dan pengetahunan sejarah bagi masyarakat luas.

    Di kawasan pantai barat Aceh, termasuk utamanya Aceh Selatan, berkembang kesenian tradisional “Pho” Tari pho dimainkan oleh sejumlah anak anak gadis remaja, dengan mendendangkan syair penuh nuansa sendu, seumpama orang meratapi kematian. Dalam format khusus, gadis remaja menyusun format berkeliling melingkar, dan meratapi sesuatu, bagaikan meratapi kematian. Ingatlah bagaimana masyarakat Aceh memperingati “Asyura” dengan nyanyian dan hikayat Hasan Husen, semua dilantunkan dalam irama pilu penuh duka lara.

    Di komunitas lain di Pidie, agak menarik disimak rentetan nama-nama anggota keluarga Sayed (Habib). Sebut saja berawal dari Nama Sayed Idris alias Teungku Syik di Keude, memiliki tiga anak laki laki dan dua anak perempuan. Yang laki laki bernama Sayed Hasyem, Sayed Husen, Sayed Abidin (Zainal Abidin), sementara anak perempuannya bernama Cutwan Dhien dan Cutwan Samalanga (nama aslinya tidak dikenal lagi). Sayed Husen berputrakan Sayed Abubakar, Sayed Puteh, dan Sayed Bunthok, sementara yang perempuan bernama Cutwan Syarifah, Cutwan Manyak dan Cutwan Fatimah.

    Sayed Zainal Abidin mempunyai seorang putri tunggal bernama Ummi Kalsum (Cutwan Kasum) Dari perkawinannya dengan saudara sepupu, Sayed Abubakar, Cutwan Kasum memiliki saeorang putri tunggal diberi nama Cutwan Fatimah, yang menikah dengan Sayed Ali bin Sayed Abdullah Bambi. Sayed Abdullah Bambi menikah dengan Cutwan Khadijah binti Habib Husen Az-Zahir. Sementara kakak Cutwan Khadijah bernama Habib Hasan dan Habib Ahmad Sabil. Khadijah sendiri berputrakan selain Sayed Ali adalah Sayed Muihammad, dan Aja Rohani.

    Sementara Habib Hasyem alias Habib Peureumbeue, mempunyai beberapa orang putra, antara lain Sayed Ahmad (Pak Mukim) Sayed Abdullah, dan yang perempuan bernama Cutwan Khadijah pula. Cutwan Khadijah menikah dengan Habib Ahmad Mon Keulayu, dan berputrakan antara lain Sayed Hasan, Sayed Husen, Sayed Aabdurrahman, Sayed Alwi, Sayed Ali dan Sayed Jamaluddin. Simaklah putaran nama-nama itu, semuanya berkisar sekitar nama keluarga Rasulullah, mulai dari Hasyem, Abdullah, Khadijah, Ahmad (Muhammad) Ali, Fatimah, Hasan, Husen, Umi Kalsum, Zainal Abidin, Abubakar, dan seterusnya. Sementara masyarakat umum yang bukan keturunan Sayed, selalu memberikan nama anak-anak mereka dengan nama-nama Abbas, Hamzah, Aminah, Thaleb, Zainab, Rukaiyah, disamping nama-nama seperti yang saya sebutkan itu.

    Apakah fenomena ini dapat dijadikan indikasi bahwa para pemilik nama-nama itu merupakah pengikut Syiah Aceh? Apakah nama-nama demikian karena menasabkan diri pada keturunan Rasulullah? Atau telah terjadi pertalian dua kepentingan, petama menasabkan diri pada darah nabi, dan kedua melestarikan nama-nama yang dikenal sebagai nama ahlul bait yang utama? Tentu hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut.

    Simak pula, kisah yang selalu dilantunkan pada bulan Muharram (bulan dimana syahidnya Sayyidina Husen di Karbala):

    //”Bak siploh uroe buleueun Muharram/ Kesudahan Husen Jamaloe (Jamalul/ Peu na mudah ta khanduri / Po Tallah bri pahla dudoe”// ( “Sepuluh hari bulan Muharram/ Kesudahan Husen Jamalul/ Jika ada kemudahan agar ber khanduri/ Allah memberi pahla nantinya”)

    Bagaimanan jika disimak praktek ritual ibadah wajib seperti shalat lima waktu, puasa, zakat dan haji? Orang Aceh semuanya mengikuti praktek ibadah kaum Sunni, sebagaimana lazimnya kaum muslimin di tempat-tempat lain di Indonesia. Namun bacaan shalawat kepada Nabi dan keluarganya, selalu diucapkan dengan menambahkan kata Sayyidina di depan nama Muhammad, dan Ibrahim. “Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad, wa ’ala ali Sayyidina Muhammad, kama shallaita ala Sayyidina Ibrahim, wa ala ali Sayyina Ibrahim, dan seterusnya”. Hal ini amat ditentang oleh pengikut Wahabi yang sangat anti terhadap praktek ibadah seperti memuja nama Rasul itu dengan meletakkan nama Sayyidina di depan nama-nama mereka.

    Saya hampir sampai pada kesimpulan bahwa orang Aceh itu pencinta Ahlul Bait yang sangat setia, kalaupun mereka tidak pernah mengaku sebagai pengukut syi‘ah. Bukankah pada masa tertentu dalam sejarah Islam, kaum syi‘ah meperkenalkan istilah taqiyah (bersembunyi) dan dari itu lahirlah ungkapan, bahwa orang yang mengaku dirinya syi‘ah bukanlah syi‘ah lagi”

    Simaklah sebuah cerita lucu tapi mengharukan, yang berlaku dalam satu keluarga miskin dan buta huruf di sebuah desa di Aceh pada tahun 1950-an. Tersebutlah nama Waki Saad Gapui, yang menikah dengan perempuan desa buta huruf, Maimunah namanya. Mereka berputrakan beberapa orang dan semua laki-laki. Saad adalah penggemar hikayat Hasan Husen, seperti juga penduduk kampung lainnya. Maka dalam hikayat itu dikisahkan begini:

    “Hasan dan Husen cuco di Nabi/ Aneuek tuan Siti Fatimah Dora/ Tuan teu Husen Syahid dalam Prang / Tuan teu Hasan syahid ji tuba/ Syahid di Husen ka keunong beusoe/ Di Hasan sidroe keunong bencana (racun)/ Tuan teu Husen syahid dalam Prang/ Tuan teu Hasan di rumoh tangga”//

    Terkesima dengan keagungan nama yang disebut dalam bait hikayat itu, Saad sepakat memberikan nama-nama anaknya seperti nama-nama cucunda Nabi. Yang tertua diberi nama Hasan (Keuchik Hasan) yang kedua diberi nama Dan (Apa Dan) dan yang ketiga diberi nama Husen (meninggal waktu kecil). Maka kalau dibaca dalam satu nafas menjadi Hasan Dan Husen dilanjutkan dengan Cuco di Nabi. Padahal kata sambung itu bukan nama orang. Saad tidak peduli, dan nama anak keduanya tetap saja DAN, meskipun ketika dewasa nama itu menjadi Mad Dan, karena kesulitan menulis nama dalam KTP. Lalu adik-adiknya diberi nama Sulaiman (nama Nabi), Ibrahim (nama Nabi), Zainal Abidin (nama putra Husen) dan Abdul Hamid. Apa yang terjadi dalam kehidupan kejiwaan Saad? Meskipun buta huruf dan petani biasa, Saad merasa sangat dekat dengan kehidupan Rasulullah, sehingga kumandang nama Ahlul Bait selalu terdengar dalam keluarga mereka. Saya merasa yakin, seandainya Saad memiliki anak perempuan, pasti akan diberi nama Khadijah, Fatimah atau Aminah!

    Pertanyaannya kini adalah, apakah, sekali lagi, hal ini dapat dijadikan indikator bahwa orang Aceh baik keturunan Sayyed, atau orang biasa dapat disebut pengukut Syi‘ah? Atau dengan sebutan lain, apakah mereka ini bisa dipanggil dengan sebutan Syi‘ah Aceh? Saya sendiri cenderung berfikir demikian. Namun agar praduga ini cukup memiliki hujjah yang kuat, perlu dilakukan penelitian yang lebih dalam tentang fenomena yang saya uraikan dalam tulisan ini. Ini perlu dilakukan untuk memastikan bahwa Islam yang mula-mula masuk ke Aceh justru berasal dari para Ahlul Bait yang hijrah karena tekanan politik dinasti Ummayah (turunan Muawiyah bin Abu Sofyan) terhadap keturunan Sayyidina Ali yang belakangan dikenal dengan kaum Alawiyin, pengikut Ali yang sepupu dan menantu Rasulullah.

    Ingatlah pula bahwa pada saat haji wadak, Rasul pernah berkata di hadapan jama‘ah yang bergerak kembali ke Madinah setelah selesai berhaji. Rasul sawa sambil mengangkat tangan Ali, Rasul bersabda, “Wahai saudaraku kaum muslimin, aku dengan dia (sambil menunjuk Ali) bagaikan Musa dengan Harun, jika sesudah ku masih ada nabi, maka dialah orangnya. Namun karena tak ada nabi sesudahku, maka dialah penerusku. Kau saksikankah ucapanku ini wahai sekalian manusia?” kata Rasul dibukit Ghadir Khum itu. Maka dari turunan Sayyidina Ali itulah, kaum Alawiyin membangsakan diri. Wallahu a‘lamu bis-shawab.

    *) Penulis adalah pemerhati sejarah dan kebudayaan, pegiatan Aceh Cultur Institut (ACI)

    • Rhafidah said

      @Haniifa

      وروي عن علي رضي الله عنه أنه قال : نسخ صوم رمضان كل صوم ونسخت الزكاة كل صدقة ونسخ الطلاق والعدة والميراث المتعة ونسخت الأضحية كل ذبح

      Diriwayatkan dari Ali r.a. bahwa ia berkata: Puasa bulan Ramadhan menasakh/menghapus seluruh puasa yang lain, kewajiban zakat menasakah seluruh jenis shadaqah, dan aturan Thalaq, Iddah serta Warisan menasakh aturan Mut’ah, sedangkan Udhiyah/kurban menasakh seluruh jenis sembelihan.

      Hadits di Bukhari yang berbunyi:
      حدثنا مسدد حدثنا يحيى عن عمران أبي بكر حدثنا أبو رجاء عن عمران بن حصين رضي الله عنهما قال
      : أنزلت آية المتعة في كتاب الله ففعلناها مع رسول الله صلى الله عليه وسلم ولم ينزل قرآن يحرمه ولم ينه عنها حتى مات

      “Diturunkan ayat tentang Mut’ah dalam kitab Allah maka kami mengerjakanya bersama Rasulullah saw, dan tidak turun ayat Al Qur`an yang mengharamkannya dan melarangnya hingga beliau meninggal”

      • @Mister Rhafidah
        Alhamdulillah, saya sudah tunjukan bahwa kata mut’ah itu tidak saya dapati dalam Al Qur’an, namun karena sampean bersikeukeuh menampilkan hadits-hadits dan dilain pihak juga sayah agak bosan dituduh sebagai ingkar sunah oleh @Mister Wawansyah, maka ada baiknya saya akui keutamaan mut’ah asal sampean bisa jadi comblang bagi ceweq imut-imut ini…
        (maksudnyah mau di emut ‘ah :mrgreen: )
        _

        _

        Oceh… sementara lupakan dulu soal @Neng Az Zahra diatas, kita kembali ke paltok
        (baca: kepala diketok:mrgreen: )

        با ب المتعة = Bab Pemberian (pemberian kesenangan)
        Muta’ah = Mata’a … lihat Bahasa Arab diatas, maka Hadits:

        1. Iddah serta Warisan menasakh aturan -mut’ah- “pemberian kesenangan”
        Contoh: “Kesenangan Sex” sebab jika dilakukan maka akan menghapus masa Iddah yang telah dilaluinya atau dengan kata lain sampean harus mengulangi awal iddah.

        2. Diturunkan ayat tentang -mut’ah- “pemberian” dalam kitab Allah maka kami mengerjakanya bersama Rasulullah saw…
        Silahkan sampean renungi Surah Al Qur’an yang mengandung kata dasar متع (mata’a) lebih dari 50 sebenarnya dan sampai sekarangpun umat Islam mengakuinya.

        Mengenai kata “MUT’AH” atau “MUT-AH” maka saya tampilkan hadits @Mister Jumhur, berikut ini:

        وقال الجمهور : المراد نكاح المتعة الذي كان في صدر الإسلام وقرأ ابن عباس وأبي و ابن جبير : فما استمتعتم به منهن إلى أجل مسمى فآتوهن أجورهن ثم نهى عنها النبي صلى الله عيه وسلم

        Jumhur berkata: yang dimaksud dengan Mut’ah itu adalah Mut’ah yang ada pada era awal Islam. Dan Ibn Abbas, Ubar dan Ibn Jubari membaca:
        “Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka hingga masa tertentu, maka berikanlah kepada mereka mahar mereka”, kemudian Nabi saw melarang Mut’ah tersebut.

        Sekarang saya mau tanya sama sampean, siapa yang bertanggung jawab pada semua terjemaah Surah Al Baqarah ayat 236 atau (QS 2:236) berikut ini :

        A. Soni Sugema – Qur’an Digital ver. 3.1
        … Dan hendaklah kamu berikan suatu mut-ah 😛 (pemberian) kepada mereka…

        B. Khadim al Haramain – Al Qur’an dan Terjemahnya
        … Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah 😛 (pemberian) kepada mereka…

        C. Depag-RI 1989 – Al Qur’an dan Terjemahnya
        … Dan hendaklah kamu berikan suatu mut’ah 😛 (pemberian) kepada mereka…

        D. Al Hikmah – Terjemahaan Al Qura’an secara lafaziyah
        wamattiuhunna = dan berilah mut’ah 😛 (pemberian) mereka

        Bisa Iqro sampean ?!

        وَمَتِّعُوهُنَّ Apakah sama dengan ini => وَمَتْعُةٌ

        Wassalam, Haniifa.

    • @Mister Rhafidah
      Alhamdulillah, cukup lama juga saya menyimak dan menyamak soal “Syiah Aceh” Oleh: Dr. Hasballah M Saad

      Saya akan lebih senang jika Dr. Haballah M Saad bisa berkenan mengunjungi blog butut ini. Sebab ada beberapa bagian yang ingin saya tanyakan.

      Pertama:
      Asal kata shir, datangnya dari keluarga bangsawan di kawasan Persia, dan sekitanya. Maka putri Raja Persia yang setelah negerinya ditaklukkan Umar Ibnul-Khatab, ditawan dan dibawa ke Madinah
      ____________________________
      Saya sepakat bahwa sang penakluk Persia adalah Khalifah (baca: Takhlifah) Umar bin Khatab.
      Lalu, Mengapa yang terhormat Bapak Dr. Hasballah M Saad tidak memberikan gelar Khalifah / Amirul Mukminin kepada Umar bin Khatab ?!
      (Apakah saat itu bukan masa ke Khalifahan Umar bin Khatab ?! 😦 )

      Kedua:
      Banon bersama putra kesayangannya Ali Zainal Abidin yang masih sangat belia, menyaksikan sendiri tragedy yang jadi sejarah hitam umat Islam, karena darah titisan Rasul saw tumpah di bumi Kufah oleh tangan orang yang mengatasnamakan dirinya khalifah kaum muslimin. Peristiwa Karbala ini, di Aceh diperingati dengan khanduri Asyura secara turun temurun
      _______________________
      Pada uraian sebelumnya @Mister Doctor tidak menyebutkan jabatan Khalifah kepada Umar bin Khatab. Berarti Ali bin Abi Thalib juga bukan Khalifah dunk ?! :mrgreen:

      Ketiga:
      Di Iran, dan beberapa kawasan sekitar benua Persia itu, amat lazim dijumpai perempuan dan laki laki memukul mukul dada hingga ada yang berdarah untuk mengenang peristiwa Karbala di hari Asyura, setiap tahunnya.
      ____________________________
      Ritual memukul-mukul dada sebagai tanda kesedihan disebut ma’tam menurut hemat saya ritual ini sudah ada jauh sebelum “peristiwa Karbala”, anggap saja asumsi @Oom Doctor benar, dan dimohon bantuannya seputar peristiwa wafatnya Imam Khomeni.
      1. Mengapa terlantun syahadah Ali Yaaloh ?!
      2. Siapa yang dituhankan Imam Ali a.s atau Imam Khomeni ?!
      3. Mengapa tidak ada acara ma’tam ?!

      (Astaghfirullah, jenasah Imam Khomeni nyaris telanjang.. )
      _

      _
      Keempat:
      Dalam naskah hikayat Muhammad Nafiah, yang mengisahkan peran adik laki laki Hasen bin Ali dari lain ibu, yasng menuntut bela atas syahidnya Husen di Karbala, jelas sekali dilukiskan bagaimana pengikut Yazid “dikafirkan” oleh sang penulis hikayat itu. Tatkala Muhammad Nafiah ingin mengeksekusi mati seorang lagi perempuan hamil yang masih hidup, sementara yang lain sudah dibunuh semua, maka turunlah suara 😀 dari manyang (langit).
      ______________________________________
      Jadi jelas sekali bahwa semua berdasarkan Hikayat, cukup aneh bin ajaibun jika @Mister Doctor mangacu pada Hikayat.
      Mohon dijelaskan “turunlah suara dari manyang (langit)” menurut hikayat tersebut suara siapakah gerangan ?!

      Kelima:
      Orang Aceh semuanya mengikuti praktek ibadah kaum Sunni, sebagaimana lazimnya kaum muslimin di tempat-tempat lain di Indonesia. Namun bacaan shalawat kepada Nabi dan keluarganya, selalu diucapkan dengan menambahkan kata Sayyidina di depan nama Muhammad, dan Ibrahim. “Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad, wa ’ala ali Sayyidina Muhammad, kama shallaita ala Sayyidina Ibrahim, wa ala ali Sayyina 😀 Ibrahim, dan seterusnya”. Hal ini amat ditentang oleh pengikut Wahabi yang sangat anti terhadap praktek ibadah seperti memuja nama Rasul itu dengan meletakkan nama Sayyidina di depan nama-nama mereka.
      ________________________
      😀 Jujur saja saya tidak tahu yang salah ketek siapa, cuma agak aneh bijituh soal “Sayina” namun jauh yang lebih penting adalah kata “ali” berbeda dengan “aali”

      1. Apakah arti “ali” supaya orang-orang Aceh jadi penyembah Ali ?!

      Imam Ali as, AS=Asli Sapi
      Ali sebagai keluarga dekat dengan Nabi Muhammad s.a.w itu ada dua yaitu.
      a. Ali bin Zainab… (Zainab + Abul Ash bin Rabi’ )
      b. Ali bin Abi Thalib… (Banu Thalib )

      Jadi “Ali” yang mana ?!

      2. Apakah @Mr. Dr. Hasballah M Saad, tidak bisa Iqro 0 ?! :mrgreen:

      Wassalam, Haniifa.

      • batjoe said

        kasihan kang .. mayat kok sampai digituin segala…
        wah kasiahn juga kang udah telanjang dibuka-buka kepansan lagi apa tidak ada cara lain yang lebih sopan….

        ah… bingung dan kasihan sama simayat kang ngelihatnya, mending dibakar saja sekalian terus jadi abu buang kelaut selesai….

  9. Yang jelas @Tante Syi’ah dan @Oom Sunni pada nggak mau tahu euy…

    yang suni mencoba mengikat kuat erat syariat, yang Syiah mencoba melonggarkan selonggarnya syariat, benar-benar fikih yang susah.

  10. elzach said

    Assalamu’alaikum wr wb.
    Agama bukanlah perkara main-main karena menyangkut keselamatan kita di dunia dan di akhirat, jadi kita harus berhati-hati…sangat berhati-hati.
    Kita masih ingat bahwa, para ulama mengkategorikan hadist dalam beberapa kategori, ada yang shahih (yang bisa dipercaya), ada pula yang lemah, bahkan hingga yang palsu karena tidak jelas perawinya atau bahkan isinya bertentangan dengan Islam sendiri.
    Jika perawi dikenal sebagai orang yang suka berdusta, maka apapun yang dikatakan orang itu walaupun dia hidup dimasa Rasulullah SAW tidak dapat dipercaya /palsu.
    Mempelajari dari berbagai sumber, baik bacaan maupun orang yang mengaku Syiah sendiri, saya secara pribadi tidak setuju dengan Syiah ini, dan cukup bagi saya menolak apapun yang mereka ajarkan tanpa perlu dibahas lagi, termasuk masalah Mut’ah ini.
    Kita juga paham ada banyak pihak yang ingin menghancurkan Islam dengan memecah belah umat, dan itu terjadi sejak jaman Rasulullah SAW, dan dari yang saya baca, ajaran syiah ini diciptakan orang yahudi dengan memanfaatkan peristiwa karbala untuk membuat umat Islam saling menghantam dan diharapkan dapat hancur dengan sendirinya tanpa orang yahudi bersusah payah, sehingga banyak sekali ajaran Syiah ini yang bertentangan dengan Tauhid dan akhlak Islam, saya tidak bisa menyebut satu persatu, bisa dibaca dengan mudah dari tulisan maupun ajaran-ajaran mereka.
    Untuk itu jika perlu, boleh juga dibaca bagaimana sebenarnya ajaran mereka, untuk dibandingkan dengan Al Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW.
    Misalnya, saya pernah baca, mereka mengatakan Allah sebenarnya salah memilih nabi, seharusnya Ali ra yang dijadikan nabi dan bukannya Muhammad SAW (ini jelas sudah melanggar Tauhid dan mengingkari Islam yang dibawa Rasulullah SAW), Syiah punya kitab suci sendiri yang bukan Al Qur’an, mereka mengkafirkan para sahabat Nabi, Syiah mempercayai wali2 kutub (layaknya dewa-dewa orang musryk) yang menjaga tempat-tampat tertentu dan mempunyai kekuatan hebat bahkan bisa memadamkan neraka dengan meniupnya yang mereka begitu memuja para wali kutub ini yang mereka percaya dapat mengabulkan permohonan (do’a?) mereka, juga meyakini batu-batu keramat dari karbala; mereka melebih-lebihkan keturunan Ali ra seperti titisan dewa saja, dsb dsb.
    Jika sudah demikian, bagaimana bisa membedakannya dengan musryk, yang menyembah manusia, dewa-dewa, benda-benda keramat dsb.
    Semoga Allah SWT selalu Melindungi dan Memberi petunjuk jalan yang lurus kepada kita di dunia hingga Akhirat
    Wassalamu’alaikum wr wb.

    • Wa’alaikum Salam Wr Wb, @Elzach
      Alhamdulillah,
      Lebih memaknai dan melengkapi artikel.

      Teriring salam hangat selalu,

      #Haniifa.

    • Bang Zero said

      perlu menjadi perhatian juga, bahwa ajaran syi’ah ini ga berbeda dengan ajaran nasrani, dimana kedua ajaran ini mengalami proses evolusi.

      yang dimaksud proses evolusi adalah, bahwa ketika mereka (para pemimpin ajaran) menyadari adanya poin-poin krusial yang dinilai tidak sesuai dengan ajaran islam yang lurus, maka poin-poin ajaran tersebut akan dicoba untuk dicari pembenarannya dalam penafsirannya, untuk kemudia di taklidkan kepada para pengikutnya.

      bisa kita pelajari dan ambil kesimpulan bagaimana para ulama syi’ah selalu membelokkan dan memanipulasi issu-issu krusial itu menjadi sebuah rangkaian kalimat (frase) retorika belaka yang membius dan menyesatkan secara halus.

      • Eagle said

        @Bang Zero
        Saya kira memang benar argumentasi saudara, bahwa ajaran syi’ah dan ajaran nashrani itu secara sistematis mencoba dan mencoba menembus din Islam yang haqiqi.

    • Roy Rey said

      @cekixkix

      masih ada yg kurang…..

      “SUNTIK SILICON”…..

  11. the70no said

    Wah dohhh, mantab dan lengkap tapi daku blon bisa nangkap ! 😦

  12. arkasala said

    Assalamu’alaikum Kang.
    Hadir ngiring ngabandungan sareng tertarik mempelajari Kang. Salut detil banget bahasannya.
    Hatur nuhun.
    Salam hangat selalu 🙂

  13. dedekusn said

    Salutssss pisannnnn…
    Subhanallah…
    Nuhun akang kasep

  14. Bang Zero said

    @Kang haniifa..

    saia kira artikel ini adalah sebuah kritisi yang sangat penting bagi ummat islam, sebuah ijtihad yang sangat perlu didukung…

    saia sudah cek pengertian (arti) dari kalimat (kata) huruf arab tersebut diatas dalam Al-Qur’an Al Karim terjemahan Prof. Dr. Muhammad Junus, Penerbit Al-Ma’arif..memang kata mut’ah itu artinya adalah pemberian sebagaimana ulasan @kang diatas…

    Astaghfirullah…ini saia kira bisa disebut sebagai sebuah konspirasi didalam upaya menyesatkan ummat dari pengertian yang sebenarnya…

  15. Opik said

    Sama2 @kang…

  16. @Haniifa

    Yang menjadi dalil sebagai bahan rujukkan mengenai nikah Mut’ah, sbb:

    “Dan (diharamkan juga kamu menikahi) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak wanita yang kamu miliki, (karena budak sama dengan wanita yang telah diceraikan). (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagimu selain wanita-wanita yang telah disebutkan itu, (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dinikahi, bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikahi secara mut’ah di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna) sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah dosa bagimu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Nisa [4]:24)

    Ayat ini tergolong ayat-ayat Madaniyah yang diwahyukan kepada Rasulullah Saw pada awal-awal hijrah di Madinah. Pada masa itu, kaum Muslimin memiliki pernikahan temporal akan tetapi sebagian mereka tidak menyerahkan mahar pernikahan tersebut. Setelah ayat ini diturunkan yang memerintakan mereka untuk menyerahkan mahar setelah mendapatkan manfaat dari pernikahan ini.

    Yang menjadi polemik diantara mazhab Islam, apakah ayat tsb telah dinasakh (dihapus) atau tidak?

    Wassalamu’alaikum…

    • @Wawansyi’ah
      Sampean bisa baca Al Qur’an nggak ?! (QS 4:24)
      وَالْمُحْصَنَـتُ مِنَ النِّسَآءِ إِلاَّ مَا مَلَكْتَ أَيْمَـنُكُمْ كِتَـبَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَأُحِلَّ لَكُمْ مَّا وَرَاءَ ذَلِكُمْ أَن تَبْتَغُواْ بِأَمْوَلِكُمْ مُّحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَـفِحِينَ فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ بِهِ مِنْهُنَّ فَـَاتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ فَرِيضَةً وَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ فِيمَا تَرَاضَيْتُمْ بِهِ مِن بَعْدِ الْفَرِيضَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيماً حَكِيماً

      Pertama:
      Coba latinken sama sampean ini saja…
      (Wawansyi’ah lan idiot bin dungu)

      فَمَا اسْتَمْتَعْتُمْ

      Kedua:
      Neehh… terjemaahan manapun menulisnya beginih,

      (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikmati 😀 (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

      • @Wawansyi’ah
        Kalau sampean nggak bisa IQRO 0, coba ambil mistar dan ukur panjang kedua kata dibawah ini, tapi kalau sampean nggak buta warna tentu sudah sangat jelas bedanya…. (Wawansyi’ah emBE dan Syi’ah Wawan kuDA 😀 😆 )

        اسْتَمْتَعْتُمْ

        dengan.,,,
        MUT’AH burung dalam celana WawanSy’iah oleh Yesus dan Al Husein a.s :mrgreen: , setelah selesai emu’ah kemudian WawanSyi’ah jadi Imam MANDi as

        مُتْعَةُ

      • @Wawansyi’ah
        Masih kurang jelas sampean ❓
        istamta’tum artinya kamu mengambil manfaatnya…. (kata kerja)

        “…Maka istri-istri yang telah kamu -nikmati (campuri)- GREPE…” (baca: digerayangi) :mrgreen:

      • Anak Adam said

        panjang lebar akang nyarek ngarah ulah kawin mut’ah. Nu pentingmah parantos ngajelaskeun.

        Upami wawansyah keukeuh hayang kawin mut’ah padahal geus dicarek kumaha deui?

      • @Kang
        😀 Sabar we… da bade kumaha deui, beliaukan IQ jongkhok!!!

  17. […] Keutamaan Mut’ah […]

  18. qarrobin said

    az zukhruf 043,029 مَتَّعْتُ artinya memberikan kenikmatan atau memberikan kesenangan hidup

    al baqarah 002,126 : fa man kafara fa umatti’u hu qaliilan
    maka siapa kafir, maka Aku berikan dia kesenangan sedikit

    مَتَّعْتُ bukanlah salah satu jenis nikah, jika mut’ah adalah sejenis nikah maka akan aneh menterjemahkan 002,126 menjadi “maka Aku nikahi ia(yang kafir) secara mut’ah sementara”

  19. Shani said

    wah jadi bihun nih perdebatan sunni shia ga ada habisnya. tp aku seneng koq baca sumber2 dari imam ahlul bait.

    • Cekixkix said

      @Om Shani
      Kite jum’atan yuuk, ngedengerin ceritanye Imam Masjid … Cekixkix…kix..kix….
      Khek-nya nggak sesuni taun bau gereja, saat Oom Pendeta baca Imam-mat… orang-orang pada nyayi-nyayi and pacaran dipojok Gereja… Cekixkix…kix..kix…

  20. Alexa said

    Mana bisa kalian ngerti cepet2 ?, soalnye buat ngerti tulisannye aje butuh waktu sampe mati……

    Tips untuk muslim :
    1. bisa baca tulisan arab dulu
    2. bisa tulis tulisan arab dulu
    3. tuntas dulu baca tulisan arab
    4. tuntas dulu bisa tulisan arab
    6. baru deh ngertiin artinye satu2 ….

    setelah selesai, mati deehhhh …..

    • @Oom and Tante Alexa
      Duhh… mohon mahaf barusan sayah modol dulu
      (baca: “ee” :mrgreen: )

      Tips untuk manusia normal yang suka “ee”:
      __________________________________
      1. Yesus “ee” nya bau banget apalagi kalau sedang mencret’s.
      2. Ima Ali as “ee” nya paling bau kalau sudah makan jengkol
      3. Paus Yonanes “ee” biasanya sambil kentut, dan sama juga bau.
      4. Al Husein “ee” nyah bulet-bulet kayak “ee” DOMBA 😀 😆
      5. Pastur Kresten “ee” nyah jorok modol.., dan mirip “ee” babi bunting.
      6. Ms. and Mrs. Alexa.. “ee” nyah .. duh yang ini mah paling parah, sebab selain super bau juga nggak pernah dicebokin bekas “ee”nyah

      Silahken cebokin, “ee” nya sebelum sampean ko’it :mrgreen:

      • machiavelli said

        boleh bertanya, anda bicara begitu secara majazi atau hakiki…

        kalau anda bicara majazi ya saya kira tidak perlu orang2 mengomentari anda lagi, saya peringatkan wahai temen2 semua tidak lah perlu mendatangi blog punya hanafi ini.hehe..

        kedua kalau anda bicara hakiki, maka saya sarankan jangan berlebihan dalam segala sesuatu, melakukan politik dalam hal beginian sih terserah anda, tapi kalau berlebihan, maka saya terpaksa akan bertindak, demi keselamatan semua manusia…

        hehehe….

      • Eagle said

        @Saudarai Machiavelli
        saya peringatkan wahai temen2 semua tidak lah perlu mendatangi blog punya hanafi 😛 ini.hehe..
        =====
        Hehehe… dasar banci salah tulis atau memang salah pakai celana, sepanjang pengetahuan saya yang biasa terbalik tulis HANIIFA menjadi HANAFI adalah orang Syiah-Kristen :mrgreen:

      • Cekixkix said

        @Tante Machiavelli
        Kok jadi hanafi sich 😆 …. Cekixkix…kix…kix…

        Makanya @Om, klo pakai celana dalem … jangan dipakai diluar ROK tetapi didalem ROK….
        Dasar bencong tolol… Cekixkix…kix…kix…

      • Roy Rey said

        Bwahahahaha… bos Haniifa ganti nama…

        Bisa aja bos machiavelli ini….

        @all
        ngomong2 bos haniffa kemana yah….?
        can anggeus kitu ngudak nu bahenol….?

        @BOS HANIIFA
        Bos Haniifa, ada “sedikit” terima kasih buat anda dan salam hangat dari kami…

      • Cekixkix said

        @Om Roy Rey
        Kheknya @Om Haniifa… terlibat skandal Luna Maya and Cut Tari…. tapi keburu ditangkep Hansip… Cekixkix…kix…kix…

      • Roy Rey said

        @cekixkix

        Berarti sebab Bos Haniifa ga nongol selama ini karena beliau..sang “ARIEL PETRPAN”… BWAHAHAHAHAHA

        bisa aja bos cikixkix klo lagi ngabobodor… (inilah alasannya kenapa cekixkix jadi top markotop menurut sayah)

      • Cekixkix said

        @Om Roy Rey
        Bwetull… kheknya, berubah lagi namanya menjadi @Om HaniPORN. Biar nongol die, kita panas-panasin aje sekalian…. Cekixkix….kix…kix…

      • Roy Rey said

        Gimana ye caranya biar bos Haniffa nongol….?

        “HaniPorn….HaniPorn… Lama sekali nongolnya..!!?”..
        “AriilFah…HaniPan…. Lami teing maneh teh…!!!”..
        “KehedFah….HANiJUT…..Lama sabun mandi….!!!”

        @cekixkix
        Kira2 nongol ga yah…?
        Mungkin kita kurang “KENCENG & HOT” kali yah?

        Coba klo gini:

        68 61 6E 69 69 66 61 20 72 61 6A 61 20 73 65 78 70 61 72 61 20 61 72 74 69 73

        Biar dia “panas” dan nongol….!!!!

      • Cekixkix said

        @Om Roy Rey
        Kok nyang terbaca … 40 4F 4D 20 41 4C 45 58 41 72 61 6A 61 73 69 6E 67 61…. Cekixkix…kix…kix..

      • Roy Rey said

        @cekixkix

        Bwahahahaha… TOB banget dah bos cekixkix…. kemana yah tuh orang dah sembuh dari UGD RSJ blum yah..?

      • Cekixkix said

        @Om Roy Rey
        Cekixkix…kix..kix..
        Iya itu die @Om, rupanye penyakit si @Om Alexa komplikasi dengan raja orgil… jadi burung perkututnye terpaksa disuntik mati.

        Kesian yahhhh, dah kna rabies !!!…. HIDUP LAGI… Cekixkix…kix..kix…

      • Roy Rey said

        @cekixkix

        Bwahahahaha… berarti:

        62 6f 73 20 61 6c 65 78 61 20 73 61 6c 61 68 20 73 75 6e 61 74 20 6a 61 64 69 20 77 61 72 69 61

        HUAHAHAHAH….HUAHAHAHA….

        @Alexa
        kudoakan dikau cepat sembuh…. sembuh…embuh….
        Kasian khan cekixkix jadi ga punya lawan…

      • cekixkix said

        @Om Roy Rey
        73 61 6c 61 68 20 73 75 6e 61 74… kayaknya “kelerengnya” ikut terbabat habis… Cekixkix…kix…kix…

  21. […] Replay حَنِيفًا said […]

  22. […] Keutamaan Mut’ah […]

  23. myrazano said

    Kawin Mut’ah itu sama ngak dengan kawin kontrak bang ?
    Kalau iya ya jelas dilarang dong ….
    karena apapun alasan pembenarannya yang pasti itun sangat merugikan dan melecehkan kaum perempuan.

    terimakasih
    salam sukses selalu untuk bang Hanifah

    • @Bang Myrazao
      Subhanallah,
      Saya tidak ingin berdebat dengan pembuktian bahwa Nabi Muhammad s.a.w telah pernah mencontohkan nikah mut’ah karena seperti yang sampean lihat diatas tidak ada istilah mut’ah didalam kitab Al Qur’an.

      Kawin Mut’ah itu sama ngak dengan kawin kontrak bang ?
      1. Kawin kontrak adalah suatu perkawin yang dilaksanakan jika terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak sampai tenggang masa tertentu.
      2. Kawin mut’ah adalah suatu perkawinan yang dilaksanakan dari kesepakatan pihak laki-laki atau wali wanita (saya lebih suka menyebutnya sebagai kawin sewa :mrgreen: ) dengan masa tenggang tertentu juga.

      Sekarang silahken sampean kaji sendiri aturan Allah didalam Al Qur’an.
      1. Laki-laki diberi keleluasaan sampai 4 slot.
      2. Wanita diberi keleleluasaan mendapatkan kasih-sayang dari suami orang Islam.
      3. Perkerjaaan yang halal tapi tidak disukai oleh Allah adalah salah satunya PERCERAIAN.

      Pertanyaan:
      Kawin Kontrak/Sewa/Mut’ah bukankah perceraiannya sudah diatur oleh manusia yang tidak mau tunduk kepada fiqh Islam ?! 😦

      Sepanjang pengetahuan sayah dalam perkawinan mut’ah hukum Islam tentang masa iddah diabaiken.

      Salam hangat selalu, Kawan.

  24. sarah said

    salamun alaikum,
    Aduuuh, dari penjelasan yang cerdas kok malah berujung ke bahasa sarkastis yang ga beradab sih kang? Jaga imej atuh kang…. era ku batur…

    • cekixkix said

      @Tante Sarah
      Menurut tante secara agama mana nyang lebih diutamakan jaga imej atau jaga dari sifat kemunafikan?

      Khek-nya @Tante lebih suka jadi orang munafik asal imej terjaga… Cekixki…kix..kix…

      • hamba Allah said

        “Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah malampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaha : 43-44)
        “Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al-An’am : 108)
        “Siapa yg menyeru kepada seseorang dgn sebutan kekafiran atau ia mengatakan: ‘Wahai musuh Allah’ sementara orang yg dituduh itu tdk demikian mk sebutan tersebut kembali kepadanya.”(riwayat Muslim dari hadits Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu)

      • eagle said

        @Hamba Allah
        Allah belum tentu memberikan pahala atau balas sorga bagi orang yang menjaga imej sebab imej menurut manusia baik belum tentu baik disisi Allah begitu juga sebaliknya, tapi Allah pasti memberikan balasan yang setimpal setiap diri orang walaupun setitik zarah.

      • Roy Rey said

        @Hamba Allah
        Tolong anda pahami lagi ayat yg ditulis, terutama QS Al-An’am : 108.
        .
        .
        salam

    • Eagle said

      @Saudari Sarah
      Mana lebih baik, menjamu rekan sejawat di tempat karaoke dengan resiko ada rekanan yang minum-minuman keras dan imej terjaga.

      Atau menjamu rekan sejawat di warung pinggir jalan dan imej tidak terjaga tapi jelas tidak ada unsur yang melanggar syariat.

    • Wa’alaikum Salam, @Mba Sarah
      Duh… mudah-mudahan sampean bukan @mba-e yang berkomentar seperti diatas ini:

      by السلام عليك يا ابا عبدالله -agz- …
      Member since:15 October 2008
      Bullshit! 😛
      Lies!
      Lies!
      Lies!

      That person that told was a LIER and NOT a shia.

      Bijimanah menurut sampean apakah kata “Bullshit” tidak sarkasme yach ?! 😀

  25. machiavelli said

    hehehe…..penulis blog hanifa yang unik, secara tidak langsung anda ini telah mengubah sejarah…

    anda ini sunni bukan, syiah juga bukan, maka ada dua kemungkinan :
    1. anda mencampuradukkan sunni dan syiah
    2. anda membuat paham baru/agama baru

    hehe…dua-duanya sangat spektakuler loh, hebat, bisa membuat agama baru…hehehe…

    kesimpulan selanjutnya :
    karena anda telah membuat agama baru, maka saya ingin bertanya kepada anda, mukjizat apakah yang anda bawa (karena secara tidak sadar, anda telah sama saja mengaku sebagai nabi baru hehehe..)

    itu kaidah pertanyaan saya, untuk selanjutnya akan menyusul karena saya punya lebih dari 100 kaidah kebenaran…

    hehehe…

    • Eagle said

      @Machiavelli
      Sepengetahuan saya Suni dan Syi’ah adalah bagian dari sempalan Agama Islam yang berorientasi pada madzhab tertentu, jadi bukan ada agama SUNI atau ada agama SYI’AH.
      Demikian juga @sudara Haniifa tidak membuat madzhab baru, apalagi agama baru…
      hehehe…. saya jadi meragukan kemampuan 100 kaidah kebeneran dari ente. :mrgreen:

  26. machiavelli said

    hehehe,,,,ketika seseorang melihat sebuah benda, maka ada lima sikap :
    1. skeptis
    2. fanatis
    3. percaya atau tidak percaya
    4. percaya
    5. tidak percaya

    dalam posisi ini ternyata anda mister hanifa berada di posisi ketiga…hehehe…

    tahu gak kenapa anda saya taruh di posisi ketiga…hehe…

    padahal, kalau kita melihat suatu benda, maka sikap yang benar adalah nomer empat dan nomer lima…
    nomer empat, karena benda itu adalah benar2 ada
    nomer lima karena benda itu hanyalah persepsi, halusinasi, sedangkan halusinasi dan persepsi bukan ukuran penglihatan/kebenaran…

    aduh hati-hati deh mbakyu, jangan ambil posisi nomer tiga, itu sama saja anda berada dalam mencampurkan antara percaya dan tidak percaya…maka hasilnya sama saja bukan keyakinan hehe..

    dengan kata lain posisi nomer tiga adalah salah…

    hehe…dah sementara itu aja duyu…

    • Cekixkix said

      @Machiavelli
      Cekixkix…kix…kix…
      Kheknya jangankan 100 Kaidah kebeneran, lha wong @MAS HANIIFA saja ente sebut MBAKYU… Cekixkix..kix…kix…

      Errorrrrr … berat 😛

    • Roy Rey said

      Menurut saya pendapat bos haniifa bener kok…

  27. qarrobin said

    004,024 : wa lmuhshanaatu mina nnisaa-i illaa maa malakat aymaanukum kitaaba llahi ‘alaykum wa uhilla lakum mmaa waraa-a dzaalikum an tabtaghuu bi amwaalikum muhshiniina ghayra musaafihiina fa maa stamta’tum bihi min hunna fa –aatuu hunna ujuura hunna fariidhatan wa laa junaaha ‘alaykum fii maa taraadhaytum bihi min ba’di lfariidhati inna llaha kaana ‘aliiman hakiiman

    Dan (terlarang kamu menikahi) yang dibentengi (suami nya) dari wanita, kecuali apa yang dimiliki (dari) pembantu kamu, tulisan Allah atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu apa yang dibelakang (tulisan). Demikian kamu supaya mencari dengan harta kamu sebagai orang-orang yang membentengi selain orang-orang yang melemahkan. Maka apa yang akan melengkapi kalian dengan nya(harta) dari (kerja) mereka (sebagai pembantu), maka berikanlah mereka upah mereka (selama menjadi pembantu mu) sebagai suatu kewajiban, dan tiada pelanggaran atas kamu di dalam apa meridhai kalian dengan nya(upah) dari setelah kewajiban (jika ingin menikahi mereka), sungguh Allah adalah maha mengetahui lagi maha bijaksana (an nisaa- 004,024).

    ayat di atas tidak mendukung nikah mut’ah
    matta’a artinya perlengkapan

    ayat diatas bercerita tentang memberikan upah(ujuur). Jika kita ingin menikahi pembantu(aymaan) kita, maka berikanlah upahnya selama ia membantu mu mencari harta sebagai perlengkapan kalian untuk membentengi mereka di dalam pernikahan.

    wallahu a’lam

  28. اسوب سوبرييادي said

    Iya, siapa yang memasukkannya ya? 👿

  29. […] Ketiga: Agama Syi’ah selalu berusaha tahrif dengan istilah-istlah PERSIAnya contoh tidak ada kata dan fungsinya MUT’AH : Sumber: https://haniifa.wordpress.com/2009/12/20/keutamaan-mutah/ […]

  30. jafar assagaf said

    tiadalah suatu perkara yang ALLAH SWT perintahkan dan ALLAH SWT sendiri malakukannya dan juga memerintahkan seluruh para malaikat dan orang2 mu’min melakukannya yaitu tidak lain
    dan bukan kecuali SHOLAWAT kepada Nabi dan Keluarganya.disinilah tolak ukur
    apakah seseorang itu Ridho terhadap apa2 yang ditetapkan sama ALLAH SWT
    atasnya atau seperti IBLIS yang mengingkar.
    Wahai kaum muslimin pelajarilah dan fahamilah perintah ALLAH SWT ini,insya ALLAH
    kalian selamat dunia akherat.amin

    • @Mas Jafar Assagaf
      dan bukan kecuali SHOLAWAT kepada Nabi dan Keluarganya.disinilah tolak ukur
      ____________________
      Mari kita sama-sama buka barometer sholawat itu.
      Surah Al Ahzab ayat 56 :

      إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
      “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya, bershalawat atas Nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. (QS. 33 : 56).

      عَلَى النَّبِيِّ = ATAS Nabi, bukan diterjemahkan sebagaimana kaum Agama Syi’ah (Shia) => “atas Nabi dan Keluarga”, kalau demikian maka surah tersebut akan ditulis sbb:
      عَلَى النَّبِيِّ وَ عَلَى آلِ = ‘alaa nabii wa ‘alaa alii (atas nabi dan atas keluarganya)

      Wahai Ahlul Kitab , bedakanlah antara ‘ain denga alif … hehehe..

  31. marguerite said

    marguerite

    Keutamaan Mut’ah « حَنِيفًا

  32. carmelle said

    carmelle

    Keutamaan Mut’ah « حَنِيفًا

  33. Seru sekali diskusi di kolom komentarnya, hehehe

Leave a reply to Re: Aqidah Syiah tentang Al-Qur’an « حَنِيفًا Cancel reply