Mekah sebagai pusat bumi 6
Posted by حَنِيفًا on May 21, 2009
Assalamu’alaikum,
Kata “Mekkah” didalam Al Qur’an bisa kita dapati pada Surah Al Fath ayat 24 atau dalam penulisan secara indexing Al Qur’an adalah (QS 48:24)
Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Di tengah kota “Mekkah” bisa diartikan Ka’bah dimana rumah purba yang pertama-tama dibangun oleh Nabi Ibrahim a.s beserta putranya Nabi Ismail a.s sebagai sarana ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala secara lengkap dan menyeluruh.
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS 3:96)
Allah subhanahu wa ta’ala menurunkan Al Qur’an sebagai rahmatan lil ‘alamin dengan demikian setiap sudut informasi dariNya sudah selayaknya kita kaji lebih mendalam jangan sampai terbuang atau tertinggal setitikpun.
Sekarang mari kita kaji bersama :
Phenomena penulisan ( QS 48:24 )
Dinamakan Al-Fath yang berarti kemenangan diambil dari perkataan Fat-han yang terdapat pada ayat pertama surah ini, dan kata Makkah terdapat pada ayat ke 24.
Konstanta 24 bukanlah suatu kebetulan belaka, namun sudah dikehendaki oleh Allah, faktanya kemenangan ilmu pengetahuan dibidang digital diawali dengan ketemunya sistem pengalamatan 24 bit pada CPU. Disusul dengan diluncurkan mainframe IBM System/360 yang secara spektakuler mempopulerkan 24-bit addressing dan 32-bit ALU, beberapa tahun berikutnya INTEL 80286, Motorola 6800, Zilog (Z80) menggunakan sistem yang sama yaitu 24-bit addressing. Untuk meningkatkan kinerja sistem 24-bit addressing maka dikembangkan sytem software 48-bit Logical Block Addressing (LBA).
Terbukti terdapat hubungan yang sangat kuat antara konstanta 48 dengan 24 dengan judul surah “Al Fath” yang artinya sebuah kemenangan terbukannya wawasan dunia DIGITAL. Saya tidak heran jika penemuan demi penemuan dilakukan oleh Bani Israil (Yahudi dan Nashrani) bukannya umat Islam, perihal ini sudah dijelaskan pada (QS 2:124) : “Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia“. Ibrahim berkata: “(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang dzalim”.
Akankah penemuan-penemuan “Konstanta” yang sangat berarti didalam Al Qur’an kita lupakan ?!
Astaghfirullah Al Adzim….
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. ( QS 7:179 )
Disini saya secara pribadi mengajak rekan-rekan khususnya umat Muslim mari kita kaji bersama Al Qur’an, bagi non Muslim silahkan ambil hikmahnya namun jauhkanlah dari prasangka ?!
Perumpamaan bilangan sembilan belas yang sudah ada sejak 14 abad silam, kemudian dipopulerkan oleh Dr. Rashad Khalifa dan tidak ketinggalan Prof. Fahmi Basya dengan serialnya One Million Phenomena maka tidaklah begitu aneh jika sayapun mengambil perumpamaan ini sebagai titik awal pengkajian Al Qur’an.
Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (QS 74:30)
Komet yang muncul 76 thn sekali ditemukan oleh Edmund Halley tahun 240 SM artinya setelah kenabian Musa ‘Alaihis Salam, sehingga dinamakan komet Haley.
Mengapa bisa diketahui bahwa Komet Halley muncul pada siklus lintasan elips 76 tahun sekali, jawabannya jika beliau bisa meramalkan kemunculan berikutnya adalah karena beliau bisa menghitung panjang lingkaran dalam bentuk yang paling sederhana dan sangatlah tidak mungkin jika Edmund Halley melihat yang kedua kalinya (walalupun kita berasumsi beliau berusia 150 thn). Namun sungguh sangat disesalkan dengan diturunkannya Nabi Isa Al Masih, bani Israil dengan licik menutup ilmu pengetahuan dari Allah begitu juga setelah diturunkannya Al Qur’an sekali lagi polemik bentuk bumi antara datar dan bulat sengaja diperdebatkan oleh Bani Israil hingga terhenti pada tahun 1600-an Masehi.
Menurut pemahaman saya Allah subhanahu wa ta’ala yang bekuasa menentukan siklus lintasan komet Halley 76 tahun sebagai pertanda dariNya, tidak lain adalah agar seluruh manusia selalu ingat IMAM-nya yang ditunjuk oleh Allah yaitu Nabi Ibrahim a.s. Dimana beliau senantiasa taat rukuk dan sujud (Shalat) di tempat yang dibangun beserta putranya yaitu Baitullah di tengah kota Mekkah Wilayah Kerajaan Saudi Arabia.
Al-Faatihah adalah induk Al-Qur’an dan ia adalah bacaan yang wajib dibaca dalam setiap shalat, dan saya tidak bermaksud penemu Komet yang muncul 76 thn sekali pada tahun 240 SM, dinamakan komet Ibrahim namun sekedar memperlihatkan interkonesi antara bacaan wajib Shalat dengan tanda-tanda kebesaran Allah.
Di atasnya ada sembilan belas. (QS 74:30)
76 / 19 := 4
Angka QS-> 7-4-30 := merujuk Al Faatihah, bukan ?!
Bukti bahwa surah Al Faatihah suatu rujukan utama adalah terdapatnya huruf Alif yang berdiri sendiri sebanyak 19 (Sembilan Belas). Karena Surah Ini begitu PRIMA maka tidaklah berlebihan jika saya lebih menyenangi penulisan dengan menggunakan angka-angka prima, sbb:
Surah Al Faatihah terdiri dari :
Jumlah Ayat (7) := 7
Jumlah Lafadz (27) := 3 x 3 x 3 …. (insya Allah akan saya post kan)
Jumlah Kata (30) := 2 x 3 x 5
Jumlah Huruf (140) := (2 x 5 ) x ( 2 x 7 )
Alasan lain karena rekan @mas Ayruel Chana dengan tulus mem-verifikasi perhitungan saya sehingga semakin memperjelas agar penulisan jumlah sudah selayaknya menggunakan bilangan-bilangan prima 2, 3 dan 5.
Huruf ذ : 1 buah. (1 x 9) := 9
Huruf ق : 1 buah. (1 x 21) := 21
Huruf لا : 1 buah. (1 x 28) := 28
Huruf ض : 2 buah. (2 ×15) := 30
Huruf غ : 2 buah. (2 x 19) :- 38
Huruf ط : 2 buah. (2 x 16) := 32
Huruf ص : 2 buah. (2 x 14) := 28
Huruf ت : 3 buah. (3 × 3) := 9
Huruf ك : 3 buah. (3 x 22) := 66
Huruf س : 3 buah. (3 x 12) := 36
Huruf و : 4 buah. (4 x 26) := 104
Huruf د : 4 buah. (4 x 8 ) := 32
Huruf ب : 4 buah. (4 x 2) := 8
Huruf ح : 5 buah. (5 x 6) := 30
Huruf هـ : 5 buah. (5 x 27) := 135
Huruf ع : 6 buah. (6 x 18) := 108
Huruf ر : 8 buah. (8 x 10) := 80
Huruf ن : 11 buah. (11 x 25) := 275
Huruf ي : 14 buah. (14 x 30) := 420
Huruf م : 15 buah. (15 x 24) := 360
Huruf ل : 21 buah. (21 x 23) := 483
Huruf ا : 23 buah. (23 x 1 ) : = 23
____________________________ +
Jumlah total (huruf x bobot) := 2355
____________________________
*)
– Konstruksi terdiri bil. prima 2,3 dan 5
– Dan bilangan prima 5 (lima) muncul 2 kali sehingga :
– Jumlah huruf Al Faatihah := (2×5) x (2 x 7)
Alhamdulillah….
Dorongan untuk melanjutkan bukan karena tampa sebab, alasan lain adalah kerena @Mas Agorsiloku memberikan motivasi kepada saya dengan catatan beliau yang sangat mengena dihati 😀 , begitu juga rekan @Mas The70no.
Itulah cantiknya sebuah bangunan kata-kata yang memiliki konstruksi dan kekuatan tertentu.
Jika lapisan atas bangunan diambil, akan tampak isinya, jika ada satu huruf terambil, akan ada saluran baru “yang mengalir”, atau menjadi “bocor”. Kalau atapnya di lepas, maka jumlah dindingnya akan sama. Setiap masing-masing batu-bata yang terpasang adalah bentukan-bentukan struktur yang luwes dan terukur.Seperti juga jumlah 114 atau 113 (jika tidak disertakan Al Fatihah).Jika kita bilang jumlah huruf Al Fatihah (2×5) x (2×7) = 140 huruf. jika 2×5 = 10, 2 x 7 = 14 maka disatukan 1014, lalu angka diambil menjadi 114, maka sama dengan jumlah surah AQ, dan ragam informasi lain.Namun, otak-atik itu, mengikuti banyak aturan dan tidak bisa diterima pula untuk sejumlah aturan.
Banyak ragam kemungkinan itu, ada dalam banyak keindahan komposisi
Dan saya yakin bahwa komposisi bilangan-bilangan prima pada surah Al Faatihah tersebut akan berguna suatu saat kelak.
Mari kita kaji jumlah ayat, kata dan huruf lagi pada gambar dibawah ini namun seperti yang saya singgung diatas “penulis” bukan hendak menggantikan Teorema Pythagoras yang begitu terkenal namun hanya memperjelas khasanah matematika yang berdasarkan Al Qur’an sebagaimana kelanjutan dari posingan sebelumnya.
Jika sudah yakin jumlah total kata pada surah Al Faatihah adalah 30 kata, sekarang mari kita buktikan tanda waqaf “LimaLam-alif” adalah bentuk dari 52. Jumlah kata sampai dengan tanda waqaf diatas adalah 25 padahal (30 – 25) kata := 5 kata.
Bukti lain bahwa tanda waqaf “Lam-alif” bisa juga mencirikan operasi pangkat seperti yang kita kenal gabungan huruf “Alif” dengan huruf “Lam” bisa memberikan dua sifat bagi huruf Lam yaitu Syamsiah (Jelas) atau Qomariah (samar). Namun penggabungan huruf Alif dengan “Lam-alif” hanya bisa memberikan sifat Syamsiah, dalam hal ini satu huruf “Lam-alif” berubah seolah-olah 2 huruf yaitu “lam” dan “alif” atau berjumlah 21.
Dari jumlah satu huruf lam-alif := 12 seolah-olah berubah menjadi 21 huruf terjadi proses exchange posisi bilangan.
Seperti 3 contoh yang terdapat pada Surah Al Hujuraat ayat 11 :
وَلاَ تَنَابَزُواْ بِالاٌّلْقَـبِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الايمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّـلِمُونَ
Perhatikan jumlah huruf (Alif :=3, Lam := 2 dan tanda “tasjid” nya ) sebelum tanda waqaf pada surah Al Faatihah, sehingga huruf “Lam” seolah-olah merepresentasikan :
2 + 2 := 4
2 * 2 := 4….. huruf “lam” di-tasjid-kan
22 := 4
Sekarang perhatikan kembali, setelah tanda “waqaf” pada ayat ke 7 surah Al Faatihah huruf Alif := 3 dah huruf Lam := 4 (empat) tidak termasuk “Lam-alif” dan karena “lam-alif” seolah-olah pangkat dua maka didapat :
32 + 42 := 52
Qomariah dalam artian penyamaran exchange bilangan didapat ke seimbangan kiri dan kanan yaitu bilangan TUJUH (7).
(52) adalah (5 + 2) := 7
(32 + 42) adalah (3 + 4) := 7
Wa qala Allahu ta’ala :
Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada umulqura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.
Umulqura := Pusat Ilmu Pengetahuan Dunia dan Akherat
Note:
Bacaan menarik dari rekan @Nalar Cerdas tentang “Al-Qur’an adalah Induk Pengetahuan Modern. ”
Wassalam, Haniifa.
agorsiloku said
😀
___
😉 😀
Ayruel Chana said
Masih berusaha memahami..and baca2 dulu….sampai paham…
ntar commentnya dech…
________
Oke, seeep !!
Hning said
Maaf,
Al-Ghazali pernah bilang bahwa ilmu yang tidak ada gunanya KAGAK PENTING BANGET untuk dibahas.
Mungkin bukan salah artikel membahas, tapi salah pembaca yang culun, ya? Pertanyaan saya: Udah tau mekkah di tengah lalu kenapa? Kasarnya, so what gitu lho?
Saya tunggu jawaban Anda,
Terima kasih
haniifa said
@Hning
Pertanyaan saya:Udah tau mekkah di tengah lalu kenapa? Kasarnya, so what gitu lho?
____________
Jawaban saya:
1. Ilmu yang nggak ada gunanya yang mana ?!
(pencopet kalau tidak ada “ilmu nyopet”… 😀 , bukan pencopet namanya, terlepas dari amal baik/buruk disisi manusia)
2. Di “tengah” apa ?!
(silaken baca dulu post sebelumnya…agar pertanyaan jadi fokus)
Terimakasih atas kunjungannya, Haniifa.
Nalar Cerdas said
@Hning
aku numpang ya
tidak ada ilmu yang tak penting, bahkan cara e e pun ada ilmunya!!! tapi tak apalah namanya juga pendapat.
pertanyaan lo sama dengan: SUDAH TAU CABE ITU PEDAS KENAPA DIMAKAN? Kalau tidak dipelajari ilmu tumbuh2an alias botani apalagi cabe manusia tidak tahu khasiat dari pada cabe!
Seharusnya pertanyaan lo sama haniifah: KENAPA MEKKAH TIDAK DITEPI ATAU DI INDONESIA? Itu baru namanya pertanyaan bro.
Tapi biar saya jelaskan sedikit ya hihihihihi
Ka’bah terletak ditengah atau dipusat bumi sebagai bukti dari kekusaan Allah, setiap ‘sesuatu’ ditengah adalah sentral dari sesuatu tersebut. Artinya Objek yang ditengah adalah pembagi antara yang hitam dan yang putih, setiap sesuatu ditengah akan selalu menjadi perhatian banyak orang, setiap sesuatu ditengah akan selalu menonjol. Ka’bah di tengah menjadi pusat peradaban manusia. Pusat dari segala pusat.
Orang amerika belum kenal sebuah rumah, orang arab sudah mengenal teknik dan cara membuat bangunan, saya sudah sering memposting masalah ini dibanyak blog, sesungguhnya Ka’bah itu dibangun oleh Nabi Adam As dan dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim dan Ismail. Kasarnya bangunan itu sudah dibangun oleh bapak nenek moyang manusia. Bangunan ini pula yang menjadi bukti dari kepintaran manusia dalam berfikir dengan bangunan ini pula teori darwin tidak ada apa2nya, masak manusia dari kera, kera mana pandai buat bangunan hihihihihi. kacian deh lo om darwin. Lebih tepatnya teori om darwin itu menjadi dongengan anakku saja kalau mau bobo.
Ka’bah ditengah salah satu perwujudan Keadilan Tuhan, dengan ilmuNya Dia meletakkan RumahNya di Pusat Bumi. Didunia ini saja sudah Dia tunjukan KerajaanNya apa lagi diakhirat 😛
Didunia ini saja bangunan yang hanya punya satu pintu masuk terbuat dari batu, begitu banyaknya manusia berkumpul apa lagi SinggasanaNya (Arsy) di akhirat entah terbuat dari apa. Secara tidak langsung Allah memperlihatkan kebesaranNya.
SILAHKAN YANG LAIN NAMBAH
AKU MAU E E KEBELET NICH
YANG INI ADA ILMUNYA JUGA COBA LO NGGAK E E 3 Bln
😉 😀
konyol said
@Hning
Pusatnya gerak dan koordinasi tubuh manusia.
jika ditengah berarti puser… 😆
jika dikepala bearti OTAK yach hehehe
Sawali Tuhusetya said
subhanallah, allahuakbar, maha besar Allah dengan segala ciptaan-Nya. ternyata demikian dalam makna simbol2 yang terdapat di balik Ka’bah.
____________________
Subhanallah…
Maha benar Allah dengan segala firmanNya.
Wassalam, haniifa.
Si Tukang Ronda said
ya begitula kira2 😆
Hning said
Mungkin kita berangkat dari pemahaman yang sama sekali berbeda. Di sana Anda menulis tentang detail estetik ilahiah, di sini saya mempertanyakan kepentingan detail estetik dibanding fungsionalitasnya.
Begini, seandainya saya tukang copet (dan ini merupakan contoh yang tepat karena saya memang sekedar intelek rendahan), saya akan belajar cara menyelipkan tangan ke saku mangsa, latihan lari sekencang-kencangnya, dan belajar mengenali seluk beluk jalur tikus yang paling banyak celah untuk ngumpetnya.
Sebagai tukang copet, saya tidak akan belajar tata krama korupsi, atau hacking jaringan CIA, maupun sejarah perkembangan pasar gelap. Karena tidak ada fungsi praktisnya, kan?
Artikel Mekkah (1-6, ya, saya baca semuanya) bagi saya terlalu bertele-tele membahas sesuatu yang tidak dapat saya mengerti fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Maaf jika Anda tersinggung, tapi tentunya intelek berkelas seperti Anda tidak akan tersinggung dengan komentar intelek kelas copet seperti saya, bukan?
Karena blog adalah ruang publik, dimana siapa saja dan apa saja bisa masuk untuk meninggalkan komentar, dan rasa terganggu Anda (jika ada) dengan komentar saya yang murahan adalah alasan kenapa Keagungan Ilahiah tidak selalu patut ditelanjangi di ruang sepublik ini.
Mengikuti analogi cabe, saya akan makan cabe meskipun pedas karena saya meyakini fungsinya sebagai penyedap rasa. Penerapan analogi tersebut dapat diberlakukan dengan menganggap bahwa tidak semua orang dapat menikmati rasanya cabe, tapi ada beberapa orang yang bisa. Sementara itu, sang Koki akan memasukkan cabe secukupnya yang kira-kira bisa diterima khayalak umum, dan akan memberi sebotol bagi yang nyali pedasnya lebih besar.
Sebelum menulis ini, saya juga memikirkan kesalahan dalam pemilihan topik di blog rendahan saya sendiri. Beberapa kali saya bercerita mendetail tentang seluk beluk Dzatiah dan estetika mikro. Bukannya puas, saya malah risih karena terlalu gamblang menelanjangi keindahan itu.
Rasanya seperti onani intelektualitas di depan umum. Itu saja.
Terima kasih atas penerimaannya yang baik,
Shalom.
NB: Di tengah apa? Di tengah pusara sujudnya semua abdi. Cuma sampai situ intrepertasi intelek rendahan ini.
haniifa said
@Saudara Hning swara
Artikel Mekkah (1-6, ya, saya baca semuanya) !!
Syukur Alhamdulillah…ternyata saudara mau menyimak dengan seksama.
Insya Allah akan saya postingkan bagian ke-7, sabar ajah yach 😀
Wassalam, Haniifa.
moncong said
dasar Hning katrok, tukang copet maen internetan, rendahan kok bangga. dasar situ ae yg jeprutz
😉 😀
kangBoed said
hmm… ruaaaar biasaaa… jadi malu…
______________
😦
#Haniifa.
Mekah sebagai pusat bumi 7 « Haniifa said
[…] on Mekah sebagai pusat bumi …kangBoed on Mekah sebagai pusat bumi …Hning on Mekah sebagai pusat bumi …Si Tukang Ronda on Mekah sebagai pusat bumi …Sawali Tuhusetya on Mekah sebagai pusat […]
filarbiru said
@Hning
Statment apapun anda kemukakan memang tidak akan merubah rasa cabe, namun perlu anda ketahui paradigma tersebut bukan jadi acuan untuk menelanjangi kekusaan ilahi.
Saya sudah berkunjunjung ke blog anda, saya kagum penuh dengan ilustrasi fragmentir. Namun permasalahan yang anda kemukakan tidak tahu mana yang pangkal dan mana yang ujung.
Haniifah mengangkat “mekah sebagai pusat bumi” bukan tanpa alasan, terlalu banyak misteri yang menyelubungi Rumah Tuhan tersebut.
salam
Filar Biru said
@Haniifah
salam sayang salam rindu selalu
__________
Rumah baru yach… 😀 , tolong postingkan lagi kalau berkenan
“Al-Qur’an adalah Induk Pengetahuan Modern. “
Wassalam, haniifa.
Denaya Lesa said
Ass.wr.wb. Denaya bukan bermaksud memuji lho om Haniifa, tapi tidak semua orang mengihlaskan waktunya untuk menggali Alqur’an, terlebih di jaman penuh handphone gini. Trima kasih ya om Haniifa. Denaya disuruh papa Rohedi untuk banyak belajar pada blognya om Haniifa.
haniifa said
Wa’alaikum Salam, @Mba Denaya Lesa
Wah senang rasanya @mba-nya bersedia belajar di blog butut ini, jangan ragu-ragu mengkritisi yach… kita sama-sama belajar kok. 😉
Salam sama papa dan keluarga dari @Haniifa.
Filar Biru said
@ Haniifah
nanti akan saya posting secepatnya ya, paling satu hari lagi
salam
___________
Alhamdulillah… , nanti saya link lagi yach 😀
Filar Biru said
apa ada sambungan ke 8 tu mas, ditunggu lo heheheh
haniifa said
@Mas Filar Biru
Insya Allah, ada.
Trim’s atas atensinya 😀
Wassalam, Haniifa.
vina said
intinya jelas…sdr, Hanifa menggambarkan sesuatu dengan logika yang menurut dia jelas, dengan kata lain sdr. hanifa percaya dengan sesuatu yang bisa dibuktikan dengan teori ilmiah saja…
Seperti penganut atheis yang tidak mempercayai Tuhan tetapi percaya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi saja.
Bagi saya apa yang dikemukakan oleh anda sangat tidak masuk akal.
jangan salah sangka dulu, sayapun juga islam.
_________________
jangan salah sangka dulu, sayapun juga islam.
Syurkurlah kalau @mba-nya Islam, dan perlu saya ingatken bahwa Al Qur’an senantiasa menyarankan agar manusia berfikir karena sudah dianugrahi aqal.
Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). ( QS 2:269)
Wassalam, Haniifa.
Lambang said
Baca-baca dulu ah
siapa tau artikel bahasa khayangan.
___________________
Silahken… 😀
#Haniifa.
Crow said
Assallamualaikum.
Om orang2 yg posting coment tnp dasar n ga jelas fokusnya jgn dladenilah, percuma qt jelasin ma Dia mpe bibir melar mpe lantai juga mereka bukan ga ngerti tapi hati n akal pikiran mereka sudah ditutup sama Allah SWT.
Salam saya Andicka, wslm
____________________
😀
Salam hangat saudaraku.
#Haniifa.
isagozi said
terima kasih tulisan anda telah membantu artikel aku…. bikin yang lebih wah…. lagi yach
______________________
Terima kasih kembali.
Salam hangat.
#Haniifa.
qarrobin said
Kang @Haniifa emang jagonya itung2an kayak gini
hatur tengkiu lagi
haniifa said
@Kang Qarrobin Djuti
Hatur tenkiu kembali, dan jangan lupa n ragu untuk mengoreksi jika ada kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, yang jelas saya adalah seorang manusia yang senantiasa lalai atau lupa.
Salam hangat saudaraku.
#Haniifa.
qarrobin said
tadi siang saya juga itung2 tentang link yang baru Kang @Haniifa kasih ke zoudib, https://haniifa.wordpress.com/2007/12/22/kenapa-setiap-ied-harus-berbeda-dengan-saudi-arabia/
sedikit bingung awalnya tentang 0.5 dan 182.5
akhirnya ngerti juga apa yang kang@Haniifa maksud. Kalo ada yang salah, akan saya koreksi. So far you’re in the right path
haniifa said
@Kang Qarrobin Djuti
Tanya apa saja bebas, khok disini… tapi mudah-mudahan saya bisa menjawab. 😀
#Haniifa.
Hello world! « Onta said
[…] Mekah sebagai pusat bumi 6 […]
makhrur adam maulana said
Subhanallah, Maha Suci Allah. Luar biasa keilmuan dalam Al-Qur’an, apalagi ada orang yang cerdas berstudi tentang kandungannya, Ajieb.