حَنِيفًا

haniifa.wordpress.com

Agama Syi’ah sama dengan Agama Kristen 3

Posted by حَنِيفًا on September 16, 2009

Assalamu’alaikum,

Walaupun beliau tidak mengaku ber-Agama Syi’ah namun dari ciri-ciri dan isi blog nya sangat jelas menunjukan ke-syiah-annya, contoh kecil saja, hampir dalam setiap pembukaan beliau mengucapkan/menulis “Salam wa rahmah:mrgreen: , Agak kebingungan juga menjawabnya sebab sebagai tuan rumah yang baik tentu harus membalas!! Lain hal jika beliau mengawali dengan “السلام عليكم ورحمة الله وبركاته” sudah menjadi kelajiman untuk membalas kebaikan do’a tersebut. Yang jelas umat Islam diakhir Shalat senantiasa mengucapkan salam 2x sebagaimana yang disunahkan oleh Nabi Muhammad s.a.w,  sedikitnya dua hadits sahih sengaja saya tampilkan perihal yang menyiratkan tatakrama salam dalam Agama Islam… (padahal supaya tidak difitnah sebagai ingkar sunah 😀 )

Hadits pertama:

حدثنا محمد بن مرداس قال نا محبوب بن الحسن قال نا أبو حمزة عن إبراهيم عن علقمة عن عبد الله قال كنت أرى بياض وجه رسول الله عن يمينه وعن يساره السلام عليكم ورحمة الله وبركاته مرتين

Hadits kedua:

وعن وائل بن حجر قال صليت مع النبي صلى الله عليه وسلم فكان يسلم عن يمينه السلام عليكم ورحمة الله وبركاته وعن شماله السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Bukan rahasia lagi jika Agama Syi’ah para Ahli kitab sebagai orang-orang Usil Kafirun :mrgreen: menjagokan makna/pengertian kata “ILHAM” dari pada kata “WAHYU” sebagaimana yang saya cuplik dibawah ini. Namun lucunya beliau seolah olah menghindari pemaknaan ganda dan sinomin kedua kata diatas dalam bahasa Indonesia, bahkan cenderung tidak mengidahkan sama sekali penggunaan kata ‘ilham”.

“What is a Messenger, a Prophet and one who is told?, He said: A Messenger is one to whom the angel appears and speaks. A Prophet is one who sees in his dream [ilham]. 😛 ,A Messenger is one who hears the voice while awake and sees, while asleep, and also with his eyes sees the angel when awake.” (Source: Usool Al-Kafi, Book 4, 439-1)

(Usool Al-Kafi = Asal-usul  Kafirun modern !)

Kita tidak akan mendapati kata “Ilham” ataupun “Wahyu” dalam kamus Bahasa Inggris, tapi padanan kedua kata tersebut bisa diperoleh dari kata “Inspiration“, disisi lain kita tidak akan menemukan kata padanan wahyu untuk arti kata “Inspire“, berikut ini saya kutip dari Kamus Inggris Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadily, hal.325 sesuai dengan teks aslinya.

Inspiration kb. ilham, inspirasi. to have an i. mendapat ilham. He’s an i. to everyone Ia merupakan sumber ilham bagi semua orang. to do everything by i. melakukan segala s.s.t menurut bisikan hatinya. to have sudden i. tiba-tiba mendapatkan ilham. devine i. ilham/wahyu dari Tuhan, wahyu Ilahi

Inspire kkt. 1 mengilhami. 2. mengilhamkan. to i. s.o. with confidence membangkitkan rasa kepercayaan/hormat pd s.s.o. He inspires everyone he meets Ia memberi semangat kpd setiap orang yang dijumpainya. I was inspired to continue the work Saya mendapat semangat unt meneruskan pekerjaan

Dari data kamus diatas tentu dapat kita simpulkan bahwa:
Inspiration = bisa berarti ilham ATAU wahyu

Logika Matematika (AL JABAR BOOL)
______________________________
A or B == A ATAU B
Contoh:
Kita mengerti arti “Inspiration” jika buka kamus Inggris ATAU diberi tahu oleh teman yang mengerti.

Hasil:
Jika membaca kamus maka tahu dan ngarti kata “inspiration”
ATAU
Jika diberi tahu teman maka tahu dan ngarti kata “inspiration”

Kalau tidak kedua-duanya bagaimana ?!… Pasti tidak mengerti :mrgreen:

Inspire = hanya diartikan ilham
Sangat jelas bahwa penggunakan kata ini hanya berarti ilham dan tidak ada opsi yang lain.

Pendapat para ahli tafsir dari yang Bahasa Inggris (Internasional) dan Bahasa Indonesia (Nasional).

1. Inspiration

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ

وَأَوْحَيْنَآ إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِى إِنَّكُم مّتَّبِعُونَ

Latin: Wa auhaina ilaa muusaa an asri bi ‘ibaadii innakum muttaba’uun (QS 26:52)

Literal : And We inspired/transmitted to Moses that: “Travel/depart at night with My worshippers/slaves, that you are being followed.”

Yusuf Ali : By inspiration we told Moses: “Travel by night with my servants; for surely ye shall be pursued.”

Pickthal : And We inspired Moses, saying: Take away My slaves by night, for ye will be pursued.

Dari para ahli tafsir taraf internasional tersebut jelas bahwa:
Kata auhaina cenderung diartikan sebagai “ilham“, namun pada terjemaahan Yusuf Ali bisa juga diartikan sebagai Ilham atau Wahyu karena mengunakan kata “inspiration“.

Disbintalad: Dan Kami wahyukan kepada Musa bahwa “berjalanlah di waktu malam dengan hamba-hamba-Ku sesungguhnya kamu akan diikuti”. 1282)

Depag RI : Dan Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli”.

Kesimpulan (QS 26:52) atau Surah Asy Syuuraa ayat 52 :
Yusuf Ali, Disbintalad dan Depag RI sepakat dalam korelasi ini kata auhaina ( أَوْحَيْن ) = WAHYU.

2. Inspire

وَإِذْ أَوْحَيْتُ إِلَى الْحَوَارِيِّينَ أَنْ ءَامِنُواْ بِى وَبِرَسُولِى قَالُواْ ءَامَنَّا وَاشْهَدْ بِأَنَّنَا مُسْلِمُونَ

Latin: Wa idz auhaitu ilal hawaariyyiina an aaminuu bii wa bi rasuulii qaaluu aamannaa wasy had bi annanaa muslimuun (QS 5:111)

Literal : And when I inspired to the supporters and deciples that believe in Me and My messenger, they said: “We believed and witness with that we truly (are) submitters/surrenderers .”

Yusuf Ali : “And behold! I inspired the disciples to have faith in Me and Mine Messenger: they said, ‘We have faith, and do thou bear witness that we bow to Allah as Muslims'”.

Pickthal : And when I inspired the disciples, (saying): Believe in Me and in My messenger, they said: We believe. Bear witness that we have surrendered (unto Thee) “we are muslims”.

Dari para mufasir taraf internasional tersebut jelas bahwa:
Kata auhaitu semua sepakat diartikan sebagai “ilham” / (inspire)

Disbintalad: Dan (ingatlah) ketika Aku ilhamkan kepada hawariyin 322) agar mereka beriman kepada-Ku dan pada rasul-Ku ! Mereka menjawab, “Kami telah beriman dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang muslim”, 323).

Depag RI : Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut ‘Isa yang setia’: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: “Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)”.

Kesimpulan (QS 5:111) atau Surah Al Maa-idah ayat 111 :
Literal, Yusuf Ali, Pickthal, Disbintalad dan Depag RI sepakat dalam korelasi ini kata auhaitu ( أَوْحَيْت ) = ILHAM.

TEGASNYA:
Tidak ada keragu-raguan baik mufasi Internasional maupun Nasional menterjemaahkan kata *** AUHAITU = ILHAM (QS 5:111) ***

Dalam perbincangan yang hangat dengan beliau, sebenarnya saya berusaha mengingatkan baik secara halus maupun lebih halus, sebagaimana  atas ketidak sediaan saya menangggapi pertanyaan yang masih linglung alias tertukar. Mohon maaf saja menurut sudut pandang saya beliau masih keliru menggunakan bahasa baku antara Bahasa Arab dengan Bahasa Indonesia.

darimana Anda tahu bahwa alham dan wahyun itu bersinonim? hayo dasarnya apa? Kalau ndak bisa ya berarti berasumsi.

Alhamdulillah, setelah belau sadar dari koma !! :mrgreen:

Pertanyaannya, (terpaksa saya ulangi terus karena memang belum mampu Anda jawab ustadz. DARIMANA ANDA TAHU BAHWA ILHAM, WAHYU, DAN AUHA 😛 ITU SINONIM?

Yang lebih menggelikan lagi, seandainya beliau bersikeukeuh menterjemaahkan kata “auha” menjadi “Ilham“, jujur saja saya malah salut sebab selain menunjukan keberanian, juga  mempunyai dasar yang cukup kuat, seperti yang saya tunjukan diatas.
Namun sayang dan aneh bin ajaibun justru terbalik 180 juralit, Sebagaimana yang dituturkan pada komentar terakhir beliau ini :


Ressay said September 15, 2009 at 2:35 am

salam wa rahmah,

Tuh khan lagi-lagi Anda melantur kemana-mana layaknya orang dungu yang kehilangan pegangan dalam argumen sehingga merasa perlu untuk membawa-bawa syiah dalam diskusi kita. Padahal saya tidak pernah menyatakan sebagai syi’ah disini, Jadi ndak perlu mengada-adakan sesuatu yang tidak ada, kecuali jika Anda ingin disebut orang gila. bukan begitu ustadz dungu?

hehehe…Anda sama sekali belum menjawab pertanyaan saya ustadz. Jawaban Anda begitu ngawur dan ngelantyur. Betul-betul merepresentasikan kedunguan Anda ustadz.

Diatas Anda mengigau bahwa ILHAM dan WAHYU dan AUHA adalah berbeda dan semua boleh digunakan sebagai SINONIM/PERSAMAAN dan harus ditempakan pada konteks ayat.

Pertanyaannya, (terpaksa saya ulangi terus karena memang belum mampu Anda jawab ustadz. DARIMANA ANDA TAHU BAHWA ILHAM, WAHYU, DAN AUHA ITU SINONIM?

1. ILHAM dan WAHYU itu berbeda.

أَوْحَيْن dalam surat Asy-Syura ayat 52 diterjemahkan menjadi wahyukan.

Sedangkan أَوْحَيْت dalam surat al-maidah ayat 111 diterjemahkan menjadi ilhamkan.

Padahal keduanya sama-sama berasal dari kata وحي yang berarti wahyu.

Mungkin Anda akan berkilah layaknya orang kebingungan bahwa أَوْحَيْت itu bahasa arabnya memang ilham, walaupun kata dasarnya sama yaitu وحي .

Baca selengkapnya :: disini ::

Padahal saya tidak pernah menyatakan sebagai syi’ah disini
_________________________
Tapi @Mas Cekixkix tidak sedungu Manusia Srigala disini.

Mungkin Anda akan berkilah layaknya orang kebingungan bahwa أَوْحَيْت itu bahasa arabnya memang ilham, walaupun kata dasarnya sama yaitu وحي .
_________________________
Hua.ha.ha… jangankan saya, 0rang-orang sekaliber ahli Tafsir Ibn Kathir pun tidak bisa mengungkap/mengartikan kata auhaitu pada (QS 5:111) secara pasti, padahal sangat jelas kalau kata dasar auhaitu adalah auhaa bukan wahyun.

(111. “And when I Awhaytu [put in the hearts of] Al- Hawariyyin to believe in Me and My Messenger, they said: `We believe. And bear witness that we are Muslims.”’)

© 1999-2008 Quraan.com.
Tafsir Ibn Kathir Translation © Dar-us-Salaam Publishing.

Kelucuan yang lain adalah soal kata وحي yang berarti wahyu. Insya Allah beliau tidak akan menemukan kata wahyu kecuali didalam Al Qur’an, jadi kalaupun saya balik bertanya darimana sampean tahu kata Wahyu ?! … Gedubrak… loop back…

Wassalam, Haniifa.

302 Responses to “Agama Syi’ah sama dengan Agama Kristen 3”

  1. batjoe said

    ass……
    pertama mas haniffa
    makasih telah dijawab pertanyaan saya dan untuk maslah diatas semoga mas haniffa selalu bersabar diri…
    kadang susah mas membtulkan besi yang sudah teramat bengkok…
    saya ingat sekali istilah ini mas..
    apapun yang mas haniffa sampaikan saya selalu ambil hikmanya untuk saya kelak dan kelurga.
    walaupun hanya satu ayat bila itu megna dihati maka hatipun semakin terang…

  2. batjoe said

    kedau sekalian mas..
    bila ada sempet seringkalikah mas haniffa pakai YM dan setaip hari apa dan jam berapa saja biasanya melakukan YM mas?

  3. batjoe said

    hatrik mas…
    semoga puasanya bisa menjadi berkah yang besr dan saya sekeluarga mengucapkan MINAL AIDIN WAL FA IZIN MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN. tada sempurnanya manusia baik zahir maupun bathin kecuali ALLAH SWT. dan bila ada kesalahn baik dalam penulisan, koment serta guyonan yang tidak berkenan mohon dimaafkan.
    makasih mas haniffa

  4. Assalamu alaikum..

    hmm…ini ngebongkar ilmu2 lama kayaknya….
    kalau saya tak salah…tapi dach lupa nich…
    menterjemahkan awha…itu harus dilihat fail dan juga ism lainnya..

    oh yach ..kalau tak salah Yahya adalah nabi…
    Merupakan juga hawariyyun….
    Moga dapat memberi sedikit tambahan

    Wassalam

    • Wa’alaikum Salam, @mas Ayruel
      Diskusi dengan orang syi’ah memang maunya membongkar-bongkar fail lama, maksudnya supaya Agama Islam (umat Islam)… meneng bae alias tidak maju-maju, coba @mas perhatikan gaya beliau…ndbleg khan !!.. hua.ha.ha…

    • ressay said

      Hayo siapa yang ingin menghancurkan Islam pelan-pelan? ialah orang-orang yang senengnya menyelisihi Al-Qur’an.

      Kata ustadz haniifa yang dungu, bahwa wahyu tidak mungkin turun kepada selain Nabi.

      Kata Allah dalam Al-Qur’an bahwa wayu juga bisa turun kepada selain Nabi.

      Masa sih? apa buktinya?

      Nyoh…

      وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

      Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

      إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

      Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

      فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

      Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

      Hayo…jadi siapa yang menyelisihi Al-Qur’an???

      Jawabannya: Ustadz Hanifa yang dungu…hahahahahaha…kasihan betul Anda ini.

  5. ressay said

    Salam wa rahmah,
    (Kebiasaan ngetik sms pake gituan, jadi mohon dimaklumi yach, hahahaha…kacau lo…)

    Saya tidak ingin menanggapi hal-hal yang menurut saya tidak perlu untuk ditanggapi. saya hanya ingin menanggapinya fokus pada WAHYU dan ILHAM.

    Data huruf Wau Ha Ya dalam Al Quran :

    Terangkai dalam 66 kata dengan 22 bentuknya :

    أوحي (uuhiya)9x
    أوحيت (awhaytu)1x
    أوحينا (awhaynaa)14x
    المقبوحين (almaqbuuhiin(a))1x
    بالوحي (bi(a)lwahyi)1x
    روحي (ruuhii) 2x
    فأوحينا (Fa-awhaynaa) 2x
    فيوحي (fayuuhiya) 1x
    نوحي (nuuhii) 4x
    نوحيه (nuuhiihi) 2x
    نوحيها (nuuhiihaa) 1x
    وأوحي (wauuhiya) 2x
    وأوحينا (wa-awhaynaa) 8x
    وحي (wahyun) 1x
    وحيا (wahyan) 1x
    وحيث (wahaytsu) 2X
    وحيدا (wahiidaa(n)) 1x
    وحيل (Wahiila) 1x
    وحين (wahiina) 5x
    وحيه (wahyuhu) 1x
    ووحينا (wawahyinaa) 2x
    يوحي (yuuhii) 4x

    Kata Wahyu (Wau Ha Ya) yang berbentuk Masdar Tsulasi dipakai dalam Al-Quran seperti pada QS. Al-Anbiya ayat 45, QS. Thaha ayat 114, dll.

    Al-wahy atau wahyu adalah kata masdar ( infinitif ); dan materi kata itu menunjukkan dua pengertian dasar, yaitu ; tersembunyi dan cepat. Oleh sebab itu maka dikatakan bahwa wahyu adalah : pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat dan khusus ditujukan kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui orang lain.

    Varian dari kata tersebut ada beberapa macam, ada kata kerja auha, Uhia, auhaitu, auhaina, yuhi, yuha, yuhuna.

    Jadi asal katanya sama, yaitu Wahyu. gitu ustadz…

    Saya merasa heran dengan ustadz kita yang satu ini. Beliau menafsirkan maksud Al-Qur’an dengan menggunakan kamus. Mbok ya sekalian pake kamus bahasa jawa dan kamus bahasa sunda. Ya biar terlihat sedikit ilmiah, walaupun sebenarnya Anda tidak lebih dari seorang yang pandir. Terus terang saya baru menemukan metode itu. Ngomong2 itu metode apa yach ustadz?

    Pada diskusi saya dengan ustadz kita yang satu ini, saya mengkritik penerjemahan yang ada pada beberapa Al-Qur’an terjemahan, entah itu tingkatan internasional kek atau luar angkasa sekalipun. karena bagi saya, tidak ada jaminan atas mereka terbebas dari kesalahan dari penerjemahan. Itu prinsip yang saya pegang. Silakan jika ingin membantah prinsip ini.

    Dalam surat asy-syura ayat 52 Allah berfirman:

    وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي إِنَّكُم مُّتَّبَعُونَ

    artinya: Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli”.

    وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ

    artinya: Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.

    silakan anda perhatikan dengan baik kedua ayat yang saya kutipkan diatas. Sama-sama menggunakan kata “auhaina”, tetapi diterjemahkan berbeda. Inilah salah satu keanehan.

    Anggap saja auhaina pada surat asy-syura ayat 52 terjemahan yang benar adalah wahyu. Maka, nalarnya nih ustadz, kata auhaina pada surat al-qashash ayat 7 terjemahannya juga wahyu donk. Mengapa? Karena sama-sama menggunakan auhaina. Ya kecuali jika kita ingin menafsirkan ayat al-qur’an dengan keinginan pribadi kita yang tentu saja bisa sesat. ya seperti ustadz haniifa inilah. Pemikirannya agak sesat sedikitlah.

    Jadi Batjoe, silakan belajar lagi. Jangan hanya membeo pada ustadz haniifa yang sudah terlihat kedunguannya.

    Jadi ustadz hanifa, kedunguan lagi yang akan Anda tunjukkan pada saya? Insya Allah saya bisa membantahnya dengan sangat mudah. Atas pertolongan Allah tentunya.

    wassalam.

    • mungkin maksudnya begini :

      Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: “Pergilah di malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli”.

      Allah berkata pada Musa lewat malaikat/langsung

      Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.

      tanpa Allah berkata langsung (kayak insting ibu Musa) untuk melakukan itu

      • ressay said

        Silakan Anda tafsirkan, selama bisa Anda pertanggungjawabkan.

      • rubon said

        @Mas Ressay

        Silakan Anda tafsirkan, selama bisa Anda pertanggungjawabkan.

        Ho ho hooooo…. tafsir ditafsirkan lagi, dasar ahli plintat-plintut…. 😀 😆

      • KangBoed said

        saha anu HITUT 🙄 🙄

      • rubon said

        @KangBoed
        Kamu yang selalu berkomentar seperti kentut dan tidak berbobot… 😀 😆

      • Cekixkix said

        @Tante KangBoed
        Botol itu isinya kentut ente yee, Emang bisa jadi elmu pelet gitoh ?!/b> … Cekixkix…kix..kix…

      • Ilham itu begini ya : Kadang ketika anda kepepet anda butuh pemecahan masalah, nah ketika anda kepepet anda mendapat jalan keluar yang baik, nah inilah ilham. Kayak insting gitu. Ilham hampir kayak bisikan, bisa saja ilham datangnya dari setan jika jelek niatnya, kalau baik pastilah dari Allah.

      • @Mas Wedul
        Walaupun beliau fahami maksud baik @mas diatas tapi rasanya agak susah juga, dan sudah berulang kali saya katakan soal relasional dan rasioanlitas terjemaahan setiap ayat jadi pertimbangan, tapi bagi Tuan Maha Guru @Ressay … No Way … !!
        Misal kata arti “bisa” dalam bahasa Indonesia saja, dimana Bhs. Ind lebih sederhana dari Bahasa Al Qur’an.

        1. Orang itu mati karena bisa ular.
        2. Ular itu bisa mati karena orang.

        @Tuan Maha Guru @Ressay bersabda :
        Anggap saja auhaina pada surat asy-syura ayat 52 terjemahan yang benar adalah wahyu. Maka, nalarnya nih ustadz, kata auhaina pada surat al-qashash ayat 7 terjemahannya juga wahyu donk. Mengapa? Karena sama-sama menggunakan auhaina.
        __________________________________
        Dalam hal ini saya tidak akan menentukan definisi, luar biasanya beliau malah tambah linglung… hahaha…

        Wassalam, Haniifa.

      • ressay said

        @Wedul Sherenian
        Oh ilham itu begitu yach? terus kalau Allah memerintahkan sesuatu kepada lebah, itu wahyu atau ilham?

        @Haniifa
        Tuh khan jawabannya ngelantur lagi. Setelah mengangkat argumen sinonim, sekarang mengangkat homonim. ckckckck…

        Siapa yang memperbincangkan definisi? waduh…perasaan ndak ada tuh ustadz.

        sekali linglung tetap lingung. Itulah Anda ustadz.

      • rubon said

        @Ressay
        Wahh… jadi sekarang saudara sudah tahu dalam ilmu linguistik itu ada soal homonim toh… 😀 😆

      • ressay said

        xixixixixi…luthuna ustadz kita yang satu ini.

      • rubon said

        Hahaha… 😀 😆

      • ressay said

        hahahaha…juga ustadz. Lucu sekali melihat tingkah Anda dalam berdiskusi. ckckckckck…

      • rubon said

        Wehh… jadi Sdr. Ressay itu benar-benar baru tahu definisi homonim toh !!!
        Weleh, weleh… bablash angine… hehehe

      • ressay said

        hehehehe…memang benar kata teman-teman saya. Diskusi disini ujung-ujungnya debat kusir. ckckckck….tapi asyik juga sih. Menghilangkan stress. Coz bisa buat orang2 disini pada stress dengan keyakinan yang selama ini diyakini.

        Wahyu hanya turun kepada Nabi? aduh..aduh…inilah igauan pemilik blog ini yang sudah ketahuan kedunguannya. Ya tidak? hehehehe…ditambah lagi ustadz rubon. lengkap deh…

      • rubon said

        @Ressay
        Lha kalau ILHAM…?! 😀 😆

        Kalau Ressay jangan lupa asal kata ILHAM
        Kalau Ressay jangan lupa arti ILHAM
        Kalau Ressay… hehehe…..

      • KangBoed said

        Sahabat orang orang pintar dan pandai para AHLI AGAMA.. tunjukkanlah akhlak yang mendidik.. berdiskusilah dengan bahasa yang sopan santun.. jauhkanlah pelecehan dan saling hujat dengan bahasa yang tidak mendidik.. berilah contoh kepada anak anak muda.. ingat yang sedang kalian perdebatkan ayat ayat ALLAH saling hormat menghormatilah.. karena semua akan kembali kepada diri masing masing.. agar kalian tiada menyesal..

        Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
        I Love U fuuulllllllllllllllllll

      • haniifa said

        @Om Ressay
        Wahyu hanya turun kepada Nabi? aduh..aduh…inilah igauan pemilik blog ini yang sudah ketahuan kedunguannya. Ya tidak? hehehehe…ditambah lagi ustadz rubon. lengkap deh…
        _________________________
        Nabi = pembawa berita
        Naba = berita
        an
        NABA il’adzim ( النَّبَإِ الْعَظِيمِ ) = BERITA BESAR 😀

        Sori sayah tidak mau berdebat kusir lagi dengan ahlul linguistik dan ahlul matematik, linglung… hua.ha.ha…

        *** PAHAM SAMPEAN RESSAY ****

        Wassalam, حَنِيفًا

      • ressay said

        @Rubon
        Kan sudah saya sampaikan ustadz rubon yang dungu. Nah, sekarang saya yang menantang Anda untuk menyampaikan pendapat Anda dan mengkritisi pendapat saya. Mudah khan? Ya jika memang Anda mampu. Jika tidak, ya lebih baik diam. Kecuali jika Anda ingin seperti haniifa yang terbongkar kedunguannya.

        @Haniifa
        Hehehehe…justru Anda dan teman Anda yang dungu ini yang membuat diskusi ini menjadi debat kusir. Betul tidak? Akui saja… :mrgreen:

        Kata ustadz haniifa yang dungu, bahwa wahyu tidak mungkin turun kepada selain Nabi.

        Kata Allah dalam Al-Qur’an bahwa wayu juga bisa turun kepada selain Nabi.

        Masa sih? apa buktinya?

        Nyoh…

        وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

        Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

        إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

        Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

        فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

        Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

        Hayo…jadi siapa yang menyelisihi Al-Qur’an???

        Jawabannya: Ustadz Hanifa yang dungu…hahahahahaha…kasihan betul Anda ini.

      • anonymous said

        Ressay globlok, udah saya katakan berkali-kali, kamu jangan banyak bacot…
        Alquran bukan alkoran yang bisa seenaknya kamu tulis dan terjemaahkan, seenak udelmu !!!

      • anonymous said

        Ressay goblok, memangnya tidak ada mantan HMI disini ?!
        Atau kamu pikir cuma kamu sendirian yang punya prestasi segudang di HMI ?!

      • Eagle said

        @Saudara Anonymous
        Sudahlah, kita semua tidak lepas dari lupa dan khilaf begitu juga dengan yang menimpa saudara Ressay.

      • ressay said

        Hehehehe…siapa orang HMI disini. HMI itu Hampir Masuk Islam? Ckckckckck…HMI mana? Cabang atau komisariat mana?

        Ada juga tuh HMI Cabang Facebook. Apa ini HMI Cabang blog?

        Apakah saya menafsirkan Al-Qur’an dengan seenak udelku sendiri? Silakan Anda buka Quran versi DEPAG RI. Apakah penerjemahannya sesuai dengan apa yang saya kutipkan. Saya tantang Anda untuk mengeceknya.

        Mari kita lihat siapa yang tolol dan idiot.

        وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

        Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

        إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

        Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

        فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

        Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

        Jadi, WAHYU bisa turun juga kepada SELAIN NABI. hahahaha….

      • anonymous said

        Hehehehe…siapa orang HMI disini. HMI itu Hampir Masuk Islam? Ckckckckck…HMI mana? Cabang atau komisariat mana?

        Ada juga tuh HMI Cabang Facebook. Apa ini HMI Cabang blog?

        ==> Ressay otak kkamu memang lebih rendah dari kerbau yang tolol.
        Jangan bicara masalah internal HMI… GOBLOOOOOKKKKKKKKKKKK…… !!!

      • yasser said

        hehehehe…sip bos dungu.

      • anonymous said

        hehehehe…sip bos dungu.

        ====> Wak kak kak… selamat berjuang dikubangan lumpur !!!

    • cekixkix said

      @Oom Ressay
      Shaulim wa onta.. Ckix.kix..kix… kix..kix..

      • cekixkix said

        @Oon Ressay
        Kaypang wa Srigala ente manusia srigala berbulu domba…. Cekixkix…kix….kix…

      • ressay said

        Silakan Anda tertawa sepuasnya. Saya akan memaklumi jika memang kemampuan Anda hanya menertawakan pendapat orang. Semoga bukan itu yang diajarkan oleh agama Islam.

      • rubon said

        @Mas Cekixkix
        Memang kalau saudara tidak tertawa artinya tidak normal, mana ada seekor ahli tafsir plintat-plintut… bisa mengalahkan mufasir Alquran seluruh dunia. 😀 😆

      • Cekixkix said

        @On Ressay
        Salam wa rahmah,…. si None Rahmah masih perawan yah dan toketnya gede kagak ?!… Cekixkix..kix..kix…
        Salamin juge buat None Rahmah, Gue mut’ah yah… ntar kalau bunting dikembaliin lagi… Cekixkix…kix…kix…

      • KangBoed said

        waaaah hararebat pisaaaaaaaaang nya elmuna.. picontoen ka sasama.. akhlak anu sae pisaaaaaaaaaaang

      • batjoe said

        Mas Ressay
        “Jadi Batjoe, silakan belajar lagi. Jangan hanya membeo pada ustadz haniifa yang sudah terlihat kedunguannya”
        maaf ini kata2 mas kan BEO = BINATANG!!! jadi saya mas anggap binatang??? lha terus mas apa??? pinter, lebih hebat, lebih berharga dan lebih dari orang2 lainnya.
        apakah koment saya ke mas haniffa menyingung diri mas?
        “kadang susah mas membtulkan besi yang sudah teramat bengkok…
        saya ingat sekali istilah ini mas..”
        apakah perkataan ini ??? ada salah presefsi mas itu adlah buat saya sendiri buakan anda dan kenpa orang yang berpendidikan tinggi seperti anda malah menyebut orang yagn tidak anad kenal dengan perkataan BEO = BINTANG… aneh?
        dan perlu mas ketahui saya punya hati dan hati saya sendiri yang bisa menafsirkan itu…
        anda pinter saja belum tentu bisa mengukur dalamnya lautan yang ada di balikpapan.
        Ingat mas coba hal perkataan BEO = BINTANG itu dikembalikan ke ISTRI dan ANAK anda apakah ENAK????

      • ressay said

        @Batjoe
        Makanya mas, pahami komentar orang dengan baik. Jangan asal hantam saja. Saya banyak pengalaman seputar itu. Asal hantam saja, akhirnya saya terjebak pada sikap yang salah. Tidak menutup kemungkinan, Anda pun akan terjebak pada salah pemahaman dan salah sikap.

        Ketika saya mengatakan Anda jangan membeo, maksudnya bukan Anda jangan jadi binatang. Maksud saya, Anda jangan meniru tingkah laku burung beo yang ketika diajari oleh manusia ngomong, ia akan mengikuti begitu saja tanpa kemudian menganalisanya kembali.

        Jadi, silakan saya menunggu tanggapan ilmiah atas apa yang jadi pendapat saya diatas soal wahyu dan ilham. Sekali lagi pendapat saya, bukan pendapat syiah. Jadi kalau ada yang nyinggung-nyinggung syiah disini dan menganggap pendapat saya merupakan representasi dari syiah, itu yang menurutku cara berpikirnya perlu diluruskan. Itu orang-orang yang sudah bengkok, yang perlu kita luruskan bersama. Bukan begitu?

        Silakan Anda juga menilai komentar cekikix diatas. Walaupun kata-kata dia seperti itu, tidak lantas saya mengatakan bahwa ustadz dia mengajarkan kata-kata itu. Karena sebetulnya kita yang akan mempertanggungjawabkan sendiri apa yang jadi keyakinan kita, bukan mazhab kita, bukan guru kita, bukan orang tua kita.

      • Cekixkix said

        @Kak Ressayy
        Chei ile… kakak ni yee…. Cekixkix…kix…kix…

        Walaupun gue dapat ala kadarnya soal Agame Islam, tapi gue tahu arti “assalamu alaikum” itu ucapan selamat bagi seesama umat Islam dan perlu elo ketahui agame gue Islam.

        Gue mau tanya kak..kix.kix.kix.., “Salam wa” gue tahu artinya lalu rahmah, sori coy kagak ada itu ?!

        Dan gue kagak perlu tahu apa dan siapa “rahmah”, bikin pening kepala doang,… Cekixkix…kix…kix…

      • rubon said

        @Cekixkix
        Mungkin si orang pintar kelimpungan soal mut’ah… 😀 😆

        Mut’ah itu haram, halal, haram, halal, haram … hahaha… ilmu ilmiah kancing namanya.

      • ressay said

        Sayang, debat kusir. kasihan betul jika sudah mentok tidak punya dalil, akhirnya mengalihkan pembicaraan. Ckckckck…ustadz…ustadz…dungu ah..

      • Cekixkix said

        @Kak Ressay
        Othong nye suka parkir dimane aje Kak kixkix ?!… Cekixkix…kix..kix…

      • Cekixkix said

        @Kak Ressay
        Jangan-jangan othong Kak Ressay, demen parkir di kamar mandi ato di kamar ayam kampus !!… Cekixkix…kix…kix..,

      • rubon said

        @Cekixkix
        😀 😆

        Kesimpulan yang sangat ilmiah menurut teorema hitung kancing adalah :

        Mut’ah itu kamar mandi, kamar ayam kampus, kamar mandi, kamar ayam kampus, akhirnya kamar mampus… hahaha

      • @Kang Rubon
        Mut’ah itu kamar mandi, kamar ayam kampus, kamar mandi, kamar ayam kampus, akhirnya kamar mampus… hahaha
        _______________________
        Setujuhhh… sekali.

        Sebab apaun alasanya kawin kontrak atau istilahnya dari sononya Mut’ah pada hakekatnya sangat merugikan kaum wanita “apapun alasannya”.…. (saya tegasken dua kali,… biar terbaca oleh si ahli -nujum- hukum 😀 )
        Bukti:
        1. Tidak sedikit para remaja yang di mut’ah, hamil dan menggugurkan kandungan.
        2. Ketidak jelasan “sang ayah” secara biologis, dengan kata lain “sang ayah” bisa berkilah menceraikan istri dengan alasan masa mut’ah habis… padahal kita tahu bahwa perceraian adalah sesuatu yang halal namun perceraian itu tidak disukai oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
        3. Haq-haq anak yang terlahir dari hasil perkawinan mut’ah biasanya disepelekan oleh “sang ayah”
        4. Yang dihukum oleh Sang Ahli -Nujum- Hukum KUHP biasanya IBU bayi. kalau terjadi pelanggaran ilmu Kencing :mrgreen:

        Pertama:
        Yang paling pokok adalah menghinakan wanita berarti menghinakan Umul Mukminin
        1. Siti Khadijah sebagai Wanita dan ibu kandung dari Fatimah…. Ahlul Bait dari sisi Nabi Ibrahim a.s dan Hajar.
        2. Maryam sebagai ibu kandung dari Isa Al Masih… Ahlul Bait dari sisi Nabi Ibrahim a.s dan Sarah.

        (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (QS 3:45)

        Kedua :
        Menghinakan wanita, berarti menghinakan Ibu sendiri ***

        Kesimpulan:
        Sangat jelas sekali Nabi Muhammad s.a.w dan umat ISLAM lebih mengutamakan keluarga MARYAM
        , dari pada ISTRINYA SENDIRI (baca: Siti Khadijah) berikut anak keturunanya.
        (Menurut Agama Syi’ah justru mengutamakan keluarga Imam Ali, yang diakui sebagi Ahlul Bait… hua.ha.ha… lebih repot lagi dah )

        Agama Syi’ah (Mahdzab Syi’ah)kapan kalian insafnyah, ubro ?! 😛

        Wassalam, Haniifa.

      • ressay said

        Oh jadi gini yach tingkah orang-orang dungu yang berkeliaran diblog ini. Kalau sudah mentok kagak bisa bantah, langsung mengalihkan topik pembicaraan ke yang lain. Jadi semakin betah debat disini. Bisa bikin orang ndak tenang hati dengan keyakinannya yang memang lemah selemah sarang laba-laba.

      • rubon said

        @Kang Haniifa
        Haloo…halooo…. khok ada kambing conge numpang nampang… hahaha 😀 😆

      • ressay said

        Haiyah ngomong diri ente sendiri ustadz. Asyik nih diskusi ama orang dungu.

      • Cekixkix said

        @Kang
        Gue no komen !!

      • rubon said

        Metode Syi’ah parah sekali dan tidak bisa dipertahankan lagi rupanya, logika yang kaku.
        Hati boleh hung, tapi logika jangan sampai hung Mr. Ressay and so on.

      • ressay said

        @Cekikix
        Ndak koment? Padahal ketika Anda mengatakan “gw no komen” sebetulnya Anda sedang berkomentar. hayo sia bingung.

        @rubon
        Yang parah adalah metodologi diskusi Anda. mbok ya kalau orang tanya ya dijawab. ya kecuali jika memang Anda benar-benar dungu. bukan begitu ustadz dungu?

      • anonymous said

        Mahasiswa tolol, badan digedein otak kopong melompong.
        “Gara – Gara Nila Setitik Rusak Susu Sebelanga*
        Bikin malu !!!

      • ressay said

        hehehe…ya Anda itu contoh orang tolol yang hanya bisa mengatakan orang tolol dan tidak mampu membantah argumen lawan diskusi Anda. Kasihan…

        Kata ustadz haniifa yang dungu, bahwa wahyu tidak mungkin turun kepada selain Nabi.

        Kata Allah dalam Al-Qur’an bahwa wayu juga bisa turun kepada selain Nabi.

        Masa sih? apa buktinya?

        Nyoh…

        وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

        Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

        إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

        Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

        فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

        Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

        Hayo…jadi siapa yang menyelisihi Al-Qur’an???

        Jawabannya: Ustadz Hanifa yang dungu…hahahahahaha…kasihan betul Anda ini.

      • the70no said

        @mas Ressay
        Sebelumnya mohon maafkan, daku bukan bermaksud mengajar tapi sedang belajar.

        Menurut Al Qur’an (QS 16: 98):
        “Maka apabila engkau membaca Al Quran maka mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk “

        Jadi tolong setiap menulis 1 ayat AL Quran yang lengkap dibiasakan didahului dengan ta’awwudz.

        Sekali lagi mohon maaf, dan daku sekedar memberi peringatan.

        Terimakasih.

      • sikabayan said

        euheuheuheuuz… nyi iteung sajah kalau memberi makan si manis menggunakan panggilan lembut “pushhh….pushhhh…kasinih geura”….

        “Nyoh… “….hikz, tidak ridho atuh… hikz

      • ressay said

        Mari kita lihat siapa yang tolol dan idiot.

        Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 98:

        فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

        Artinya: Apabila kamu membaca Al Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

        Baca lagi donk ayat diatas. Saya tidak melihat tulisan “Apabila kamu menulis Al-Qur’an hendaklah….”

        Bisa tolong tunjukkan dimana letak tulisan seperti itu?

        Lho kok tanyanya seperti itu?

        Ya jelaslah, khan saya lagi ngetik. Jadi ndak perlu itu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

        Perkara saya baca Ta’awwudz atau tidak ketika membaca Al-Qur’an, biar itu jadi urusan saya dengan Allah.

        hehehehe…makanya mas, baca Al-Qur’an itu dengan teliti dan jangan lupa ta’awwudz dulu.

        Jadi tolong setiap menulis 1 ayat AL Quran yang lengkap dibiasakan didahuli dengan ta’awwudz.

        Itu nasehat Anda, tetapi anehnya Anda langgar sendiri. Heran saya… Lihat tuh komentar Anda. Apakah ada ta’awwudz?

        Jadi, sebelum memberi peringatan kepada orang lain, tunjuklah diri Anda sendiri terlebih dahulu. okey?

      • sikabayan said

        hikz… kata si Abah mah, kalau baca tafsiran diawali cukup ku basmallah sajah,… hikz.

        Minal aidzin wal fa’idzin buat semuah ti kami sikabayan samah nyi iteung… hikz, sambil menanti shalat ‘ied dilapang.. hikz.

      • the70no said

        @mas Ressay
        Sekali lagi mohon dengan sangat bukannya daku bermaksud mengajar tapi sedang belajar.
        Menurut daku klo gak pake ayat aslinya dalam bahasa Al Qur’an cukup dengan mengatakan Allah berfirman atau menurut AL Qur’an,
        mengapa ? karena tafsiran bukan al qur’an, jadi daku tidak melanggar.

        Itu nasehat Anda, tetapi anehnya Anda langgar sendiri. Heran saya… Lihat tuh komentar Anda. Apakah ada ta’awwudz?
        Klo mas Ressay jelas melanggar, coba bayangkan sendiri !

      • ressay said

        @Sikabayan

        hikz… kata si Abah mah, kalau baca tafsiran diawali cukup ku basmallah sajah,… hikz

        Ngomong-ngomong, apa dasarnya?

        @The7ono
        Saya tidak pernah menganggap Anda sedang mengajar. Saya anggap itu sebuah nasehat bagi saya. Tetapi saya pikir, nasehat yang salah, wajib saya tolak. Apalagi ketika nasihat itu adalah nasihat hasil dari ubah-ubah ayat Al-Qur’an.

        Seperti ta’awwudz tadi.

        Pada komentar Anda, Anda tuliskan:

        Menurut Al Qur’an (QS 16: 98):
        “Maka apabila engkau membaca Al Quran maka mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk “

        Lalu Anda menasehati saya:

        Jadi tolong setiap menulis 1 ayat AL Quran yang lengkap dibiasakan didahuli dengan ta’awwudz.

        Nah, sekarang giliran saya yang mengkritisi ketidaktelitian Anda yach. Semoga apa yang Anda lakukan ini bukanlah kesengajaan, tetapi karena memang ketidaktahuan Anda.

        Anda menasehati saya agar setiap menulis 1 ayat Al-Qur’an yang lengkap, dibiasakan didahului dengan ta’awwudz.

        Nasehat Anda itu bersandarkan pada surat An-Nahl ayat 98. Padahal, saya cek pada ayat tersebut, ndak ada tuh kata-kata menulis. Yang ada hanya membaca.

        Jadi mas, janganlah Anda merubah-rubah teks Al-Qur’an. Bisa-bisa Anda kafir lho.

        Silakan Anda akui kesalahan itu dan Anda bertaubat sebelum nyawa Anda tercerabut dari tubuh Anda.

        itu yang pertama mas, kritikan dari saya untuk Anda yang sudah berani menasehati saya dengan Ayat Al-Qur’an walaupun ternyata salah. kikikikikikik…kasihan…

        ——–

        yang kedua nih ya mas, silakan diperhatikeun. Sok diperhatikeun …

        Anda menasehati saya agar setiap menulis 1 ayat Al-Qur’an yang lengkap, dibiasakan didahului dengan ta’awwudz.

        sekarang, mari kita perhatikeun komentar Anda diatas.

        Anda berkicau, eh salah, maksudnya berkomentar:

        Menurut Al Qur’an (QS 16: 98):
        “Maka apabila engkau membaca Al Quran maka mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk “

        Aku bertanya-tanya nih. Mana ta’awwudz? Kok ndak Anda tuliskan. Ups…tuliskan atau bacakan yach? Sok atuh kaji lagi Al-Qur’annya. Mbok ya kalau mengkaji Al-Qur’an jangan sambil mabok, biar cemerlang pikiran Anda.

        kemudian Anda berkilah:

        Menurut daku klo gak pake ayat aslinya dalam bahasa Al Qur’an cukup dengan mengatakan Allah berfirman atau menurut AL Qur’an,
        mengapa ? karena tafsiran bukan al qur’an, jadi daku tidak melanggar.

        Hehehehe…pandai betul ente berkilah. Lagian khan itu menurut ente. kalau menurut baik membaca teks Al-Qur’an yang arab maupun yang Indonesia, kita wajib membaca ta’awwudz gimana? ingat lho,,membaca, bukan menulis seperti igauan ente diatas. xixixixi…kasihan betul.

        Yuk belajar lagi. Sebelum nasehati orang lain, nasehatilah diri sendiri terlebih dahulu. okey? Jangan sampai nasehat itu hanya akan mempermalukan Anda saja.

      • the70no said

        Daku gak dipemalukan oleh pemilik blog… duhhh nikmatnya hidup ini.

      • ressay said

        yoi. Karena yang mempermalukan Anda itu diri Anda sendiri.

      • the70no said

        hikikkihhkihhhh…. rintihan keledai 🙂

      • yasser said

        ya elah sama-sama begonya ternyata. Bantah donk. Bisa ndak?

      • anonymous said

        ya elah sama-sama begonya ternyata. Bantah donk. Bisa ndak?

        =====> Wak kak kak… udah telanjang bulat masih nggak tahu malu, Yeser tolol… Wak kak kak !!!

    • @Oom Ressay
      Saya tidak ingin menanggapi hal-hal yang menurut saya tidak perlu untuk ditanggapi. saya hanya ingin menanggapinya fokus pada WAHYU dan ILHAM.
      _______________________
      Apapun alasan sampean tentang kata Wahyu dan Ilham tetap saja itu merupakan ilmu linguistik, titik.

      Kata Wahyu (Wau Ha Ya) yang berbentuk Masdar Tsulasi dipakai dalam Al-Quran seperti pada QS. Al-Anbiya ayat 45, QS. Thaha ayat 114, dll.
      _______________________
      Al Qur’an mengenal beberapa ayat yang hanya terdiri dari susunan huruf seperti yang sampean sebutkan Surah Thaahaa bahkan pada ayat pertama adalah Thaahaa (Tha Ha).
      Biar sampean tidak kelimpungan 😛 maka akan saya ambil ayat yang setara, yaitu yang mengandung hanya 3 fonem pembentuk : (Alif Lam Mim) —– masdar tsulasi (Wau Ha Ya)

      Dengan sangat homat, sudilah Mister Maha Guru @Ressay menjelasken kepada saya, dan dipersilahken sampean gunakan seluruh kemampuan Ilmu Linguistik yang sampean kuasai coba terjemaahken ayat (QS 2:1) ini saja. … (ingat Mister @Resyay, Masdar Tsulasi adalah cabangnya)

      Alif – Lam – Mim ?!

      Wassalam, Haniifa.

      • ressay said

        salam
        ustadz, mohon maaf. Saya menilai komentar Anda tidak menjawab komentar saya sebelum ini. Ndak usah melebar kemana-mana lah ustadz. Tinggal Anda tanggapi sesuai dengan apa yang jadi komentar saya. Itu saja dulu.

        Jadi, saya sudah beberapa kali menyarankan kepada Anda mengenai hal ini. Karena jika Anda terus-terusan begini, itu hanya akan menunjukkan kepada saya bahwa Anda itu memang tidak mampu memahami komentar orang lain, apalagi membantahnya. Jauhlah Anda dari itu.

        Saya sudah menunjukkan kepada Anda bahwa kata dasarnya dan variasi dari kata dasar tersebut. Monggo saya tetap sabar menantikan komentar cerdas Anda. Ingat…komentar cerdas, bukan komentar konyol apalagi dungu.

        Santai ustadz, jangan keburu nafsu. Silakan kumpulkan seluruh referensi Anda terlebih dahulu, baru menanggapi komentar saya ini. saya senantiasa menantikannya.

        Tenang saja, argumen saya masih setumpuk disamping laptop saya. Sedikit-sedikit dulu saja yach.

        wassalam.

      • Salam kembali @Ressay

        Pada diskusi saya dengan ustadz kita yang satu ini, saya mengkritik penerjemahan yang ada pada beberapa Al-Qur’an terjemahan, entah itu tingkatan internasional kek atau luar angkasa sekalipun. karena bagi saya, tidak ada jaminan atas mereka terbebas dari kesalahan dari penerjemahan. Itu prinsip yang saya pegang. Silakan jika ingin membantah prinsip ini.

        Dari komentar diatas berarti saya yakin bahwa sampean sangat piawai ilmu linguistiknya, dan dikuatkan oleh statement berikut:
        Saya sudah menunjukkan kepada Anda bahwa kata dasarnya dan variasi dari kata dasar tersebut. Monggo saya tetap sabar menantikan komentar cerdas Anda. Ingat…komentar cerdas, bukan komentar konyol apalagi dungu.
        ______________________________
        Silahken sampean bawa segudang laptop dan segudang kawan sampean,lalu tunjukan kepada saya arti “ALIF LAM MIM” dalam ilmu linguistik yang sampean jagokan.

        Sedekahlah sedikit kepada kami yang bodoh ini.
        (Catatan: Saya tidak pernah menterjemaahkan, kecuali membaca terjemaahan yang semua sudah saya tunjukkan kepada sampean)

        Wassalam, Haniifa.

      • ressay said

        Mohon maaf ustadz, sekali lagi saya katakan bahwa komentar Anda ngelantur kemana-mana. Silakan Anda fokus pada pembahasan. atau Anda tidak mampu membantahnya ustadz? aduh…aduh…

        Sedang membahas wahyu, eh malah melantur ke al-baqarah ayat 1. aduh…aduh…

      • @Oom Ressay
        Justru saya ini terlalu bodoh dan dungu soal ilmu bahasa termasuk mengenai wahyu dan ilham, kan sudah saya jelaskan begitu dungu dan bodohnya jadi saya hanya mengikuti para ahli tafsir nasional dan internasional.

        Sekali lagi dengan rendah hati, berilah sedikit ilmu kepada saya mengenai tafsir “ALIF – LAM – MIM” saja, lah sampean bisa tahu lebih dari 5 fonem lho (Wa Ha Ya, plus Nun, Ta) ?!

        Aduh tolong dunk 😦

      • ressay said

        Sekali lagi saya tegaskan ustadz, pembahasan fokus pada wahyu yuk. Kecuali jika Anda mengaku dungu. iya gak?

      • @Maha Guru @Ressay
        Masak nggak tahu ilmu linguistik sama sekali sampean ?! 👿

      • ressay said

        Heheheh…sorry ya ustadz dungu. Fokus donk ke wahyu. Jangan tambah kedunguan Anda yang memang sudah keterlaluan. Jadi ndak sabar nih melihat argumen ilmiahnya. Ayo donk, gitu aja ndak mampu. aduh..gawat ini…

      • @Maha Guru @Ressay
        Ya saya dungu dan sampean Maha Guru, oleh karena itu jelaskan dung pinter… hehehe.
        Satu lagi Tuan Maha Guru, saya dungu soal ilmu tajwid:

        رَ dengan tanda fatah (bunyi a) contoh dibaca “ro” (tulisan latin:”ra”)
        رِ dengan tanda kasrah (bunyi i) contoh “ri”
        ر dengan domah (bunyi u) contoh “ru”

        Tolong Maha Guru jelasken lafadz dari (QS 11:41) ?!

      • ressay said

        Hehehehe…ustadz dungu, silakan fokus pada pembahasan wahyu dan ilham.

        Jika memang Anda punya pendapat lain yang berbeda dengan saya, silakan sampaikan. Ya setidaknya untuk menunjukkan bahwa Anda tidak dungu-dungu banget.

        Ndak perlu mengalihkan pada sesuatu yang lain. Gimana?

        Jangan keterlaluan donk dungunya. hehehehe….:D

      • @Tuan Maha Guru @Ressay
        Yaappp benar sekali saya dungunya keterlaluan sampai-sampai hanya mengikuti para ahli tafsir Nasional dan Internasional, dan saya akan berguru kepada Tuan yang ternyata lebih unggul dalam perihal tafsir menafsir Al QUR’AN.

        Tolong dengan hormat, berilah sedekah ilmu dari tuan soal tafsir “Alif Lam Mim” dan sampai sekarang begitu dungunya saya kebingungan sendiri mengapa (QS 11:41) tidak sesuai dengan ilmu tajwid yang saya pelajari.

        Plis dong ahhhh…..

      • ressay said

        gini deh, sekarang saya tanya. Kita saat ini tengah berdiskusi tentang apa?

      • @Tuan Maha Guru @Ressay
        Saya ingat dan terimakasih sekali kepada Tuan yang sudah berbaik hati menghitung dan menjelaskan dengan sangat-sangat cermat sbb:

        Data huruf Wau Ha Ya dalam Al Quran :

        Terangkai dalam 66 kata dengan 22 bentuknya :

        أوحي (uuhiya)9x
        أوحيت (awhaytu)1x
        أوحينا (awhaynaa)14x
        المقبوحين (almaqbuuhiin(a))1x
        بالوحي (bi(a)lwahyi)1x
        روحي (ruuhii) 2x
        فأوحينا (Fa-awhaynaa) 2x
        فيوحي (fayuuhiya) 1x
        نوحي (nuuhii) 4x
        نوحيه (nuuhiihi) 2x
        نوحيها (nuuhiihaa) 1x
        وأوحي (wauuhiya) 2x
        وأوحينا (wa-awhaynaa) 8x
        وحي (wahyun) 1x
        وحيا (wahyan) 1x
        وحيث (wahaytsu) 2X
        وحيدا (wahiidaa(n)) 1x
        وحيل (Wahiila) 1x
        وحين (wahiina) 5x
        وحيه (wahyuhu) 1x
        ووحينا (wawahyinaa) 2x
        يوحي (yuuhii) 4x

        Kata Wahyu (Wau Ha Ya) yang berbentuk Masdar Tsulasi dipakai dalam Al-Quran

        Subhanallah
        Ternyata benar begitu adanya dan saya percaya kehebatan ilmu Tuan @Ressay.

        Sebagai orang hebat tentu tidak perlu dua kali bertanya dong, saya si dungu ini bertanya kepada Tuan ?!

        Tolong dengan hormat, berilah sedekah ilmu dari tuan soal tafsir “Alif Lam Mim” dan sampai sekarang begitu dungunya saya kebingungan sendiri mengapa (QS 11:41) tidak sesuai dengan ilmu tajwid yang saya pelajari.

        Terimakasih sebelumnya, atas jawaban yang relevan dengan pertanyaan tersebut, Haniifa.

      • ressay said

        Silakan jawab pertanyaan saya yang simple.

        “Ustadz dungu, kira-kira kita saat ini sedang berdiskusi tentang apa yach?”

      • Cekixkix said

        @Om Ressay
        Kita ngopi aje yuk !! sambil makan pisang goreng mungpung masih jam 6 pagi… Cekixkix…kix..kix..

      • rubon said

        @Ressay
        Mungkin “ustadz dungunya” tertidur tuhhh… 😀 😆

        Subhanallah
        Ternyata benar begitu adanya dan saya percaya kehebatan ilmu Tuan @Ressay.

        Kalau @kang Haniifa saja sampai tidak bisa berkutik oleh sajian ilmiah saudara, apalagi sayah… heheheh….

        Okey, kita kembali ke laptop. 😀
        Yang saudara harapkan adalah yang berkaitan dengan kata WAHYU dan ILHAM.

        Saya tidak ingin menanggapi hal-hal yang menurut saya tidak perlu untuk ditanggapi. saya hanya ingin menanggapinya fokus pada WAHYU dan ILHAM.
        ………..
        ي (uuhiya)9x
        أوحيت (awhaytu)1x
        أوحينا (awhaynaa)14x
        المقبوحين (almaqbuuhiin(a))1x
        بالوحي (bi(a)lwahyi)1x
        روحي (ruuhii) 2x
        فأوحينا (Fa-awhaynaa) 2x
        فيوحي (fayuuhiya) 1x
        نوحي (nuuhii) 4x
        نوحيه (nuuhiihi) 2x
        نوحيها (nuuhiihaa) 1x
        وأوحي (wauuhiya) 2x
        وأوحينا (wa-awhaynaa) 8x
        وحي (wahyun) 1x
        وحيا (wahyan) 1x
        وحيث (wahaytsu) 2X
        وحيدا (wahiidaa(n)) 1x
        وحيل (Wahiila) 1x
        وحين (wahiina) 5x
        وحيه (wahyuhu) 1x
        ووحينا (wawahyinaa) 2x
        يوحي (yuuhii) 4x
        …………….
        Kata Wahyu (Wau Ha Ya) yang berbentuk Masdar Tsulasi dipakai dalam Al-Quran

        Tolong tunjukkan secara ilmiah, yang terkait kata ILHAM atau ALHAM ?!

      • ressay said

        Ustadz, sudah saya sampaikan diatas. Jika memang salah, silakan dikoreksi donk. Gitu aja repot nih ustadz. hehehehe….ciah…

      • rubon said

        @Ressay
        Bukankah saudara ini orang pintar yang serba benar dan serba tahu…. hehehe,
        Menurut keinginan saudara sendiri:
        Yang saudara harapkan adalah yang berkaitan dengan kata WAHYU dan ILHAM.

        Tahu saudara arti kata DAN ?!
        Biar saya kasih ilustrasi sedikit,misal kalimat : Ressay DAN Tololnya…. paham ?!

        …. DAN Tololnya… berarti nya disini bukan Ressay
        Ressay dan …. berarti ressay dengan hantu

        Kesimpulan kalimat harus lengkap yaitu : Ressay dan tololnya.
        Nahhh contoh ilustrasi kalimat tersebut sama dengan kalimat saudara tentang kata WAHYU dan ILHAM…. paham ?!

        Okey, kita kembali ke laptop. 😀
        Tolong tunjukkan secara ilmiah, yang terkait kata ILHAM atau ALHAM ?!

      • ressay said

        Ustadz Rubon, dimana ya saya menganggap bahwa diri saya pintar yang serba tahu dan serba benar? saya jadi penasaran nih. Tolong donk tunjukin dimana ustadz ku rubon.

        Ustadz rubon, saya yakin ustadz mampu membaca apa yang saya tulis diatas. iya khan? atau jangan-jangan ndak bisa baca? hayo…

        Gini lho ustadz rubon, khan saya udah sampaikan diatas noh. Nah, kalau apa yang saya sampaikan salah dan keliru, ya silakan dikritisi donk. Khan diskusi itu bukan hanya satu arah, tetapi ada timbal balik. Ya ndak ustadz? hehehehe..gitu aja kok bingung sih ustadz? kalau bingung, pegangan dulu deh.

      • rubon said

        @Ressay
        Sori nggak ngerti ahh… hahaha.

        Kembali ke laptop 😀 😆
        Tolong tunjukkan secara ilmiah, yang terkait kata ILHAM atau ALHAM ?!

      • @Tuan Guru Ressay Ahli -Nujum- Hukum
        Duhh… jadi nggak fokus nehhh… 😀

        Maha Guru @Ressay bersabda di go-blog ini :

        ressay said
        September 16, 2009 at 4:23 am

        Salam wa rahmah,
        (Kebiasaan ngetik sms pake gituan, jadi mohon dimaklumi yach, hahahaha…kacau lo…)

        Saya tidak ingin menanggapi hal-hal yang menurut saya tidak perlu untuk ditanggapi. saya hanya ingin menanggapinya fokus pada WAHYU dan ILHAM.

        Maha Guru @Ressay bersabda pada dasar GO-BLOGnyah dia sendiri, yang saya KRITISI… hua.ha.ha…

        Posted by حَنِيفًا on September 17, 2009 at 12:28 am

        @Tuan Maha Guru
        Aneh mana ?!
        (QS 91:8) = “fa almahaha”

        Kata Tuan Maha Guru @Ressay… tidak salah tuh…

        Jadi Aneh, apa bisa IQRO nggak Yang Mulia Tuan Maha Guru @Ressay ?!

        Neehhh saya COPAS… !!

        Posted by SYAHDIRMAN MUSTAFA on September 5, 2009 at 9:00 am

        Tolong teliti lagi penulisan ayat alqur’an Asy-Syura ayat 52, dan Al-Maidah ayat 111. Huruf ha (auhayna) pada ayat 52 Asy-Syura dan Almaidah ayat 111 (auhaytu), semestinya sama dengan huruf ha (fa almahaha) pada Asy Sams ayat 8.

        Posted by ressay on September 5, 2009 at 9:30 am
        Tidak ada yang salah kok.

        Mata Tuan Maha Guru @Ressay, BUTA yach ?!

        Jadi nggak fokus neeh, ALHAM ad hominem ALMAH… 😦

        (geli saiyah, lebih parah lagi almahaha ASAL KATA DARI alma-hi-hi kali !! :mrgreen: )

      • ressay said

        @Rubon
        Ustadz rubon, apa yang Anda katakan, harus mampu Anda pertanggungjawabkan. Jika tidak, maka hanya omong kosong saja, sekosong otak Anda.

        Ustadz Rubon, dimana ya saya menganggap bahwa diri saya pintar yang serba tahu dan serba benar? saya jadi penasaran nih. Tolong donk tunjukin dimana ustadz ku rubon.

        Gini lho ustadz rubon, khan saya udah sampaikan diatas noh. Nah, kalau apa yang saya sampaikan salah dan keliru, ya silakan dikritisi donk. Khan diskusi itu bukan hanya satu arah, tetapi ada timbal balik. Ya ndak ustadz? hehehehe..gitu aja kok bingung sih ustadz? kalau bingung, pegangan dulu deh.

        @Haniifa
        Hehehehe…lucu sekali Anda. Dah ketahuan kedunguannya, berusaha mencari-cari kekurangan pribadi lawan diskusi. Sekali dungu tetap saja dungu. Apalagi jika saya analisa kembali semua tulisan disini yang sekilas memang menggunakan ayat Al-Qur’an. Bisa jadi ditemukan banyak kedunguan-kedungan. Bisa jadi…

        Geli saya bisa membuktikan kedunguan ustadz haniifa yang kata orang-orang islamis banget dalam berdiskusi. Argh…buktinya mentah.

      • rubon said

        @Ressay

        @Rubon
        Ustadz rubon, apa yang Anda katakan, harus mampu Anda pertanggungjawabkan. Jika tidak, maka hanya omong kosong saja, sekosong otak Anda.

        Anda Ressay katakan:
        Saya tidak ingin menanggapi hal-hal yang menurut saya tidak perlu untuk ditanggapi. saya hanya ingin menanggapinya fokus pada WAHYU dan ILHAM.

        Saya Rubon katakan :
        Ok soal Wahyu… no problemo tapi bagimana soal ilham belon ditanggapi euy ?! 😀 😆

        Hayooo dong, katakan soal ILHAM… hehehe

      • ressay said

        Makanya ustadz, sebelum belajar agama dan ngajak saya debat tentang agama, mending Anda belajar dulu bagaimana cara memahami komentar orang lain. Memahami komentar saja kagak becus, gimana mau membantahnya. Ah mabok ente ustadz. Ckckck…

        Khan dah saya tulis tuh pendapat saya. Jika salah, ya silakan kritisi dan sampaikan versi Anda. Itu namanya diskusi. Gitu cuy. Masa ndak paham sih?

        Oh ya, jawab juga pertanyaan saya:
        Ustadz Rubon, dimana ya saya menganggap bahwa diri saya pintar yang serba tahu dan serba benar? saya jadi penasaran nih. Tolong donk tunjukin dimana ustadz ku rubon.

      • rubon said

        @Ressay
        Jawab dulu dong, asal kata ILHAM atau ALHAM berikut artinya… hehehe, jangan suka merengek-rengek ahhh, malu… dong.

      • ressay said

        idih…siapa yang merengek? justru orang dungu seperti Anda ini yang sedang merengek pada saya untuk menjawab pertanyaan Anda. Padahal sudah saya jawab.

        Perkara Anda setuju atau tidak, itu alur berikutnya. yaitu pengkritisan Anda terhadap argumen saya. Nah silakan, ajukan argumen Anda. hayo…jadi saya yang minta toh? Xixixixixi…. :mrgreen:

      • rubon said

        @Ressay
        Halooo…halooo eni badi hom… 😀 😆

        Tidak ada sepotong pun saudara menerangkan asal kata ILHAM atau ALHAM, berikut artinya yang ilmiah, kecuali … hahaha, ilmiahnya berdasarkan orang-orang yang IQ Jongkok.

        @Kang Haniifa

        (geli saiyah, lebih parah lagi almahaha ASAL KATA DARI alma-hi-hi kali !! :mrgreen: )

        Ilmiah sekali (alma ha ha = alma hi hi = alma hu hu) mungkin kalau menurut Srd. Master Piss Linguistik asal kata dari alham…. hahaha

      • ressay said

        Nah itu, Anda sudah tahu bahwa saya sudah menjawab. Nah sekarang giliran Anda mengajukan pendapat Anda. bukan begitu ustadz dungu? Dah ndak sabar nih menantikan.

      • rubon said

        @Kang Haniifa
        Akang tahu, jawabannya Sang Master soal ILHAM ?!….. hahaha 😀

      • @Kang Rubon
        😀

      • ressay said

        Hehehe…awalnya dia sendiri yang mendesak saya untuk menjawab. Sekarang setelah saya tanya balik, kagak jawab-jawab. hehehehe…model diskusi apa ini? ckckckck…

      • @Kang Rubon
        Bigimana tuh menurut teori “kemungkinan” ?!

        Sangat ilmiah sekali: Jika almahaha maka 100% benar :mrgreen:

      • rubon said

        Kumaha kata Jeung Hani we… hahaha 😀 😆

      • Gandeng siah “Master Ustadz Dungu” !!… hua.ha.ha.

      • ressay said

        @Ustadz Rubon dan Haniifa yang dungu
        Saya sudah menjawabnya bukan diatas? hehehe…nah sekarang tinggal kalian berdua yang sama-sama dungu menanggapi dan menyampaikan pendapat kalian nih. saya tunggu yah. ayo donk jangan tong kosong nyaring bunyinya. Dungu itu namanya. ckckckckck…

      • Cekixkix said

        @Kang
        Celaka dua belas !!! “mis”

      • the70no said

        bang ck, bang ck.

      • @Oom Cekixkix
        @Kang
        Celaka dua belas !!! “mis”

        ___________________________
        @Kang Rubon 12x mis-nya?! Rasanya lebih itu … hua.ha.ha…

      • ressay said

        Payah…

      • @Oom Cekixkix
        Gandeng Syi’ah !! sampean mau dikalapaan… hua.ha.ha….

      • ressay said

        hehehehe…marah? Jengkel? karena argumen Anda saya mentahkan dengan mudahnya? kaget yach? makanya, jangan anggap remeh orang lain jika Anda tidak ingin dipermalukan dikemudian hari.

        Wahyu hanya turun kepada Nabi?

        Anda sedang mabok? Baca tuh Al-Qur’an yang ada ditangan Anda.

        :mrgreen:

      • anonymous said

        Tolol idiot.
        Baca dong, mahasiswa tolol.
        Kalau kamu tidak ngoceh terus, lebih seru lagi perdebatan ini.
        Dasar otak kerbau !!!

      • ressay said

        Kata ustadz haniifa yang dungu, bahwa wahyu tidak mungkin turun kepada selain Nabi.

        Kata Allah dalam Al-Qur’an bahwa wayu juga bisa turun kepada selain Nabi.

        Masa sih? apa buktinya?

        Nyoh…

        وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

        Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

        إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

        Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

        فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

        Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

        Hayo…jadi siapa yang menyelisihi Al-Qur’an???

        Jawabannya: Ustadz Hanifa yang dungu…hahahahahaha…kasihan betul Anda ini.

      • the70no said

        @mas Ressay
        Sebelumnya mohon maafkan, daku bukan bermaksud mengajar tapi sedang belajar.

        Menurut Al Qur’an (QS 16: 98):
        “Maka apabila engkau membaca Al Quran maka mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk “

        Jadi tolong setiap menulis 1 ayat AL Quran yang lengkap dibiasakan didahuli dengan ta’awwudz.

        Sekali lagi mohon maaf, dan daku sekedar memberi peringatan.

        Terimakasih.

      • anonymous said

        Ressay itu seperti kerbau yang tolol dan idiot, besar kepala lagi !! :mrgreen:

      • ressay said

        Mari kita lihat siapa yang tolol dan idiot.

        Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 98:

        فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

        Artinya: Apabila kamu membaca Al Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

        Baca lagi donk ayat diatas. Saya tidak melihat tulisan “Apabila kamu menulis Al-Qur’an hendaklah….”

        Bisa tolong tunjukkan dimana letak tulisan seperti itu?

        Lho kok tanyanya seperti itu?

        Ya jelaslah, khan saya lagi ngetik. Jadi ndak perlu itu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.

        Perkara saya baca Ta’awwudz atau tidak ketika membaca Al-Qur’an, biar itu jadi urusan saya dengan Allah.

        hehehehe…makanya mas, baca Al-Qur’an itu dengan teliti dan jangan lupa ta’awwudz dulu.

        [blockquote]Jadi tolong setiap menulis 1 ayat AL Quran yang lengkap dibiasakan didahuli dengan ta’awwudz.[/blockquote]

        Itu nasehat Anda, tetapi anehnya Anda langgar sendiri. Heran saya… Lihat tuh komentar Anda. Apakah ada ta’awwudz?

        Jadi, sebelum memberi peringatan kepada orang lain, tunjuklah diri Anda sendiri terlebih dahulu. okey?

      • anonymous said

        Mari kita lihat siapa yang tolol dan idiot.

        ===> Ressay otak kerbau, kamu tidak bisa membedakan huruf alquran dengan huruf latin, tulisan alquran dengan tulisan tarjamah !!!

      • yasser said

        Gimana The7ono, nasehat apalagi yang akan Anda sampaikan pada saya. Asalkan bener yach.

      • the70no said

        @mas Ressay
        Sekali lagi mohon dengan sangat bukannya daku bermaksud mengajar tapi sedang belajar.
        Menurut daku klo gak pake ayat aslinya dalam bahasa Al Qur’an cukup dengan mengatakan Allah berfirman atau menurut AL Qur’an,
        mengapa ? karena tafsiran bukan al qur’an, jadi daku tidak melanggar.

        Itu nasehat Anda, tetapi anehnya Anda langgar sendiri. Heran saya… Lihat tuh komentar Anda. Apakah ada ta’awwudz?

        Klo mas Ressay jelas melanggar, coba renungkan yang dalam lagi !

        Gimana The7ono, nasehat apalagi yang akan Anda sampaikan pada saya. Asalkan bener yach.

        Tetap harus pakai ta’awwud @mas !!

      • ressay said

        Saya tidak pernah menganggap Anda sedang mengajar. Saya anggap itu sebuah nasehat bagi saya. Tetapi saya pikir, nasehat yang salah, wajib saya tolak. Apalagi ketika nasihat itu adalah nasihat hasil dari ubah-ubah ayat Al-Qur’an.

        Seperti ta’awwudz tadi.

        Pada komentar Anda, Anda tuliskan:

        Menurut Al Qur’an (QS 16: 98):
        “Maka apabila engkau membaca Al Quran maka mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk “

        Lalu Anda menasehati saya:

        Jadi tolong setiap menulis 1 ayat AL Quran yang lengkap dibiasakan didahuli dengan ta’awwudz.

        Nah, sekarang giliran saya yang mengkritisi ketidaktelitian Anda yach. Semoga apa yang Anda lakukan ini bukanlah kesengajaan, tetapi karena memang ketidaktahuan Anda.

        Anda menasehati saya agar setiap menulis 1 ayat Al-Qur’an yang lengkap, dibiasakan didahului dengan ta’awwudz.

        Nasehat Anda itu bersandarkan pada surat An-Nahl ayat 98. Padahal, saya cek pada ayat tersebut, ndak ada tuh kata-kata menulis. Yang ada hanya membaca.

        Jadi mas, janganlah Anda merubah-rubah teks Al-Qur’an. Bisa-bisa Anda kafir lho.

        Silakan Anda akui kesalahan itu dan Anda bertaubat sebelum nyawa Anda tercerabut dari tubuh Anda.

        itu yang pertama mas, kritikan dari saya untuk Anda yang sudah berani menasehati saya dengan Ayat Al-Qur’an walaupun ternyata salah. kikikikikikik…kasihan…

        ——–

        yang kedua nih ya mas, silakan diperhatikeun. Sok diperhatikeun …

        Anda menasehati saya agar setiap menulis 1 ayat Al-Qur’an yang lengkap, dibiasakan didahului dengan ta’awwudz.

        sekarang, mari kita perhatikeun komentar Anda diatas.

        Anda berkicau, eh salah, maksudnya berkomentar:

        Menurut Al Qur’an (QS 16: 98):
        “Maka apabila engkau membaca Al Quran maka mintalah perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk “

        Aku bertanya-tanya nih. Mana ta’awwudz? Kok ndak Anda tuliskan. Ups…tuliskan atau bacakan yach? Sok atuh kaji lagi Al-Qur’annya. Mbok ya kalau mengkaji Al-Qur’an jangan sambil mabok, biar cemerlang pikiran Anda.

        kemudian Anda berkilah:

        Menurut daku klo gak pake ayat aslinya dalam bahasa Al Qur’an cukup dengan mengatakan Allah berfirman atau menurut AL Qur’an,
        mengapa ? karena tafsiran bukan al qur’an, jadi daku tidak melanggar.

        Hehehehe…pandai betul ente berkilah. Lagian khan itu menurut ente. kalau menurut baik membaca teks Al-Qur’an yang arab maupun yang Indonesia, kita wajib membaca ta’awwudz gimana? ingat lho,,membaca, bukan menulis seperti igauan ente diatas. xixixixi…kasihan betul.

        Yuk belajar lagi. Sebelum nasehati orang lain, nasehatilah diri sendiri terlebih dahulu. okey? Jangan sampai nasehat itu hanya akan mempermalukan Anda saja.

      • sikabayan said

        euleuh2… masih harus dipacu lagih ibadahnyah atuh jang, sebaiknyah mah nahehati hatinyah … hikz :mrgreen:

      • ressay said

        Tuh khan akhirnya mentah juga. Kesan pertama begitu menggoda. Kesan kedua, ternyata pandir.

      • the70no said

        Weeerrrrr…. hoshoshsosssss…. kelendai mogok 🙂

      • anonymous said

        Weeerrrrr…. hoshoshsosssss…. kelendai mogok 🙂

        ====> Wak kak kak… guling-guling sambil pegang perut, rasakan sendiri akibatnya Ressay !!!

  6. Fitri said

    Saya merasa heran dengan ustadz kita yang satu ini. Beliau menafsirkan maksud Al-Qur’an dengan menggunakan kamus. Mbok ya sekalian pake kamus bahasa jawa dan kamus bahasa sunda. Ya biar terlihat sedikit ilmiah, walaupun sebenarnya Anda tidak lebih dari seorang yang pandir. Terus terang saya baru menemukan metode itu. Ngomong2 itu metode apa yach ustadz?

    Pada diskusi saya dengan ustadz kita yang satu ini, saya mengkritik penerjemahan yang ada pada beberapa Al-Qur’an terjemahan, entah itu tingkatan internasional kek atau luar angkasa sekalipun. karena bagi saya, tidak ada jaminan atas mereka terbebas dari kesalahan dari penerjemahan. Itu prinsip yang saya pegang. Silakan jika ingin membantah prinsip ini.

    ———————————————————————

    Lah, memangnya enggak boleh menerjemahkan pakai kamus? Kan sudah disetujui dan disahkan DEPAG RI. Salahnya dimana tuh kalau menerjemahkan pakai kamus?

    • Cekixkix said

      @Tante Fitri
      Salahnye, Al Qur’an nye dimesjid tapi si Om Ressay bacanye di Monas… Cekixkix…kix…kix…

      • @Mas Cekixkix
        Pantasan buta (QS 91:8) = fa almahaha… Tidak dikritisi, malah dibenarkan oleh orang pintar Mister @Ressay… hua.ha.ha.

      • ressay said

        Hehehehe…saya dan teman2 blogger saya sangat senang karena telah mengungkap kedunguan ustadz haniifa yang selama ini dianggap horor oleh teman2 blogger. Ternyata memang ustadz haniifa tidak mampu menanggapi tanggapan2 saya.

        Wahyu hanya turun untuk Nabi? Nampaknya saya harus menyadarkan Anda dengan tamparan agar melek ternyata AL-Qur’an yang ada ditangan Anda. hehehehehe…

        kasian betul…

        Menyesal yach saya bisa membongkar kedunguan Anda di rumah Anda sendiri? hehehehe….

      • Eagle said

        Astaghfirullahal’adzim

      • Eagle said

        @Saudara Ressay
        Mohon maaf saya bukan mengecilkan hati saudara, tapi jujur saja saya benar-benar terpana dengan artikel-artikel beliau.
        Jika saudara berkenan silahkan uji tingkat ketelitian beliau pada Al Qur’an, tentang simpang-siurnya seluruh jumlah ayat pada Al Qur’an.

      • ressay said

        Aduh…kok jadi seperti ini ya argumennya. Ndak butuh cuy argumen seperti ini. Dan saya tidak bakal kecil hati dengan argumen ngawur ente. Yang saya butuhkan adalah tanggapan ilmiah, bukan tanggapan kemapanan seperti itu.

        Silakan bantah:

        hehehehe…menafsirkan Al-Qur’an kok dengan kemauannya sendiri. sesat itu brai.

        Kata ustadz haniifa yang dungu, bahwa wahyu tidak mungkin turun kepada selain Nabi.

        Kata Allah dalam Al-Qur’an bahwa wayu juga bisa turun kepada selain Nabi.

        Masa sih? apa buktinya?

        Nyoh…

        وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

        Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

        إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

        Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

        فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

        Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

        Hayo…jadi siapa yang menyelisihi Al-Qur’an???

        Jawabannya: Ustadz Hanifa yang dungu…hahahahahaha…kasihan betul Anda ini.

      • the70no said

        heehhhh….hooohhh….. weerrrrrr…. kewer-kwerrrrrrrr…. kelendai mengembik 🙂

      • anonymous said

        heehhhh….hooohhh….. weerrrrrr…. kewer-kwerrrrrrrr…. kelendai mengembik 🙂

        =====> Wak kak kak…. cocok sekali ungkapan ini buat kamu Yasser !!!

    • ressay said

      @Fitri
      Hehehehe…jika pada surat asy-syura ayat 50 kata auhaina diterjemahkan menjadi wahyu, MAKA NALARNYA, pada surat al-qashash ayat 7 kata auhaina juga diterjemahkan sama, yaitu WAHYU karena secara lughawi tidak ada perbedaan.

      Eh ini malah diterjemahkan menjadi ilham hanya karena keyakinan kalian bahwa wahyu hanya untuk Nabi sedangkan yang diturunkan kepada selain Nabi itu adalah ilham.

      Gak sesat darimana kalian, menerjemahkan ayat quran dengan kepentingan pribadi kalian. Astaghfirullah…aku berlepas dari orang-orang dungu seperti ini.

      Apakah betul wahyu hanya untuk Nabi?

      Nampaknya Anda harus baca lagi Al-Qur’an, bahwa wahyu juga diturunkan kepada malaikat, lebah, dan langit.

      @Cekikix
      Komentar Anda khas. Itulah ciri khas Anda. layaknya orang dungu. belajar yuk…

      • Cekixkix said

        @Om Ressay
        Soal mut’ah, kagak usah diajarin, malu aye, bisa sendiri asal ada “barangnye”…. Cekixkix…kix…kix..

      • ressay said

        🙂

        Betapa pintarnya Anda mas. Sampai2 komentar ilmiah saya hanya mampu Anda tanggapi dengan komentar2 seperti itu.

      • Cekixkix said

        @Om Ressay
        Waduh… gue cilaka 12 yah, jadi mut’ah itu tidak ilmiah, lalu ngapain ente percayai itu yang namanye mut’ah… Cekixkix…kix..kix..

      • ressay said

        Mohon maaf, saya tidak berkeinginan membahas mut’ah disini. Karena saya ingin menghormati forum diskusi ini agar tetap fokus pada pembahasan. Kecuali jika Anda tidak ingin menghormati. 🙂

      • Cekixkix said

        @Om Ressay
        Tapi gue ingin muntah, Soalnye banyak teori bodong… hayo praktek dong.. mut’ah kedongdong, daangggg…dinggggn….donggggn… Cekixkix…kix..kix..

      • Cekixkix said

        @Om Ressay
        Hoorrrrmmaattttt geerraaaaaaaaakkkkkkk….
        Udeh lu gue hormatin tuh, sekarang mana ceweq nya, yang bisa gue “muntahin”… Cekixkix…kix…kix…

      • batjoe said

        bagaimana saya mau mebahas masalah anda sedangakan saya tidak pernah tahu anda…
        dan bila saya berkomentar di blog ini semata2 mmg saya sering kesini dan semua yang mas haniffa berikan benar bukan syianya yang saya permasalhakn.
        saya tidak pernah bertanya dengan mas haniffa masalah syia2an, justru saya bertanya ttg diri saya sindiri kok mas yang sewot dengan kata2 BEO segla jadi anehkan!!!
        lha mas sediri bicara kata WAHYU dan ILHAM dan saya tidak pernahkan memebahas hal itu dengan mas haniffa atau mas sediri?
        sekali lagi apapun yang dikatakan atau sharing dengan mas haniffa, hanya saya yang tahu mau diambil apa tidak hal itu…
        sudah saya katakan mas tidak tahu hati manusia (saya) sdangakan dalemnya lautan di balikpapan saja mas tidak tahu padahal nyata isa diukur!!!jadi tidak perlu saudara bicara BEO MEMBEO = BINTANG YANG IKUT BILA YANG PUNYA BICARA.

        “Ketika saya mengatakan Anda jangan “MEMBEO”, maksudnya bukan Anda “jangan jadi binatang”. Maksud saya, Anda jangan meniru tingkah laku “burung beo” yang ketika diajari oleh manusia ngomong, ia akan mengikuti begitu saja tanpa kemudian menganalisanya kembali.”

        Sekali lagi siap yang tahu isi hati saya???? mas ??? atau diri saya sendiri ??? atau burung BEO ???

        dan sekali lagi saya tidak membahas syiah!!!
        sedangkan mas rubon saja membalas komnet saya yang mengomentari diri saya yang masih lemah dengan arif lah mas sendiri malah ambradul begitu….

      • ressay said

        Hehehehe….betul mas. Perkara mau mengikuti apa yang ditulis oleh haniifa itu perkara pribadi Anda. saya hanya mengingatkan saja untuk tidak hanya sekedar membeo, bahkan kepada ulama sekalipun. Itu jika kita ingin disebut sebagai manusia. Kalau kita ingin dikatakan seperti hewan, ya silakan membeo. bukan begitu ?

        Dimana saya mengatakan Anda membahas syiah mas?

      • rubon said

        @Ressay
        Tolong ahhh… jangan membiasakan diri lempar batu sembunyi tangan, menurut pemahaman saya kalimat @Mas Batjoe “dan sekali lagi saya tidak membahas syiah!!!” ditujukan bagi dirinya sendiri, bukan kepada saudara Ressay

        Statement: “Dimana saya mengatakan Anda membahas syiah mas?” justru semakin menambah masalah bagi saudara sendiri, sebab secara tidak langsung saudara menuduh kepada @Mas Batjoe.

        Tolong dewasa sedikit dong.

      • ressay said

        Ustadz, saya tidak menuduh. Saya hanya bertanya-tanya mengapa tiba-tiba Batjoe mengatakan “dan sekali lagi saya tidak membahas syiah!!!” gitu lho ustadz.

        Inilah keanehannya ustadz. Tadinya ndak sedang bahas syiah kok tiba-tiba beliau mengatakan “dan sekali lagi saya tidak membahas syiah!!!”

      • Cekixkix said

        @Om Ressay
        Ini gue baca buku pujaan elu…

        Favorite Books: Al-Qur’an, Meraih Kebahagiaan, Dialog Sunnah-Syi’ah, Manusia dan Alam Semesta, Neraca Kebenaran dan Kebatilan, Mengapa Aku Memilih Ahlulbayt, Belajar Cerdas, Falsafatuna, Panduang Seks Islami, Rindu Rasul, Nahjul Balaghah, Ghururul Hikam, Potret Sehari-hari Imam Khomeini, Nikah Mut’ah dalam Islam.

        Gue nggak mau tahu elo mau suni kek, mau syiah kek yang pastinye elu demen banget ame teori nikah mut’ah. Gue udah hormat tuhh, sekarang gue mau praktek… cepetan lu sediain “barangnye”, jangan cuma omong doang.
        Sama-sama anak muda ini, apa lu kagak ngarti kebelet
        … Cekixkix…kix..kix…

      • rubon said

        @Ressay
        Apanya yang aneh, menurut saya itu kalimat penegasan buat dirinya sendiri… justru saudara malah aneh GR sendiri soal syi’ah. 😀 😆

      • ressay said

        @Cekikix
        hehehe…ndak nyambung mas.

        @Rubon
        Ustadz, itu menurut Anda. Inikan persoalannya menurut saya, apa yang saya tangkap. hehehe…

        lagian kata-katanya emang aneh kok ustadz.

        Dia mengatakan “dan sekali lagi saya tidak membahas syiah…!!”

        Emangnya sebelum komentar beliau yang itu, beliau sudah pernah menulis persoalan syiah sebelumnya sehingga perlu ditulis “dan sekali lagi”? ehm…batuk euy.

      • rubon said

        @Ressay
        Weleh…weleh…sebagai orang yang bergerak dibidang hukum, rasanya semua orang salah dimata saudara… 😀 😆

        Saya kasih satu ilustrasi, jika dalam suatu keramaian terjadi pencopetan, kemudian ada dialog antara saudara dengan salah seorang yang sedang berkerumun.

        Tanya saudara: Ada apa ?!
        Jawab sesorang: Sungguh saya tidak tahu soal copet mencopet !!

        Lalu saudara hukum orang tersebut begitu ?!… hehehe… seluruh indonesia bisa masuk bui tuhh…

      • rubon said

        @Ressay
        Emangnya sebelum komentar beliau yang itu, beliau sudah pernah menulis persoalan syiah sebelumnya sehingga perlu ditulis “dan sekali lagi”? ehm…batuk euy.
        Ini komentar @mas Batjoe yang ada ungkapan “sekali lagi”

        sekali lagi apapun yang dikatakan atau sharing dengan mas haniffa, hanya saya yang tahu mau diambil apa tidak hal itu…
        sudah saya katakan mas tidak tahu hati manusia (saya) sdangakan dalemnya lautan di balikpapan saja mas tidak tahu padahal nyata isa diukur!!!jadi tidak perlu saudara bicara BEO MEMBEO = BINTANG YANG IKUT BILA YANG PUNYA BICARA.

        “Ketika saya mengatakan Anda jangan “MEMBEO”, maksudnya bukan Anda “jangan jadi binatang”. Maksud saya, Anda jangan meniru tingkah laku “burung beo” yang ketika diajari oleh manusia ngomong, ia akan mengikuti begitu saja tanpa kemudian menganalisanya kembali.”

        Sekali lagi siap yang tahu isi hati saya???? mas ??? atau diri saya sendiri ??? atau burung BEO ???

        dan sekali lagi saya tidak membahas syiah!!!

        Masak tidak bisa menganalisa ?! 😦
        Saudara ini civitas ilmiah taman kanak-kanak kali… hehehe

      • Cekixkix said

        @Om Ressay
        Suer gue tidak suka muntah. 1x
        Suer gue tidak suka muntah. 2x
        Suer gue tidak suka muntah. 3x
        Suer gue tidak suka muntah. 4x
        Kata elo gue mutah kagak ?!, kalo elo muntah baca komentar gue… kecian deh lu… Cekixkix…kix…kix…

      • Fitri said

        Eh ini malah diterjemahkan menjadi ilham hanya karena keyakinan kalian bahwa wahyu hanya untuk Nabi sedangkan yang diturunkan kepada selain Nabi itu adalah ilham.

        Gak sesat darimana kalian, menerjemahkan ayat quran dengan kepentingan pribadi kalian. Astaghfirullah…aku berlepas dari orang-orang dungu seperti ini.
        ————————————————————————————-
        Saya enggak pernah menerjemahkan ayat Al-Qur’an demi kepentingan pribadi. Saya selalu mengikuti terjemahan tafsir nasional, internasional/ Depag RI, sama seperti mas haniifa.
        —————————————————————————————-
        Apakah betul wahyu hanya untuk Nabi?

        Nampaknya Anda harus baca lagi Al-Qur’an, bahwa wahyu juga diturunkan kepada malaikat, lebah, dan langit.
        ——————————————————————————————-
        Buat apa Allah menurunkan wahyu kepada lebah? Ngerti bahasa lebah juga enggak kan?
        Nampaknya anda ini masuk golongan aliran sesat. Mungkin pengikut Nurdin M Top ya?

        ————————————————————————————-

      • ressay said

        @Rubon
        Ustadz rubon, itulah keanehan yang saya tangkap. Seolah-olah melakukan sebuah ilustrasi, tetapi sebetulnya ilustrasinya pun salah kaprah.

        Dari ilustrasi Anda, justru menguatkan argumen saya. Terima kasih sekali telah membantu saya berargumen. hehehehe…asyik…

        Ada keributan dan orang berkerumum. Kemudian ada Polisi (misalnya) bertanya, “ADA APA?”

        Ada seseorang yang kemudian menyahuti, “Sungguh saya tidak tahu soal copet mencopet !!”

        Hehehe..pertanyaannya apa, dijawab apa. Itu orang dungu namanya ustadz.

        Sama dengan batjoe diatas. tiba-tiba ngomong, “Saya tidak sedang membahas syiah.”

        Aduh kacau nih.

        oh ya, back to topic donk. hehehehe…

        kasian…

      • ressay said

        @Fitri
        Silakan Anda ikuti penerjemahan DEPAG, asalkan bisa Anda pertanggungjawabkan. Jangan asal taqlid buta saja. bukan begitu?

        Mbak fitri, makanya baca dulu donk surat an-nahl ayat 68. hehhehehe…

        Dalam beberapa kesempatan, mbak fitri sudah beberapa kali melakukan justifikasi. saya maklumi jika itu memang satu-satunya kemampuan mbak fitri dalam berdiskusi untuk menyerang pribadi lawan diskusi. Bukan lagi pendapat yang dikritisi, tetapi pribadi yang dinilai.

        Lha emang kita sedang mendiskusikan pribadi atau mendiskusikan pendapat dan pemikiran kita? aduh…aduh…tong lieur ah.

      • rubon said

        @Ressay
        Saudara tunjukan kemampuan ilmiah saudara kepada saya dong, jangan cuma bisa mengkritisi orang melulu… hehehe

      • ressay said

        Owh…owh…kasian betul ustadz kita yang satu ini. Nampaknya memang tidak bisa membaca komentar saya. Aduh…biyung…

        Khan udah tuh ustadz saya jawab. kalau memang salah, ya kritisi duonk. xixixixixi… :mrgreen:

      • rubon said

        @Ressay
        Jadi sekarang saudara menyadari… 😀 😆

        rubon said
        September 16, 2009 at 10:37 pm

        @Ressay
        Emangnya sebelum komentar beliau yang itu, beliau sudah pernah menulis persoalan syiah sebelumnya sehingga perlu ditulis “dan sekali lagi”? ehm…batuk euy.
        Ini komentar @mas Batjoe yang ada ungkapan “sekali lagi”

        sekali lagi apapun yang dikatakan atau sharing dengan mas haniffa, hanya saya yang tahu mau diambil apa tidak hal itu…
        sudah saya katakan mas tidak tahu hati manusia (saya) sdangakan dalemnya lautan di balikpapan saja mas tidak tahu padahal nyata isa diukur!!!jadi tidak perlu saudara bicara BEO MEMBEO = BINTANG YANG IKUT BILA YANG PUNYA BICARA.

        “Ketika saya mengatakan Anda jangan “MEMBEO”, maksudnya bukan Anda “jangan jadi binatang”. Maksud saya, Anda jangan meniru tingkah laku “burung beo” yang ketika diajari oleh manusia ngomong, ia akan mengikuti begitu saja tanpa kemudian menganalisanya kembali.”

        Sekali lagi siap yang tahu isi hati saya???? mas ??? atau diri saya sendiri ??? atau burung BEO ???

        dan sekali lagi saya tidak membahas syiah!!!

        Masak tidak bisa menganalisa ?! 😦
        Saudara ini civitas ilmiah taman kanak-kanak kali… hehehe

        (Khan udah tuh ustadz saya jawab. kalau memang salah, ya kritisi duonk. xixixixixi… :mrgreen: ) hahaha… kasihan sekali saudara. :D:lol:

      • ressay said

        Nampaknya Anda juga harus belajar cara memahami bahasa yang digunakan orang lain. kasihan betul ustadz kita yang satu ini. ckckckck…

        Dimana tuh kalimat saya yang mengatakan bahwa saya menyadari? aduh…aduh…konstruk pikir ente benar-benar aneh. Kasihan sekali ustadz kita yang satu ini.

      • rubon said

        @Ressay
        Saudara ngelindur kali : menulis “kalau memang salah” tapi dalam benak artinya “kalau memang benar”… , mabok apa sihh ?! 😀 😆

      • ressay said

        Hehehehe…aduh..aduh..kedunguannya memang sudah parah. Gini mau nantangin gw debat. Aduh masih jauh lagi. Ustadz belajar lagi bagaimana biar bisa memahami perkataan orang. Ckckckck…kacau ah kedunguannya.

        Asyik juga ya debat dengan orang-orang dungu. Capek? ah ndak tuh, malah bisa jadi kerjaan sambilan.

        Kata “kalau” bukanlah bentuk pengakuan bos. Gimana sih, kacau otak ustadz nih.

        Kalau memang salah, ya kritisi. Tetapi kalau ndak salah, ya ndak usah dikritisi. Gitu aja repot cuy. Ciah…

      • rubon said

        @Ressay
        Kalau Ressay memang dungu
        Kalau Ressay memang idiot
        Kalau Ressay memang tolol
        Kalau Ressay memang ahli nujum
        Kalau Ressay memang ahli pat gulipat 😀 😆

      • ressay said

        Tuh khan bisanya cuman kayak gitu. Kasihan betul. Ini orang yang mau nantangin saya debat?

        Buah chery buat apel
        Sorry ndak lepel.

      • ressay said

        Tuh khan bisanya cuman kayak gitu. Kasihan betul. Ini orang yang mau nantangin saya debat?

        Buah chery buah apel
        Sorry ndak lepel.

      • rubon said

        @Ressay
        Kata “kalau” bukanlah bentuk pengakuan bos. Gimana sih… hehehe…. 😀 😆

      • ressay said

        emang. Terus gimane apanya ustadz dungu? xixixixi… :mrgreen:

        Kata kalau itu pengandaian. JIKA-MAKA.

        JIKA TIDAK SETUJU, MAKA AJUKAN KRITIK ANDA DAN SAMPAIKAN PENDAPAT ANDA.

        Simple kok.

      • rubon said

        @Ressay
        Kalau JIKA TIDAK SETUJU… 😀 😆

      • rubon said

        Katanyah Srd @Ressay Kata “kalau” bukanlah bentuk pengakuan bos…. hahaha….

      • Cekixkix said

        @Kak Ressay
        Kalau ilmiah jika tidak maka ilmiah jika tidak kalau Kak kik.kik…. Cekixkix…kix…kix…

      • ressay said

        Ya itu menggambarkan kekacauan pikiran ente. bisanya cuman debat kusir. Kagak lepel ah.

        @Rubon
        Ya iyalah, masa ya iya donk sih ustadz dungu. ciah…lucu banget…sumpah… :mrgreen:

      • Cekixkix said

        @Kak Ressay
        Elo salah alamat ngasih kuliah matekmatik, yang lucu itu gue kali … Cekixkix…kix…kix…

      • the70no said

        aya-aya wae

      • @Kang The70No
        Nu gelo buduq meureun, atau oray welang nu keur kacepet buntut.. :mrgreen:

  7. aji said

    halo mas ressay, agama anda apa?

    • @Mas Aji
      Kayaknya nggak jelas beliau itu agamanya apa !!
      Terimakasih banyak atas kunjugannya.

      Salam hangat selalu dari Haniifa.

      • ressay said

        Hayo siapa yang sesat? jawabannya ustadz haniifa karena menafsirkan Al-Qur’an seenak pantatnya sendiri. Kasihan ustadz haniifa yang sudah terbongkar kedunguannya ini.

        hehehehe…menafsirkan Al-Qur’an kok dengan kemauannya sendiri. sesat itu brai.

        Kata ustadz haniifa yang dungu, bahwa wahyu tidak mungkin turun kepada selain Nabi.

        Kata Allah dalam Al-Qur’an bahwa wayu juga bisa turun kepada selain Nabi.

        Masa sih? apa buktinya?

        Nyoh…

        وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

        Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

        إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

        Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

        فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

        Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

        Hayo…jadi siapa yang menyelisihi Al-Qur’an???

        Jawabannya: Ustadz Hanifa yang dungu…hahahahahaha…kasihan betul Anda ini.

      • the70no said

        kikkikkkiiihhhhh….. keledai nguyuh 🙂

      • anonymous said

        kikkikkkiiihhhhh….. keledai nguyuh 🙂

        ====> Wak kak kak… malang benar nasibmu kamu, Ressay … Hiyyyy.. apalagi diakherat kelak ???

  8. aji said

    halo ressay, agama anda apa?
    anda santun dan beradab sekali, itu buktinya suka memaki2….ajaran mana itu?

    • ressay said

      Halo bro…

      Saya padahal menantikan jawabanmu atas apa yang saya sampaikan, bukan menantikan penilaianmu terhadap sikap dan gaya tulisan saya.

      • rubon said

        Halo…halo… ubro 😀 😆
        Dia juga menanti jawaban saudara bukan jawaban plintat-pintut… hehehe.

      • Eagle said

        @Saudara Rubon
        Tidak aneh kalau dia berkelit, itu salah satu ilmu “taqiyah” atau tidak lain perkataan bohong belaka untuk menghindar, sebagai gambaran istilah mut’ah adalah siasat licik untuk menghindar dari tanggung jawab. Taqiyah sendiri didalam ajaran islam sesungguhnya bersiasat dalam menghadapi musuh jadi bukan lepas tanggung jawab.

      • batjoe said

        MAS RESSAY…………..

        Jika waktu dapat merubah umur,amalpun dapat merubah sifat dan istigfar menjadi cinta hakiki kepadaNYA.Meski pandai berbantalkan kitab yang sahih namun amalnya mencaci insan lain yang papa percuma jua masuk kelahat yang ada mewariskan kecongkakan. Baik air dibalas air saling mengasihi cinta sesama dijunjung yang kurang saling mengisi tak ada cela atau mencela.Tak ada doa yang tinggi dibanggakan jika keluar dari sifat yang congkak. Meski ilmu setitik nuktah namun disertai amal yang ikhlas maka jadinya benang emas yang terang kemilauan. Ingat ciri orang berilmu berkata bijak meski ditentang bukan seperti pengacara yang tahu aturan hukum tetapi sifatnya keji dan congkak. Salam dan sejahtera si yatim yang memujiNYA dari alam nol sampai alam satu ini. Amin.

        saya tidak perlu belajar atau “MEMBEO” dari mas REssay yang tidak bisa berucap dengan benar dan sopan terhadap orang yang tidak anda kenal…
        apakah ada perkataan saya yang membenci anda???
        yang paling saya tidak suka MANUSIA disamkan dengan BINTANG!!!!
        mau tahu apa perbedaan manusia dengan binatang??? AKAL dan RASA!!!!
        pkar dalam agama tapi rasa anda sebagai manusia udah luntur mas…
        maaf mas saya ingatkan kemabli kemablikan kata BEO = BINTANG ke istri dan anak2 anda apakah anda tidak sakit!!!!
        justru saya berusaha memberikan bantuan moril ke mas haniffa dengan perkataan “sabar dan sabar” karena saya tahu watak beliau…

        jadi maaf mas bila anda terpuruk dalam kehidupan ini karena hati saudara mengangap orang lain bukan manusia. apalgi ini bulan Rahmadan dan jangan2 saudara malah ndak puasa!!!!
        maaf sekali lagi

      • ressay said

        @Rubon
        Buat apa saya menjawab pertanyaan yang tidak relevan dengan topik diskusi kita? Ya kecuali jika kalian ingin mengeroyok saya dengan berbagai macam argumentum ad hominem.

        @Eagle
        Tuh khan. Baru aja aku singgung diatas, eh ini udah ada contoh orangnya. Ndak ada hubungannya mas dengan taqiyah apalagi mut’ah. hehehehe…sentimen syiah yang selalu angkat. Padahal saya tidak pernah menyinggung tentang syiah. Ayo donk fokus pada topik yang sedang kita bahas. Bisa khan? Kecuali jika pola pikir Anda acak2an. Jadi wajar jika komentar Anda loncat-loncat. Setelah bahas A, padahal belum tuntas, langsung pindah ke B. Ntar kayak lagunya Kuburan Band. C Am Dm ke G ke C lagi…

        @Batjoe
        Makanya mas, pahami komentar orang dengan baik. Jangan asal hantam saja. Saya banyak pengalaman seputar itu. Asal hantam saja, akhirnya saya terjebak pada sikap yang salah. Tidak menutup kemungkinan, Anda pun akan terjebak pada salah pemahaman dan salah sikap.

        Ketika saya mengatakan Anda jangan membeo, maksudnya bukan Anda jangan jadi binatang. Maksud saya, Anda jangan meniru tingkah laku burung beo yang ketika diajari oleh manusia ngomong, ia akan mengikuti begitu saja tanpa kemudian menganalisanya kembali.

        Jadi, silakan saya menunggu tanggapan ilmiah atas apa yang jadi pendapat saya diatas soal wahyu dan ilham. Sekali lagi pendapat saya, bukan pendapat syiah. Jadi kalau ada yang nyinggung-nyinggung syiah disini dan menganggap pendapat saya merupakan representasi dari syiah, itu yang menurutku cara berpikirnya perlu diluruskan. Itu orang-orang yang sudah bengkok, yang perlu kita luruskan bersama. Bukan begitu?

        Silakan Anda juga menilai komentar cekikix diatas. Walaupun kata-kata dia seperti itu, tidak lantas saya mengatakan bahwa ustadz dia mengajarkan kata-kata itu. Karena sebetulnya kita yang akan mempertanggungjawabkan sendiri apa yang jadi keyakinan kita, bukan mazhab kita, bukan guru kita, bukan orang tua kita.

        JADI MAS BATJOE, TOLONGLAH PAHAMI KOMENTAR ORANG LAIN DENGAN BAIK. BISA KHAN? BERILAH CONTOH KEPADA SAYA YANG BAIK, JIKA MEMANG SAYA SALAH. MAMPU KHAN?

      • rubon said

        @Mas Ressay
        Kalu begitu jawab dong seputar pertanyaan saya tentang asal kata Alham dan dan artinya, Master Linguistik… 😀 😆
        Lagi pula siapa yang mengeroyok ?! Nggak usah plintat-plintut ahhh… malu dong.

      • ressay said

        @Rubon
        Dalam Al-Qur’an disebutkan dalam bentuk fi’il madhi (kata kerja lampau) yaitu dalam QS Asy-Syams 7-8 : “Dan demi jiwa serta penyempurnaannya, lalu IA meng-ILHAM-kan kepadanya jalan keburukan dan ketaqwaannya.” (DR Yusuf Al-Qaradhawi)

      • rubon said

        @Ressay
        Yang saya tanyakan asal usul kata Alham dan artinya.
        Mengapa saudara menajawab soal bentuk fi’il madhi (kata kerja lampau)… tolong baca kembali pertanyaan saya dan jawab jangan plintat-plintut… hayoo fokus-fokus…
        Satu hal lagi, rasanya saya tidak menyangkut paut dengan Asy-Syams 7-8, jangan bawa-bawa Alquran dulu…. ahhh.

      • ressay said

        alhaa berarti terkait pada seseorang dengan cinta yang dalam, bahwa orang yang dicintainya sangat berarti dan dibutuhkan.

        jika kita tambahkan huruf mim setelah haa menjadi alhama, berarti ilham.

      • @Ressay
        Weleh…weleh… kalau tadi soal kata kerja lampau, sekarang malah jadi soal kira-kira dalam percintaan segala… hahaha.
        Lucunya orang ilmiah pakai kata pengandaian “Jika kita tambah huruf mim… ” 😀 😆

      • ressay said

        hehehehehe…

      • rubon said

        @Kang Haniifa
        Saya juga heran masak ilmiah sebegitu jawabannya… hehehe

      • ressay said

        Terus gimana ustadz Rubon? :mrgreen:

      • rubon said

        @Ressay
        Yang ilmiah dong menjawabnya… hehehe.. 😀 😆

      • ressay said

        yang ilmiah gimana ustadz rubon?

      • rubon said

        @Ressay
        jika kita tambahkan huruf Qof setelah haa menjadi alhaq, berarti bukan ilham dong… hehehe.. apa ini ilmiah 😀 😆

      • ressay said

        iya, terus gimana ustadz rubon?

      • @Tuang Maha Guru :mrgreen:
        ressay said
        September 16, 2009 at 8:15 pm

        yang ilmiah gimana ustadz rubon?

        ressay said
        September 16, 2009 at 8:18 pm

        iya, terus gimana ustadz rubon?
        ____________________________________

        @Kang Rubon
        Hua.ha.ha… sayah nggak melo-melo, mungkin yang namanya ilmiah itu kalau nanya terusssss dan nggak tahu apa yang mesti dilakuken.

      • rubon said

        @Ressay
        Wahh… kalau cuma sebegitu sih, rasanya anak teka juga tahu huruf hijaiyah itu setelah alif lalu ba dan dibaca aba… hehehe…
        Sekali lagi jangan seilmiahnya anak teka, ahhh… 😀 😆

      • ressay said

        Iya, terus gimana donk?

        Alhama (fiil Madhi), Yulhimu (fiil Mudharik), ilhamam (Masdar).

        Artinya ilham.

        Gitu yach? Atau salah ustadz?

      • rubon said

        @Ressay
        Justru yang dimana asal usul katanya Alham ?!

        alhama(fiil Madhi)… hehehe
        Bagaimana kalau alhami atau alhamu ?!

        Yulhimu (fiil Mudharik)… hehehe
        Lho khok ujug ujug nongol fonem “Ya” ?!

        ilhamam (Masdar)…. hehehe
        Lebih repot lagi… fonem “mim” jadi rendudance 😀 😆

        (fiil Madhi), (fiil Mudharik) dan (Masdar) tidak ada kaitan dengan yang saya tanyakan jadi tolong jangan mengalihkan… ahhh.

        Hayooo dong, katanya orang ilmiah masak jawabannya sangat tidak ilmiah !!!

      • ressay said

        Terus gimana donk ustadz yang benar dan ilmiah?

      • rubon said

        @Ressay
        Lho katanya saudara sangat ilmiah, justru saya ini ingin tahu seberapa hebat daya ilmiah saudara ?!
        Hayoo dong… gitu ajah kok repot. 😀 😆

      • ressay said

        Khan udah aku jawab. Kecuali belum aku jawab. Kalau memang kurang atau salah, ya silakan kritisi. xixixixi…gitu aja repot ustadz. atau Anda kerepotan yach?

      • rubon said

        😀 Kalau asal jawab sih, anak balita juga bisa dong… 😀 😆

      • ressay said

        Tuh khan Anda sebetulnya tahu tuh yang benar yang mana, jika memang apa yang saya sampaikan salah. Jadi, saya tunggu nih pengkritisannya. Kayak apa ya kira-kira? ehm…ehm…

      • rubon said

        @Ressay
        Mengkriti saudara… hahaha, takuttt 😀 😆

        ressay said
        September 16, 2009 at 4:23 am

        Salam wa rahmah,
        …..
        saya mengkritik :mrgreen: penerjemahan yang ada pada beberapa Al-Qur’an terjemahan, entah itu tingkatan internasional kek atau luar angkasa sekalipun. karena bagi saya, tidak ada jaminan atas mereka terbebas dari kesalahan dari penerjemahan. Itu prinsip yang saya pegang. Silakan jika ingin membantah prinsip ini.

        Kalau bertanya berani dong…. !!

        rubon said
        September 16, 2009 at 6:56 pm

        @Mas Ressay
        Kalu begitu jawab dong seputar pertanyaan saya tentang asal kata Alham dan dan artinya, Master Linguistik… 😆
        Lagi pula siapa yang mengeroyok ?! Nggak usah plintat-plintut ahhh… malu dong.

        hehehe…

      • ressay said

        Ya jelaslah Anda takut. Orang Anda itu tidak lebih dari seorang yang dungu kok. hehehe…terima kasih sudah mengakui ketakutan Anda.

      • rubon said

        @Ressay
        Takut sama Allah memang wajib dalam hukum Islam

        Malu bertanya sesat dijalan, biar tidak sesat saya bertanya sama sdr:
        Kalu begitu jawab dong seputar pertanyaan saya tentang asal kata Alham dan dan artinya ?! Sdr Master pisss Linguistik… 😆

      • ressay said

        Itulah letak kedunguan Anda ustadz. Sudah saya jawab, tetapi Anda terus menerus mengulangi pertanyaan Anda. hehehehe…konyol cara berpikir ente.

      • rubon said

        @Ressay
        What ever, no what-what… hehehe….

        Pokoke jawab ajah seputar pertanyaan saya tentang asal kata Alham dan dan artinya ?! Sdr Master pisss Linguistik… 😆

      • ressay said

        khan udah saya katakan ustadz dungu, bahwa saya sudah jawab. perkara tidak setuju, itu perkara Anda untuk mengkritisi dan mengajukan argumen Anda. gampang khan? heheehe…otak dungu kayak gini mau ngajak saya debat. aduh…aduh…

      • Ahh.. Dik Ressay itu plintat-plintut mirip ular belang….. hua.ha.ha 😀 😆

        #Kata @Kang Rubon 😀 #

      • ressay said

        hehehehe…menafsirkan Al-Qur’an kok dengan kemauannya sendiri. sesat itu brai.

        Kata ustadz haniifa yang dungu, bahwa wahyu tidak mungkin turun kepada selain Nabi.

        Kata Allah dalam Al-Qur’an bahwa wayu juga bisa turun kepada selain Nabi.

        Masa sih? apa buktinya?

        Nyoh…

        وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

        Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

        إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

        Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

        فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

        Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

        Hayo…jadi siapa yang menyelisihi Al-Qur’an???

        Jawabannya: Ustadz Hanifa yang dungu…hahahahahaha…kasihan betul Anda ini.

        Jadi gimana ustadz haniifa yang dungu? Saya tunggu2 argumen Anda dari kemarin2 lho. ndak mampu yach? Kasihan…

      • anonymous said

        Wak kak kak… Kamu memang bonek sekali Yasser !!!

  9. wah ketinggalan nih,..ternyata seri ke 3 udah terbit. baca2 dulu ya

    • @Kang Wedul Sherenian
      Seri tiganya sebetulnya bukan ini, tapi karena ada yang linglung… jadi dengan terpaksa saya terhibur 😀 thx bro.

      • ressay said

        Hehehe…ya karena itu adalah hal yang mendesak bagi ustadz dungu haniifa untuk menyelamatkan dirinya dari kelinglungan atas argumen2 yang saya ajukan. Padahal sebetulnya itu hanya menunjukkan bahwa dirinya dungu dan linglung. Bingung kang? Pegangan atuh…

      • anonymous said

        Kamu sendiri Ressay yang sesungguhnya dungu dan tolol, tidak tahu tingginya gunung dan dalamnya lautan !!!

      • ressay said

        hehehehe…bego ama ciy om. Apa hubungannya coba ama diskusi kita? sudahlah, bilang saja Anda itu pandir sehingga tidak mampu membantah apa yang jadi pendapat dan keyakinan saya.

        Kasihan…sana belajar lagi ama ustadz ente. Baru nantang saya debat.

      • anonymous said

        Ressay semakin begog kamu !!!

      • anonymous said

        hehehehe…bego ama ciy om. Apa hubungannya coba ama diskusi kita?

        ===> Ressay semakin begog kamu, kayak kerbau dungu !!!

      • yasser said

        Ente lagi ngatain diri sendiri? Orang tua lo kayak apa sih? jangan2 bego juga makanya menghasilkan anak yang bego.

      • the70no said

        🙂 🙄 🙂

      • anonymous said

        ===> Ressay semakin begog kamu, kayak kerbau dungu !!!

        Ente lagi ngatain diri sendiri? Orang tua lo kayak apa sih? jangan2 bego juga makanya menghasilkan anak yang bego.

        ===> Wak kak kak… Tapi tampang aku tidak setampan keledai, …. guling-guling terpingkal-pingal melihat tampang kamu jadi keledai, Yasser … Wak kak kak !!!

  10. lovepassword said

    Sorri disosor meri nih ya, berhubung ada kemungkinan di hari2 mendatang sangat mungkin entah daku bisa online atau bisa jadi nggak sempat mbuka komputer, aku mengucapkennya sekarang saja yah : Met Idul Fitri untuk RM Haniifa PG dan semua rekan. Mohon Maaf Lahir dan batin…-

  11. the70no said

    Selamat ‘Idul Fitri Mas Haniifa dan mohon maaf lahir dan bathin,
    Semoga mas diberi kesabaran dan ketabahan dalam syi’ar islam.
    AMIN.

  12. dedekusn said

    Nice kang,
    abdimah no komeng,
    symah baru tau ttg syi’ah dari sini kang, jdnya pasti setuju dgn kang Haniifa.

  13. KangBoed said

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaaaank
    I Love U fuuulllllllllllllllllll

  14. KangBoed said

    Tertunduk ku dimalam ini
    Terdiam mencoba berucap nada CINTA
    Alunan Zikir alam semesta sayup terdengar
    menyapa mesra diri lemah tiada daya
    kudengungkan dalam qolbu terdalam
    Nyanyian pengagungan dan penyembahan
    Hadirkan diri dalam CINTA membara
    Perlahan tapi pasti getar menyambut
    Bagaikan gelombang membuat diri tergetar
    Hanyut sudah dalam buaian syahdu
    Diri hilang lenyap dalam pangkuanNYA
    Terang benderang padang terawangan..
    hilang.. lenyap.. tiada keberadaan..

    duuuuuuuh nikmatnya..

  15. KangBoed said

    waaaaaaaaaah galak pisaaaaaaang di tewak ku aki aki hihihihi

  16. Ilham itu begini ya : Kadang ketika anda kepepet anda butuh pemecahan masalah, nah ketika anda kepepet anda mendapat jalan keluar yang baik, nah inilah ilham. Kayak insting gitu. Ilham hampir kayak bisikan, bisa saja ilham datangnya dari setan jika jelek niatnya, kalau baik pastilah dari Allah. Jadi gak ada tuh malaikat berkata langsung pada kita,..gak tau kalau Jin,tuyul,demit…hehehe

    Wahyu: Berita/kabar langsung dari Allah lewat malaikat-Nya, dan ini sudah habis saat masa nabi Muhammad

    • Fitri said

      Setuju !!!!

      • ressay said

        Kalau Allah memerintahkan kepada langit dan lebah itu wahyu atau ilham?

      • Kalau kepada langit…wah itu berarti bukan wahyu atau ilham…langit kan benda mati…anggap aja perkataan langsung Allah. Kalau kepada lebah ya Ilham

      • ressay said

        Buktinya diterjemahkan wahyu tuh di Al-Qur’an. 🙂

      • rubon said

        😀 😆

      • @Ressay

        Ya tinggal ganti ilham aja…hehehe

      • ressay said

        Tuh Anda ganti terjemahan berdasarkan keyakinan Anda sendiri. Itulah yang sedang saya kritik. Menerjemahkan ayat Al-Qur’an dengan kepentingan dirinya. Jadi tidak lagi obyektif, tetapi subyektif.

      • anonymous said

        Mahasiswa dungu dan tolol !!!

      • ressay said

        hehehehe…menafsirkan Al-Qur’an kok dengan kemauannya sendiri. sesat itu brai.

        Kata ustadz haniifa yang dungu, bahwa wahyu tidak mungkin turun kepada selain Nabi.

        Kata Allah dalam Al-Qur’an bahwa wayu juga bisa turun kepada selain Nabi.

        Masa sih? apa buktinya?

        Nyoh…

        وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتاً وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

        Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

        إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلآئِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُواْ الرَّعْبَ فَاضْرِبُواْ فَوْقَ الأَعْنَاقِ وَاضْرِبُواْ مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

        Artinya: (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

        فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاء أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاء الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظاً ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ

        Artinya: Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

        Hayo…jadi siapa yang menyelisihi Al-Qur’an???

        Jawabannya: Ustadz Hanifa yang dungu…hahahahahaha…kasihan betul Anda ini.

        Hayo…bisa bantah ndak? cik coba atuh…

      • anonymous said

        Hayo…bisa bantah ndak? cik coba atuh…

        ===> Ressay dungu dan tolol, kamu tidak bisa membedakan huruf alquran dengan huruf alkoran !!!

        Kali terakhir saya komen, pesa saya jangan bawa-bawa lagi masalah internal HMI… GOOOOBLOOOKKKKKKKKKKKKKKKK

      • yasser said

        Terserah gw donk. Siapa lo dungu? hahahaha….

      • the70no said

        Menurut daku yang paling parah keledai dungu. 🙂 😀 😆

      • anonymous said

        Terserah gw donk. Siapa lo dungu? hahahaha….

        Menurut daku yang paling parah keledai dungu. 🙂 😀 😆

        ====> Wak kak kak… keledai dungu…Wak kak kak…. kasian sekali nasibmu kamu, Ressay !!!

      • @Ressay

        udah di bilang ganti aja dengan ilham kok ya ngeyel…..selama kita gak merubah tulisan asli maka penafsiran perlu untuk menterjemahkan. jadi seharusnya yang benar ditafsirkan dulu baru diterjemahkan. nih contoh 2 terjemahan yang beda :

        M.H.SHAKIR : And their saying: Surely we have killed the Messiah, Isa son of Marium, the messenger of Allah; and they did not kill him nor did they crucify him, but it appeared to them so (like Isa) and most surely those who differ therein are only in a doubt about it; they have no knowledge respecting it, but only follow a conjecture, and they killed him not for sure.

        ABDLH.YUSUF ALI: That they said (in boast), “We killed Christ Jesus the son of Mary, the Messenger of Allah”;- but they killed him not, nor crucified him, but so it was made to appear to them, and those who differ therein are full of doubts, with no (certain) knowledge, but only conjecture to follow, for of a surety they killed him not:-

        Hayo mana yang benar dari ke2 terjemahan ini, Shakir atau Yusuf Ali. Ingat Al-Quran yang beredar di Indonesia sebagian besar pakai terjemahan M Shakir. Tapi menurutku yang benar menurut Yusuf Ali. Mengapa?. Karena Terjemahan Yusuf Ali lebih mendekati kebenaran jika ditafsirkan menurut berbagai segi. Baca selanjutnya disini :

        http://vilaputih.wordpress.com/2009/09/01/rekonstruksi-kematian-yesus-isa/

      • @Ressay

        Harusnya terjemahannya begini :

        Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, (QS. An-Nahl 16:68)

        Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat : “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman”. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. (QS. Al-Anfaal 8:12)

        Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia memfirmankan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Fush Shilat 41:12)

  17. hanya bisa bilang MAAF’S …
    …. belum genap satu tahun ngeBlog .. ternyata melahirkan ikatan bathin untuk saling mengingatkan, saling mendukung, saling menghargai .. tp ada kalanya terbersit yang kurang baik, tertulis yg tak berkenan.. terekam jejak yang tak dikehendak ….

    TaqobaLLahu minawaminkum..taqobaLLahu ya karim..
    Minal aidin wa faidzin …
    Mohon maaf lahir bathin ..

    dr Kopral Cepot sekeluarga
    ____________________

    @Kang Kopral Cepot
    miinal aidin wa faidzin, sama-sama mohon maaf lahir dan bathin.

    Dari: Haniifa dan keluarga.

  18. m4stono said

    Tak terasa ramadhan segera berakhir, para sufi pun menangis karena segera ditinggal ramadhan bulan paling bagus untuk menuju sang kekasih, kita yang lahir akan segera kembali kebatin kelak, segala yang lahir akan kembali ke batin, segala yg batin hanya milik Allah, segala dosa insya Allah akan dilebur, apabila ada salah salah kata dalam berucap maupun postingan maka itu hanya kesalahan kami belaka, segala kebaikan kebaikan yg tersirat hanya milik Allah semata. Akhirnya hanya bisa terucap selamat hari raya Idul Fitri 1430 H kepada mas haniifa mohon maaf lahir dan batin, taqabalallahu minna wa minkum taqabalallahu yaa karim, minal aidzin wal faidzin

  19. […] Silahken baca aslinya : […]

  20. wawan said

    Nabi Muhammad saw adalah Pendiri Syi`ah yang Sebenarnya

    Berangkat dari yang telah kami sebutkan sebelum ini, maka sesungguhnya sekelompok peneliti berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad saw adalah pendiri yang sebenarnya bagi mazhab Syi`ah ini. Sebab, Nabi saw adalah orang pertama yang menggunakan istilah Syi`ah ini dalam hadis-hadis beliau bagi para pengikut `Ali bin Abi Thalib.

    Para mufasir dari kalangan Ahlus Sunnah menyebutkan bahwa ayat yang mulia ini: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk” (QS Al-Bayyinah [98]: 7) diturunkan berkenaan dengan `Ali bin Abi Thalib.

    Al-Hafizh Jamaluddin Az-Zarnadi meriwayatkan dari Ibn `Abbas bahwa ketika ayat ini diturunkan, Nabi saw
    bersabda kepada `Ali, “Mereka adalah kamu dan Syi`ahmu. Kamu dan Syi`ahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha dan diridhai, sedangkan musuh-musuhmu akan datang dalam keadaan dimurkai dan tertengadah.” (Ash-Shawa’iqul Muhriqah bab 11 hal: 99)

    Ini termasuk pendapat Ath-Thabari, seorang mufasir dan sejarawan terkenal. Dia meriwayatkan bahwa Hasan bin Musa An-Naubakhti berkata, “Kelompok (mazhab) yang pertama kali muncul (dalam Islam) adalah Syi’ah. Ia adalah kelompok `Ali bin Abi Thalib yang dinamakan Syi`ah Ali. Syi`ah muncul pada zaman Nabi saw dan sepeninggalnya. Mereka adalah kelompok yang terkenal dengan ketaatannya kepada `Ali bin Abi Thalib dan mengakuinya sebagai imam mereka.

    Diantara mereka adalah: Al-Miqdad bin AI-Aswad Al-Kindi, Salman Al-Farisi, Abu Dzarr Jundub bin Junadah Al-Ghifari, dan `Ammar bin Yasir Al-Mudzhaji. Mereka adalah orang-orang kepercayaannya. Mereka adalah orang-orang pertama yang dinamakan dengan tasyayyu` (Syi`ah) di kalangan umat ini. Sebab, nama Syi`ah ini adalah nama yang lama, seperti Syi`ah; Nuh, Ibrahim, Musa, `Isa, dan para Nabi.” (Tafsir Ath-Thabari 3/126)

    Dengan demikian, Nabi Muhammad saw sendirilah yang mengukuhkan fondasi Syi`ah ketika Beliau menyebutkan hadis-hadis tentang `Ali bin Abi Thalib sebagai simbol kebenaran, istiqamah, dan keimanan. (Ibid)

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  21. qarrobin said

    Selamat Hari Raya Idul fitri 1430 H
    Mohon maaf lahir dan Batin

    @
    Terimakasih, dan mohon maaf lahir dan bathin.
  22. […] Wawan syah ahlul …ABDUL AZIZ on Agama Syi’ah sama dengan Agama…wawan on Agama Syi’ah sama dengan Agama…wawan on Agama Syi’ah sama dengan Agama…wawan on Agama Syi’ah sama dengan […]

  23. […] berdiskusilah dengan bahasa yang sopan santun. ______________________________ #Haniifa: Hatur tengkiu, Diskusi model yang bagaimana lagi atuh Jeung@Kang yang Boediman ?! […]

  24. […] Allah akan menemukan sendiri jawabannya. Lain hal dengan Agama Syi’ah yang memang senantiasa mencari takwil yang berseberangan dengan syar’i, seperti katanyah IMAM ALI […]

  25. Zahra said

    Perselisihan antara Fatimah dan Abu Bakar

    Masalah ini juga telah disepakati kebenarannya oleh dua mazhab, Sunnah dan Syi’ah. Orang yang insaf dan berakal tidak akan dapat lari kecuali harus mengatakan bahwa Abu Bakar berada pada posisi yang keliru dalam perselisihannya dengan Fatimah, dan ia tidak bisa menolak fakta bahwa Abu Bakar pernah menzalimi Penghulu Alam semesta ini. Mereka yang menelaah sejarah ini dan mengetahui seluk-beluknya secara rinci akan tahu pasti bahwa Abu Bakar pernah mengganggu Siti Fatimah Zahra’ dan mendustakannya secara sengaja, agar Fatimah tidak mempunyai alasan untuk berhujjah dengan nash-nash al-Ghadir dan lainnya akan keabsahan hak khilaf ah suaminya dan putra-pamannya, yakni Ali bin Abi Thalib. Kami telah temukan bukti-bukti yang cukup kuat dalam hal ini.

    Diantaranya adalah, seperti dikatakan oleh ahli sejarah bahwa Fatimah Zahra’, (semoga Allah melimpahkan padanya kesejahteraan) pernah keluar mendatangi tempat-tempat pertemuan kaum Anshar dan minta mereka membantu dan membai’at Ali. Mereka menjawab: “Wahai putri Rasulullah, kami telah berikan bai’at kami pada orang ini (Abu Bakar). Seandainya suamimu dan putra pamanmu mendahului Abu Bakar niscaya kami tidak akan berpaling darinya.” Ali berkata: “Apakah aku harus tinggalkan Nabi di rumahnya dan tidak kuurus jenazahnya, lalu keluar berdebat tentang kepemimpinan ini?” Fatimah menyahut, “Abul Hasan telah melakukan apa yang sepatutnya beliau lakukan, sementara mereka telah melakukan sesuatu yang hanya Allah sajalah akan menjadi Penghisab dan Penuntutnya.”

    Seandainya Abu Bakar memang berniat baik dan keliru maka kata-kata Fatimah telah cukup untuk menyadarkannya. Tetapi Fatimah masih tetap marah padanya dan tidak berbicara dengannya sampai beliau wafat. Karena Abu Bakar telah menolak setiap tuntutan Fatimah dan tidak menerima kesaksiannya, bahkan kesaksian suaminya sekalipun, akhirnya Fatimah murka pada Abu Bakar sampai beliau tidak mengizinkannya hadir dalam pemakaman jenazahnya, seperti yang dia wasiatkan pada suaminya Ali. Fatimah juga berwasiat agar jasadnya dikuburkan secara rahasia di malam hari tanpa boleh diketahui oleh mereka yang menentangnya.68 Untuk pembuktian ini saya sendiri telah berangkat ke Madinah untuk memastikan kebenaran fakta sejarah ini. Di sana kudapati bahwa pusaranya memang masih tidak diketahui oleh siapa pun. Sebagian berkata ada di Kamar Nabi, dan sebagian lain berkata ada di rumahnya yang berhadapan dengan Kamar Nabi. Ada juga yang berpendapat bahwa pusaranya terletak di Baqi’, di tengah-tengah pusara keluarga Nabi yang lain. Tapi tiada satupun pendapat yang berani memastikan dimana letaknya.

    Alhasil, aku berkesimpulan bahwa Fatimah Zahra’ sebenarnya ingin melaporkan kepada generasi muslimin berikutnya tentang tragedi yang disaksikannya pada zamannya, agar mereka bertanya-tanya kenapa Fatimah sampai memohon pada suaminya agar dikebumikan di malam hari secara sembunyi dan tidak dihadiri oleh siapa pun. Hal ini juga memungkinkan seorang muslim untuk sampai pada sebuah kebenaran lewat telaah-telaahnya yang intensif dalam bidang sejarah.

    Aku juga mendapati bahwa penziarah yang ingin berziarah ke kuburan Utsman bin Affan terpaksa harus menempuh jalan yang cukup jauh agar bisa sampai ke sudut akhir dari wilayah tanah pekuburan Jannatul Baqi’. Di sana dia juga akan dapati bahwa kuburan Utsman berada persis di bawah sebuah dinding, sementara kebanyakan sahabat lain dikubur-kan di tempat yang berhampiran dengan pintu masuk Baqi’. Hatta Malik bin Anas, imam mazhab Maliki, seorang tabi’it-tabi’in (generasi keempat setelah Nabi) juga dikuburkan dekat dengan istri-istri Nabi.

    Hal ini bagiku bertambah jelas apa yang dikatakan oleh ahli sejarah bahwa Utsman dikuburkan di Hasy Kaukab, sebidang tanah milik seorang Yahudi. Pada mulanya kaum muslimin melarang jasad Utsman dikebumikan di Baqi’. Ketika Mua’wiyah menjabat sebagai khalifah dia beli tanah milik si Yahudi, kemudian memasukkannya sebagai bagian dari wilayah Baqi’, agar kuburan Utsman juga termasuk di dalamnya. Mereka yang ziarah ke Baqi’ pasti akan dapat melihat hakekat ini dengan jelas sekali.

    Aku semakin heran ketika kuketahui bahwa Fatimah Zahra’ as adalah orang pertama yang menyusul kepergian ayahnya. Antara wafat Rasul dengan wafat Fatimah hanya dipisahkan selang waktu enam bulan saja. Demikian pendapat sebagian ahli sejarah. Tapi—anehnya—beliau tidak dikubur-kan di sisi ayahnya!!

    Apabila Fatimah Zahra’ berwasiat agar dikebumikan secara rahasia, dan beliau tidak dikuburkan dekat dengan pusara ayahnya seperti yang disebutkan di atas, lalu apa pula gerangan yang terjadi dengan jenazah putranya Hasan yang tidak dikuburkan dekat dengan pusara datuknya Muhammad SAWW.? Ummul-mukminin Aisyah melarang jasad Hasan dikebumikan di sana. Ketika Husain datang untuk mengebumikan saudaranya Hasan di sisi pusara datuknya, Aisyah datang dengan menunggangi baghalnya sambil berteriak, “jangan kuburkan di rumahku orang yang tidak kusukai.” Bani Umaiah dan Bani Hasyim nyaris perang. Tetapi Imam Husain kemu-dian berkata bahwa dia hanya membawa jenazah saudaranya untuk “tabarruk” pada pusara datuknya, kemudian dikuburkan di Baqi’. Imam Hasan pernah berpesan agar jangan tertumpah setetes pun darah karenanya.

    Dalam kontek ini Ibnu Abbas mendendangkan syairnya kepada Aisyah:

    Kau tunggangi onta

    Kau tunggangi baghal

    Kalau kau terus hidup

    kau akan tunggangi ga]ah

    Sahammu kesembilan dari seperdelapan

    tapi telah kau ambil semuanya

    Ini adalah contoh dari rangkaian fakta yang sungguh mengherankan. Bagaimana Aisyah mewarisi semua rumah Nabi sementara istri-istri beliau berjumlah sembilan, seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Abbas di atas.

    Apabila Nabi tidak meninggalkan harta waris seperti yang disaksikan oleh Abu Bakar—karenanya dia melarangnya dari Fatimah, lalu bagaimana Aisyah dapat mewarisi pusaka Nabi? Apakah ada dalam AlQuran suatu ayat yang memberikan hak waris pada istri tapi melarangnya dari anak perempuan? Ataukah politik yang telah merobah segala sesuatu sehingga anak perempuan diharamkan dari menerima segala sesuatu dan si istri diberi segala sesuatu?

    Saya akan membawakan suatu kisah yang diceritakan oleh sebagian ahli sejarah. Cerita ini ada kaitannya dengan hak pusaka ini.

    Ibnu Abil-Hadid al-Mu’tazili dalambukunya Syarhu Nahjil Balaghah pernah berkata: “Suatu hari Aisyah dan Hafshah datang kepada Utsman pada periode pemerintahannya. Mereka minta agar pusaka Nabi tersebut diberikan kepada mereka. Sambil membetulkan cara duduknya, Utsman berkata kepada Aisyah:” Engkau bersama orang yang duduk ini pernah datang membawa seorang badui yang masih hadas menyaksikan Nabi SAWW bersabda: “Kami para Nabi tidak meninggalkan harta pusaka.” Jika memang benar bahwa Nabi tidak meninggalkan sebarang warisan, lalu apa yang kalian minta ini? Dan jika memang Nabi meninggalkan warisan pusaka, kenapa kalian larang haknya Fatimah? Lalu Aisyah keluar dari rumah Utsman sambil marah-marah dan berkata: “Bunuh si na’tsal. Sungguh, dia telah kufur.”

    • Cekixkix said

      @Om Zahra
      Bigimana gue mau percaya elo, kalau siang jadi si Ali alias Husein… lantas malem-malem elo ngaku Zahra… Cekixkix..kix..kix..

    • Rubon said

      @Zahra
      Perselisihan antara Fatimah dan Abu Bakar…
      Hohoho.. anak ini ngarang saenak udel.

      Fatimah tidak mungkin berani melawan Abu Bakr karen beliau tahu benar bahwa Abu Bakr adalah pria pertama yang mula-mula masuk ISLAM selain dari keluarganya sendiri juga Fatimah sangat faham sifat-sifat lemah lembut sahabat Ayahanda tercinta tersebut.

      Abu Bakr tidak mungkin berani mengganggu putri kesayangan sahabat senasib seperjuangan, apa kamu tidak bisa membaca kisah sejarah hijrah Rasulullah dengan Abu Bakr di suatu gua ?!

  26. Zahra said

    Ali Lebih Utama untuk Diikuti

    Di antara sebab yang mendorongku untuk ikut mazhab Syi’ah dan meninggalkan tradisi para leluhur adalah pertim-bangan akal dan naqal antara Ali bin Abi Thalib dan Abu Bakar.

    Seperti yang kusebutkan pada halaman-halaman yang lalu bahwa aku sepenuhnya berpegang pada ijma’ yang disepakati oleh Ahlu Sunnah dan Syi’ah. Aku juga telah menelaah berbagai kitab dari dua mazhab ini. Di sana tidak kutemui sebuah ijma’ atau kesepakatan pendapat yang sempurna melainkan berkenaan dengan Ali bin Abi Thalib. Sunnah dan Syi’ah telah sepakat tentang keimamahannya sebagaimana yang dicatatkan dalam nas-nas berbagai kitab rujukan dua mazhab itu. Semen-tara tentang keimamahan (kepemimpinan) Abu Bakar hanya dikatakan oleh sekelompok tertentu kaum muslimin saja. Di atas telah kami sebutkan ucapan Umar tentang pembai’atan terhadap Abu Bakar.

    Demikian juga tentang keutamaan dan keistimewaan Ali bin Abi Thalib yang diriwayatkan oleh Syi’ah di kitab-kitab mereka. Semua bersandar pada sanad dan otentisitas yang tak dapat digugat hatta oleh kitab-kitab Sunnah. Sebagaimana ia juga diriwayatkan melalui berbagai jalur yang tak dapat diragukan. Banyak sahabat telah meriwayatkan hadis berkenaan dengan keutamaan Ali ini, sehingga Ahmad bin Hanbal mengatakan: “Tidak satupun dari sahabat Nabi yang memiliki keutamaan sebagaimana Ali bin Abi Thalib.”

    Al-Qadhi Ismail dan an-Nasai serta Abu Ali an-Naisaburi berkata: “Tidak satupun hadis-hadis keutamaan sahabat yang diriwayatkan dengan isnad-isnad yang hasan sebagaimana hadis tentang keutamaan Ali”

    Meskipun Bani Umaiyah telah memaksa setiap orang yang berada di Barat dan di Timur untuk mencaci, mengutuk, serta tidak menyebutnyebut tentang keutamaan Ali, bahkan mela-rang siapa pun untuk menggunakan namanya, bagaimanapun keutamaan-keutamaannya tetap memancar dan menguak ke permukaan. Imam Syafei berkata berkenaan dengan ini:

    “Aku sungguh takjub akan seseorang yang karena dengki, musuh-musuhnya telah menyembunyikan keutamaannya; dan karena takut, para pecintanya tidak berani menyebut-nyebut namanya. Namun tetap saja keutamaannya tersebar dan memenuhi lembaran-lembaran buku. ”

    Berkenaan dengan Abu Bakar juga telah kutelaah dengan kritis dan teliti dari berbagai kitab dua mazhab ini. Namun kitab-kitab Sunnah yang menyebut tentang keutamaannya juga tidak dapat menyaingi keutamaan-keutamaan Imam Ali bin Abi Thalib. Itupun diriwayatkan oleh putrinya Aisyah yang kita kenal bagaimana sikapnya terhadap Imam Ali, dimana beliau berusaha keras untuk menonjolkan ayahnya walau dengan menciptakan hadis-hadis sekalipun; atau diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar, seorang yang terbilang jauh dengan Imam Ali. Abdullah bin Umar pernah menolak memberikan bai’at pada Imam Ali setelah semua kaum muslimin sepakat untuk mengangkatnya sebagai Imam. Dia pernah berkata bah-wa orang yang paling utama setelah Nabi adalah Abu Bakar kemudian Umar dan kemudian Utsman, lalu tiada seorang punyang lebih utama dari yang lainnya, semua adalah sama.”74 Yakni Abdullah bin Umar ingin mengatakan bahwa Imam Ali adalah manusia awam biasa yang tidak memiliki sebarang keutamaan. Aneh memang. Bagaimana Abdullah bin Umar dapat menyembunyikan dirinya dari fakta-fakta yang telah dinyatakan oleh para pemuka ummat bahwa tiada suatu hadispun berkenaan dengan sahabat yang diriwayatkan secara isnad yang hasan sebagaimana hadis tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib? Apakah Abdullah bin Umar tidak pernah mendengar satu keutamaan pun tentang diri Ali bin Abi Thalib? Demi Allah beliau pernah mendengarnya. Tetapi politik, ya politik, yang telah memutar belitkan segala kebenaran dan menciptakan berbagai keanehan.

    Mereka yang meriwayatkan tentang keutamaan Abu Bakar antara lain adalah ‘Amr bin ‘Ash, Abu Hurairah, Urwah dan Akramah. Sejarah menyingkapkan bahwa mereka adalah lawan-lawan Ali dan pernah memeranginya. Baik dengan senjata atau menciptakan berbagai keutamaan untuk musuh-musuh dan lawan-lawannya. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: ” Ali banyak mempunyai musuh. Mereka berupaya untuk mencari sesuatu yang mungkin bisa mencelanya, namun mereka tidak menemukannya. Kemudian mereka cari seseorang yang pernah memeranginya lalu diciptakanlah keutamaan-keutamaannya.”75 Tapi Allah berfirman: ” Sebenarnya mereka merencanakan tipu-daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. Dan Akupun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya. Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhhh mereka itu barang sebentar” (86:15,16 17)

    Sungguh merupakan mukjizat Allah bahwa keutamaan-keutamaan Ali dapat terungkap atau mencuat keluar setelah enam abad serangkaian pemerintahan yang zalim menganiaya dirinya dan kaum kerabatnya. Dinasti Bani Abbas tidak kurang dari Bani Umaiyah dalam membenci, mendengki dan memperdaya kaum kerabat Nabi SAWW. sehingga Abu Faras al-Hamdani berkata :

    Apa yang dilakukan oleh putra-putra Banu Harb terhadap

    mereka

    Walau sunguh dahsyat

    Tapi tidaklah sedahsyat kezaliman yang kalian lakukan

    Berapa banyak pelanggaran terhadap agama yang kalian

    lakukan

    Dan berapa banyak darah keluarga Rasulullah yang kalian

    tumpahkan

    Kalian mengaku sebagai pengikutnya

    Sementara tangan kalian penuh berlumuran darah anak-anaknya yang suci

    Setelah dalil-dalil itu semua dan setelah semua kekaburan menjadi terang maka biarlah Allah yang menjadi Hujjah Yang Unggul, dan manusia tidak lagi mempunyai alasan dihadapan-Nya.

    Walaupun Abu Bakar adalah khalifah pertama dan mempunyai kekuasaan seperti yang kita ketahui; walaupun pemerintahan Umawiyah menyogokkan segala bonus dan upah kepada setiap orang yang meriwayatkan keutamaan Abu Bakar, Umar dan Utsman; walaupun riwayat-riwayat keutamaan Abu Bakar diciptakan begitu banyak dan memenuhi lembaran-lembaran buku; walaupun itu semua dilakukan namun ia tetap tak dapat menyamai hatta sepersepuluh dari keutamaan Ali.

    Bahkan jika Anda teliti “hadis-hadis” tentang keutamaan Abu Bakar, Anda akan dapati bahwa ia tidak sejalan dengan apa yang dicatat oleh sejarah tentang berbagai tindakannya. Bukan saja ia bertentangan dengan apa yang dikatakan dalam “hadis” itu bahkan juga bertentangan dengan akal dan syara’. Dan ini telah kami jelaskan ketika membicarakan hadis yang bermaksud: “Seandainya iman Abu Bakar ditimbang dengan imannya ummatku maka iman Abu Bakar akan lebih berat”. Seandainya Rasulullah SAWW tahu bahwa iman Abu Bakar sedemikian hebatnya maka beliau tidak akan meletakkannya di bawah pimpinan komandan pasukan seperti Usamah bin Zeid; dan beliau juga tidak akan enggan untuk memberikan kesaksian padanya sebagaimana yang pernah beliau berikan kepada para syuhada’ di Uhud. Nabi pernah berkata kepadanya: “Sungguh aku tidak tahu apa yang akan kau lakukan sepeninggalku kelak”, sampai Abu Bakar menangis.76 Nabi juga tidak akan mengutus Ali bin Abi Thalib untuk mengambil surah Baraah yang telah diberikannya kepada Abu Bakar dan melarangnya membaca-kannya.77 Beliau juga tidak akan berkata pada hari pemberian panji dalam peperangan Khaibar: “Akan kuberikan panjiku ini esok kepada seseorang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Dia senantiasa akan maju dan tidak pernah akan berundur sedikitpun. Sungguh Allah telah menguji hatinya dengan iman. “Kemudian Nabi memberikannya pada Ali dan tidak memberikannya kepada Abu Bakar.”

    Seandainya Allah tahu bahwa iman Abu Bakar sedemikian tingginya hingga melebihi iman seluruh ummat Muhammad SAWW maka Allah tidak akan pernah mengancamnya untuk menggugurkan amal-amalnya ketika beliau mengangkat suaranya lebih dari suara Nabi.79 Seandainya Ali dan sahabat-sahabatnya tahu bahwa Abu Bakar memiliki keimanan yang demikian tinggi maka mereka tidak punya alasan untuk menolak memberikan bai’at kepadanya. Seandainya Fatimah Zahra’, penghulu seluruh wanita, mengetahui ketinggian derajat imannya Abu Bakar maka dia tidak akan pernah marah kepadanya dan tidak akan enggan berbicara dengannya atau menjawab salamnya dan berdo’a untuk kecelakaannya pada akhir setiap sholatnya,80 atau tidak mengizinkannya (seperti yang diwasiatkannya) hadir dalam pemakaman jenazahnya. Seandainya Abu Bakar sendiri tahu tentang ketinggian imannya maka beliau tidak akan mendobrak rumah Fatimah Zahro’ walau mereka telah menutupnya sebagai tanda protes. Abu Bakar juga tidak akan membakar al-Fujaah al-Salami dan akan menyerahkan kepada Umar atau Abu Ubaidah perkara khalifah pada hari Saqifah itu.81

    Seorang yang mempunyai derajat iman sedemikian tinggi dan lebih berat dari iman seluruh ummat yang ada tentu tidak akan pernah menyesal di akhir-akhir hayatnya atas sikapnya terhadap Fatimah, tindakannya yang membakar al-Fujaah al-Salami serta kekhalifahan yang dipegangnya. Sebagaimana dia juga tidak akan pernah berangan-angan untuk tidak menjadi manusia, dan ingin sekadar menjadi sehelai rambut atau kotoran hewan. Apakah iman orang seperti ini setaraf dengan iman seluruh ummat Islam bahkan lebih berat?

    Jika kita teliti hadis yang bermaksud: “Seandainya aku harus mengambil seorang sahabat (khalil) maka akan kuambil Abu Bakar sebagai khalilku”, hadis ini serupa dengan hadis sebelumnya. Di mana Abu Bakar pada hari persaudaraan-terbatas (Muakhoh-sughro) di Mekah sebelum Hijrah; dan pada hari persaudaraan-besar (Muakhoh-kubro) di Madinah setelah Hijrah. Dalam dua peristiwa ini, Nabi hanya menjadikan Ali sebagai saudaranya, sampai beliau berkata: “Engkau adalah saudaraku di Dunia dan di Akherat. “82 Nabi tidak menoleh kepada Abu Bakar dan enggan mengikat tali persaudaraan dengannya, baik untuk dunia ataupun akherat.

    Saya tidak bermaksud untuk menjelaskan permasalahan ini dengan lebih panjang. Saya cukupkan dengan dua contoh di atas yang saya kutip dari sejumlah referensi Ahlu Sunnah sendiri. Adapun mazhab Syi’ah memang mereka telah menolak kesahehan hadis ini. Mereka mengatakan—dengan alasan yang sangat kuat—bahwa ia diciptakan tidak lama setelah wafatnya Abu Bakar.

    Jika kita tinggalkan sifat-sifat utama Ali dan meneliti kemungkinan dosa yang pernah dilakukannya, maka kita tidak akan menemukan satu dosa pun yang pernah dilakukan Ali bin Abi Thalib yang tercatat dalam buku dua mazhab ini. Namun dalam masa yang sama kita akan temukan dari orang-orang lain yang melakukan perbuatan-perbuatan dosa yang tidak sedikit. Hal ini bisa kita temukan dalam berbagai buku Ahli Sunnah, seperti buku-buku hadis, buku sirah dan dan sejarah.

    Ini berarti bahwa ijma’ dua mazhab ini berimplikasi bahwa hanya Ali sajalah yang tidak terbukti melakukan sebarang dosa, sebagaimana sejarah juga menegaskan bahwa bai’at yang pernah diberikan secara benar hanya bai’at yang diberikan kepada Ali semata-mata. Ali enggan menerima jabatan khali-fah, namun dipaksa oleh Muhajirin dan Anshar. Beliau juga tidak memaksa orang yang enggan memberikan bai’at padanya. Sementara bai’at Abu Bakar dilakukan sangat tergesa-gesa dimana Allah telah pelihara kaum muslimin dari keburukannya, seperti yang diistilahkan oleh Umar. Kekuasaan Umar diperoleh berdasarkan penobatan yang diberikan oleh Abu Bakar kepadanya, sementara pengangkatan Utsman sebagai khalifah terjadi secara menggelikan. Lihatlah, Umar menominasi enam orang sebagai calon khalifah dan mewajibkan mereka memilih satu di antaranya. Beliau berkata, apabila empat orang sepakat dan dua orang yang lain menentang, bunuh yang dua. Apabila enam orang ini berpecah tiga tiga dan membentuk dua kelompok, maka pilihlah pendapat kelompok yang di dalamnya ada Abdurrahman bin A’uf. Apabila waktu telah berakhir sementara mereka belum sepakat menemukan sang “khalifah” maka bunuh saja mereka semua. Ceritanya panjang dan aneh sekali.

    Alhasil, Abdurrahman bin A’uf mula-mula memilih Ali dengan syarat beliau memerintah berdasarkan pada Kitab Allah, Sunnah Nabi dan Sunnah Syaikhain, yakni Sunnah Abu Bakar dan Umar. Ali menolak syarat ini dan Utsman meneri-manya. Maka jadilah Utsman sebagai khalifah. Ali keluar dari majlis itu, dan beliau sejak awal sudah tahu hasil yang akan keluar. Hal ini pernah diucapkannya dalam khutbahnya yang terkenal dengan nama Khutbah as-Syiqsyiqiyah.

    Setelah Ali, Muawiyah yang ‘memegang’ jabatan khalifah. Di tangannya sistem khilafah telah diganti dengan sistem monarki dan dinasti kekaisaran yang berpindah-tangan dari generasi ke generasi Banu Umaiyah. Kemudian berpindah pula ke tangan Bani Abbasiah.

    Khalifah berikutnya hanya dipilih dengan ketentuan sang khalifah atau dengan kekuatan pedang atau penggulingan. Sistem bai’at yang paling benar yang pernah terjadi dalam sejarah Islam, sejak zaman para khulafa’ hingga ke zaman Kamal Ataturk yang telah menghapus sistem kekhalifahan, hanya bai’ah yang pernah diberikan kepada Amir al-Mukminin Ali bin Abi Thalib saja.

    • Cekixkix said

      @Om ato @Tante Zahra
      Elo sejenis hewan hemaphordit (kelamin ganda) yehh…. Cekixkix…kix…kix…

      Zahra said
      December 18, 2009 at 2:24 am

      he he
      berkat blog mas haniifa,
      setelah ngomong di di sini,
      dan baca2 lagi semalem sampai gak tidur (sekarang mata 5 watt nih 😛 ),
      saya MAKIN CINTA SAMA RASULULLAH & KELUARGA SUCI NYA..
      aku bersyukur sekali pada Allah telah diperkenalkan dengan mereka, dibesarkan BUKAN di keluarga yang benci mereka, tidak dibutakan mata hatinya, selalu dilanda cinta pd mereka, pada pengorbanan mereka, mati syahid mereka. nikmat apa yang lebih besar dari ini? Alhamdulillah Yaa Allah.

      terimakasih yaaa mas 🙂

      Wassalam
      -LY

      (nama asli ku bukan Zahra hehe, dan aku benar2 sorang perempuan..)

      Saya seorang benar2 perempuan yang punya lontong dicelana… Cekixkix…kix…kix…

      Zahra said
      December 18, 2009 at 6:12 am

      saya mahasiswa. 20 tahun. belum berkeluarga kok. hari ini libur jadi gpp tidur malem. paling besok uda mulai kuliah.

      Saya benar2 mahasiswa berdada montok… Cekixkix…kix…kix…

      @Om sekaligus @Tante Zahra
      Ilmu Taqiya hasil Imam Khomunis penyembah Imam Ali sapi, kagak mental dihati gue … Cekixkix..kix…kix..

    • Rubon said

      @Zahra
      Ali Lebih Utama untuk Diikuti

      Hohoho… tugas yang sangat besar bagi Ali jika memang benar, tapi sayang seribu kali sayang tidak ada satu ayatpun yang menunjukan penugasan secara tegas kecuali prasangka belaka.

    • anonymous said

      @Zahra
      Ali Lebih Utama untuk Diikuti

      ==> Hanya orang-orang buta dan tuli yang mengikuti Ali, dan pengikutnya adalah mereka-mereka yang tidak bisa melihat dan membaca Alquran dengan benar

      ==> ZAHRA GOBLOKKKKKK

      • anonymous said

        @Zahra

        Ali Lebih Utama untuk Diikuti

        ==> Tahukah anda Zahra??? mengapa saya sebut GOBLOKKKKK
        ==> Yang benar penulisannya adalah “Ali bin Abi Thalib”

        Kesimpulan:
        ==> “Ali Lebih utama untuk diikuti” oleh pengikut yang GOBLOKKKKK dan tidak kritis

  27. Zahra said

    Nas(Nash) Khilafah

    Aku telah berjanji pada diriku ketika memasuki pembahasan ini untuk tidak berpegang pada sebarang dalil melainkan ia benar-benar dianggap shahih oleh kedua mazhab, dan mengabaikan setiap dalil yang hanya diriwayatkan oleh satu mazhab saja. Lalu aku mulai menelaah masalah perselisihan antara Abu Bakar dan Ali bin Abi Thalib, apakah khilafah (kekhalifahan) pada dasarnya adalah hak Ali bila dilihat dari sisi nas seperti yang diklaim oleh mazhab Syi’ah, atau ia ditentukan oleh syura seperti yang dikatakan oleh mazhab Sunnah.

    Seandainya mereka yang menelaah masalah ini benar-benar tulus untuk mencari sebuah kebenaran, mereka akan dapati bahwa nas yang mengatakan Ali sebagai khalifah adalah nas yang tak terbantahkan, seperti sabda Nabi SAWW: “Siapa yang menganggap aku sebagai maulanya (pemimpinnya) maka inilah Ali sebagai maulanya”. Hadis ini beliau ucapkan sekembalinya beliau dari hajinya yang terakhir yang dikenal dengan hujjatul-wada’. Usai pengangkatan, berduyun-duyun orang datang mengucapkan tahniah atau selamat kepada Ali, termasuk Abu Bakar dan Umar sendiri. Mereka berkata: “Selamat untukmu wahai Putera Abu Thalib. Kini kau adalah maulaku dan maula setiap orang mukmin, laki-laki dan perempuan”

    Hadis ini telah disepakati keabsahannya oleh Sunnah dan Syi’ah. Referensi yang kusebutkan dalam telaahku ini adalah referensi yang berasal dari Ahlu Sunnah saja. Itupun bukan semua. Karena yang semestinya adalah jauh lebih banyak dari apa yang kusebutkan. Agar dapat memperoleh dalil-dalil yang lebih rinci aku mengajak para pembaca untuk menelaah kitab Al-Ghadir karya al-Allamah al-Amini. Buku ini setebal tiga belas jilid. Dan penulisnya telah mendaftarkan nama para perawi hadis ini dari golongan Ahlu Sunnah cukup banyak.

    Adapun ijma’ yang dinyatakan sebagai dasar dipilihnya Abu Bakar di Saqifah Bani Sa’idah, lalu kemudian ia dibaiat di masjid adalah pernyataan yang tidak kokoh. Bagaimana hal itu bisa dikatakan sebagai ijma’ sementara sejumlah pemuka sahabat seperti Ali, Abbas dan anggota Bani Hasyim yang lain tidak ikut serta membaiatnya. Begitu juga Usamah bin Zaid, Zubair, Salman al-Farisi, Abu Zar al-Ghaffari, Miqdad bin al-Aswad, Ammar bin Yasir, Huzaifah bin Yaman, Khuzaimah bin Thabit, Abu Buraidah al-Aslami, Barro’ bin Azib, Ubai bin Ka’ab, Sahal bin Hunaif, Sa’ad bin Ubadah, Qais bin Sa’ad, Abu Ayyub al-Anshori, Jabir bin Abdullah, Khalid bin Sa’ad dan lain sebagainya.

    Dimana ijma’ yang dikatakan itu wahai hamba-hamba Allah? Seandainya hanya Ali yang tidak membaiat, itu sudah cukup bukti tercelanya ijma’ seumpama itu. Hal ini karena beliau adalah satu-satunya calon khalifah yang ditunjuk oleh Rasul SAWW, seandainya kita tolak pengertian secara eksplisit nas-nas tentang kepemimpinan Ali bin Abi Thalib.

    Adalah fakta bahwa bai’at pada Abu Bakar terjadi tanpa syuro atau musyawarah. Bai’at itu diambil ketika orang-orang sekitarnya, terutama ahlul halli wal ‘aqdi, sedang bingung dan sibuk dalam mengurus jenazah Nabi SAWW. Saat itu penduduk kota Madinah sedang berkabung atas wafatnya Nabi mereka. Kemudian tiba-tiba dipaksa untuk membai’at sang khalifah.62 Hal ini dapat kita rasakan dari cara mereka mengancam untuk membakar rumah Fatimah apabila penghuni yang berada di dalamnya enggan memberikan baiat. Nah, bagaimana dapat kita katakan bahwa pemilihan sang khalifah tersebut terjadi secara musyawarah dan ijma’?

    Umar sendiri pernah berkata bahwa bai’at yang diambil waktu itu adalah tergesa-gesa, dan Allah telah memelihara kaum muslimin dari kejahatannya. Beliau juga berkata bahwa siapa saja yang mengulangi cara bai’at seperti itu, ia mesti dibunuh, atau—paling tidak—bai’atnya tidak sah dan tidak diakui.

    Imam Ali pernah berkata tentang haknya ini, yang antara lain: “Demi Allah, Ibnu Abi Qahafah (Abu Bakar) telah memakainya (hak khilafahku) sedangkan beliau tahu bahwa kedudukanku dengan khilafah ini bagaikan kedudukan kincir dengan roda” 64 (Nahjul Balaghah).

    Sa’ad bin Ubadah pemuka kaum Anshar yang menyerang Abu Bakar dan Umar di hari Saqifah danberusaha mati-matian untuk mencegah mereka dari jabatan khilafah, namun tak mampu karena sakit dan tak dapat berdiri, pernah berkata setelah kaum Anshar membaia’t Abu Bakar: “Demi Allah, sekali-kali Aku tidak akan membai’at kalian sampailah kulemparkan anak-anak panahku dan kulumurkan tombakku serta kupukulkan pedangku dan kuperangi kalian bersama-sama keluarga dan kaumku. Demi Allah, seandainya manusia dan jin berkumpul untuk membai’at kalian niscaya aku tetap tidak akan memberikartnya, sampai aku berjumpa dengan Tuhanku.” Sa’ad bin Ubadah tidak shalat sama-sama mereka dan tidak ikut serta kumpul bersama mereka bahkan tidak mau haji bersama-sama mereka. Seandainya ada sekelompok orang yang mau memerangi mereka niscaya ia akan membantunya. Dan seandainya ada orang yang membaiatnya untuk memerangi mereka niscaya ia akan perangi. Begitulah sikap Sa’ad terhadap Abu Bakar sampai beliau wafat di Syam pada periode pemerintahan Umar.

    Apabila bai’at tersebut dilakukan secara tergesa-gesa dimana Allah telah pelihara kaum muslimin dari keburukannya, seperti yang disinyalir oleh Umar sendiri, arsitektur rencana ini dan tahu akibat yang akan diderita oleh kaum muslimin karenanya; dan apabila khilafah ini merupakan “pakaian” Abu Bakar saja, (seperti yang diibaratkan oleh Imam Ali karena dia bukan empunya yang sah); dan apabila bai’at ini diambil secara zalim seperti yang dikatakan oleh Sa’ad bin Ubadah, pemuka Anshar yang memisahkan diri dari jamaah karenanya; dan apabila bai’at ini tidak sah secara syareat meng-ingat sahabat-sahabat yang besar seperti Abbas paman Nabi tidak memberinya, lalu apa dasar dan alasan keabsahan khilafah Abu Bakar? Jawabnya: tidak ada alasan yang diberikan oleh kalangan Ahlu Sunnah Wal Jamaah.

    Dengan demikian maka benarlah alasan dan hujjah Syi’ah dalam hal ini, karena nas tentang kekhalifahan Ali nyata ada dalam Ahlu Sunnah sendiri. Namun mereka telah menakwilkannya karena ingin memelihara “kemuliaan” sahabat. Tetapi bagi orang yang insaf dan adil, dia tidak akan memperoleh sebarang alasan kecuali harus menerima kenyataan nas ini; terutama apabila ia ketahui rangkaian peristiwa yang menyelubungi sejarah ini.

    • Cekixkix said

      @Om Tante Zahra
      Dengan demikian semakin yakin gue, bawah hujah syi’ah penyembah berhala yang bernama Imam Ali as, Imam Husein as,,, penyembah kepala SAPI BETINA… Cekixkix…kix…kix…

      Islam nie, setahu gue malarang perbuatan bohong, sombong dan munafik !!!

      Hujahnye Syi’ah setahu gue pake kitab AL KAFIrun… Cekixkix..kix..kix…

    • Rubon said

      @Zahra
      Nas(Nash) Khilafah

      Rujukan utama kami umat Islam adalah Al Qur’an, coba tunjukan Nas(Nash) Al Qur’annya tentang definisi khalifah??

      Catatan:
      Tolong dengan tidak menggunakan istilah sunni atau syi’ah tapi tunjukan saja nash berdasarkan Al Qur’an versi ISLAM.

  28. Zahra said

    mas haniif.. kenapa comment di postingan sebelah di disabled?

  29. anonymous said

    @Zahra
    Where are you???

    ==> The Holy Spirit (Al Kafi) is of the Father (Imam Ali as) and the Son (Imam Husein as) = OMDO !!!

    ==> SUNNI or SYI’AH, Up to U !!!

  30. […] Ali radhiallahu ‘anhu itu adalah seorang waria […]

  31. […] Agama Syi’ah sama dengan Agama Kristen 3 […]

  32. […] Agama Syi’ah sama dengan Agama Kristen 3 […]

  33. […] Agama Syi’ah sama dengan Agama Kristen 3 […]

  34. […] Agama Syi’ah sama dengan Agama Kristen 3 […]

Leave a comment