حَنِيفًا

haniifa.wordpress.com

Bagaimana membayangkan “keberadaanNya”

Posted by حَنِيفًا on April 10, 2008

Salam,

Kadang ketika suara adzan berkumandang…
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Lalu kita membayangkan kebesaranNya…sangat terasa sulit.
Seandainya kita membayangkan lingkup satu RT mungkin terbayang.
Selanjutnya kita perluas satu RW…,satu Kelurahan…., satu Kota,…,satu Negara…,Satu Benua…Semua mungkin terbayang dengan bantuan visualisasi gambar.
Lalu bagaimana membayangkan “langit dan bumi” ??

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ

‘Audzu billaahiminasy syaithonir rojim
Aku memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk

وَقَالُواْ اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَـنَهُ بَل لَّهُ مَا فِي السَّمَـوَتِ وَالاٌّرْضِ كُلٌّ لَّهُ قَـنِتُونَ

Mereka (orang-orang kafir) berkata: “Allah mempunyai anak”. Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya. (QS 2:116)

Memang godaan hasrat untuk “membayangkan-Nya” bisa timbul dalam benak, hal yang wajar memang …kita di ilhamkan fujur dan taqwa silih berganti per sekian detik bahkan. Namun bila kita menyelami dan menghayati Firman Allah dibawah ini, Insya Allah godaan tsb akan sirna.

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَـنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (QS 50:16)

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ

(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. [QS 50:17]

Selanjutnya kita ekspresikan dalam bentuk ….bersyukur.

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّن بُطُونِ أُمَّهَـتِكُمْ لاَ تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ الْسَّمْعَ وَالاٌّبْصَـرَ وَالأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. [QS 16:78]

Sebuah renungan yang menarik untuk disimak :

Alam semesta ini tiada mungkin ada jika tiada yang menciptakan, jangankan alam semesta yang maha luas ini, segelas air saja tidak mungkin ada jika tidak ada yang ‘menuang’ air ti gelas itu.Bumi, bulan, planet, galaksi dan benda2 langit lain (yang tak berakal itu) tak mungkin bergerak sedemiian teratur hingga detik-perdetik jika tiada ada yang Mengatur.
Dari benda mati berupa Bumi ini, tiada mungkin tumbuh mahluk hidup jika tiada ada yang Menghidupkan.Allah, Tiada Tuhan selain Dia.
pemimpin adalah satu, jika tuhan ada lebih dari satu pasti akan berperang dan saling menghancurkan, sehingga bumi yang indah ini tiada mungkin tercipta walau cuma sedetik, tetapi kita lihat bumi terpelihara sekian ratus juta tahun hingga milyar tahun.Dia Yang Awal, tiada diperanakkan sesuatupun, Dia ada sebelum segala sesuatu ada.
Dia Esa Zatnya, Sendirian sebelum segala sesuatunya ada, tiada ada yang sejenis denganNya, Dia tiada beristri dan tiada beranak.Dia Yang Menciptakan segala sesuatu, maka Dia tiada menyerupai dan tiada dapt disamakan/ diserupakan dengan apapun juga.
Bukankah manusia tidak mau dan memang tidak bisa disamakan dengan kursi/meja atau benda-benda buatan manusia kan?

Dia Maha Kuasa, tiada butuh sekutu dalam bentuk apapun.
Dialah yang menciptakan segala sesuatu di alam semesta, maka tidak ada sesuatupun di alam semesta ini yang boleh disembah sebagai tuhan.
KepadaNyalah segala sesuatu bergantung.

Dia Maha Kekal dan Maha Mewarisi, tiada butuh keturunan dalam bentuk apapun.

kenalilah Dia dengan mengenali ciptaanNya, dan jangan sekali-kali berfikir tentang ZatNya, bahkan hanya sangat sedikit ciptaanNya yang dapat kita kenali/pelajari dengan otak kita yang bagai sebutir atom dialam semesta ini.

sesungguhnya kehidupan dunia ini hanya sekejap mata, tidak akan sampai 100 tahun, tidak ada sekeping uangpun yang kita bawa mati, hanya amal yang kita bawa mati, dan akhirat itulah negeri yang kekal, tergantung pilihan kita mau mengikuti jalan kekal di Surga atau jalan kekal di Neraka.
jangan ragu jika Qur’an sudah berkata seperti itu, karena yang menjamin adalah Allah yang Maha Kekal.
semoga kita ingat ketika kelak saat malaikat penjaga pintu neraka berkata kepada orang2 kafir, apakah tidak ada nabi yang diutus kepada kalian, sesungguhnya telah ditetapkanNya neraka yang kekal bagi orang kafir, maka mintalah pertolongan kepada apa yang kalian sembah (batu, manusia, jin, matahari, benda keramat dsb) jika mereka mampu menolong kalian dari azab ini.

Astagfirullah hal Adzim…

Semoga kita diberikan Allah kekuatan untuk mengikuti jalan kebenaran dan membimbing keluarga kita di jalan kebenaran pula.
Semoga kita dan keluarga kita kelak diRidhoi Allah SWT sehingga dapat mencapai Husnul khatimah.
Amiin..Ya Robbal Alamin

Wassalam, Haniifa.

Pemaparan yang menarik dari berbagi sudut teologis

27 Responses to “Bagaimana membayangkan “keberadaanNya””

  1. the70no said

    Assalamu’alaikum, Mas Haniifa. Ulasan yg sungguh meluluh lantakkan kesombongan dan keangkuhan serta kekerasan hati manusia apalagi di zaman yg serba materi ini. Ketulusan dalam penyampaian kebenaran kepada khalayak yg beragam sungguh sangat sangat sulit dan berat, tetapi tampaknya sudah menjadi panggilan jiwa bagi para da’i. Berat dan sulitnya perjuangan membela kebenaran dijalani dengan keikhlasan , ketabahan dan kesabaran. Semoga dibalas dengan keutamaan dan syurga-Nya, insya Alloh kami para pemuda/i akan mengikuti jalan hidup para syuhada, shalihin, shodiqin, dan nabiyin. Setiap tetes keringat, air mata dan darah menjadi saksi dihadapan-Nya.
    Wassalamu’alaikum, Mas Haniifa tetaplah haniif semoga Alloh menjaga tetap haniif sampai nafas terakhir sebagai awwalun muslimin

    Wa’alaikum Salam, @Mas The70no
    Sudah lama kita tidak bersua didunia maya ini.
    Terimakasih pesan dan do’anya yang begitu singkat tapi padat, smoga kita tetap tawadu menjalani kehidupan yang fana ini.

    Wassalam, Haniifa.

  2. Assalamu alaikum wr wb

    Lama kelamaan ntar kajinya haniifa nyangkut ke tasawuf ni..
    Pake teori Alam ini cermin……(di sengaja titik2,takut pada sesat lagi.cari aja sendiri isinya)

    Yang jelas ALLAH lebih dekat dari urat nadi.(yang ada hanya : ketahuilah ALLAH itu dekat dari apapun juga yang dekat dari kita)

    Dan nggak ada kata untuk membayangkan.karena ALLAH bukan bayangan.kalau dibayangkan…..?nggak ada beda kita menganggap ALLAH lemah.segala sesuatu yang bisa kita bayangkan atau kita lihat dengan indera atau alat bantu apapun juga,berarti mempunyai kelemahan,cacat dll.
    NAUZUBILLAHI MIN ZAALIK

    Wassalamu alaikum…

    Wa’alaikum Salam Wr.Wb, @Mas Ayruel Chana
    Dekat dengan tasawuf bukan berarti sampai pada tasawuf khan… 😀
    Wa nahnu ‘aqrabu..” banyak orang salah persepsi bahwa yang dimaksud adalah dekat secara geografis bahkan yang lebih parah merasa bersatu “Wahdatul wujud” (perumpamaan saya sudah dekat ke rumahmu, bukan berarti ada di dalam rumah kan !!!). Nah kembali kemasalah ‘aqrabu dalam pengertian Allah mengetahui tranformasi informasi antara “Hati” dengan “Otak” dan jembatan aliran darah diantara keduanya adalah “urat leher”, Waallahu’alam.

    Wassalam, Haniifa.

  3. desmeli said

    @ Assalammu’allaikum Wr.Wb

    mbak atau mas nih? melihat dari namanya mungkin mbak kali ya, maafkan jika saya salah 😀

    Bagaimana membayangkan “keberadaanNya”

    tak terbayangkan mbak 😀

    Wa’alaikum Salam Wr.Wb, @mba Desmeli
    Untuk pertanyaan mba mirip dengan di sini
    Terimakasih atas kunjungannya… 🙂

    Wassalam, Haniifa.

  4. nurma said

    godaan untuk “membayangkan-Nya” bisa timbul dalam benak, hal yang wajar

    Ooooh, jadi “wajar” toh??! *lega bukan main*

    dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya

    Lha?! ini kan mutasyabih, kalo ikut rasio/logika bisa2 muncul kesimpulan “Tuhan itu banyak dong” atau konsep “aku=Tuhan, krn Tuhan ada padaku” (manunggaling kawulo gusti-nya Jenar)

    Kalo pendekatannya pengalaman hudhuri-nya sufi… belum pernah nyoba sih *soalnya belum bisa zuhud spt para sufi* tapi menurutku tassawuf gak jelek2 amat.

    Wallahua’lam BishShawab deh..

    Semoga kita diberikan Allah kekuatan untuk mengikuti jalan kebenaran dan membimbing keluarga kita di jalan kebenaran pula…hingga Husnul khatimah

    Aaaamiiin 🙂

    @Mba Nurma
    ikut rasio/logika bisa2 muncul kesimpulan “Tuhan itu banyak dong” … Seprtinya Nurma orang yang sangat hati-hati, betul memang bisa jadi salah persepsi bahwa kata “Kami” menunjukan jamak, tapi jika kita lihat ayat berikutnya (QS 50:17) jelas yang dimaksud “Kami” adalah para malaikat dengan izin Allah ta’ala. (bhs. Nashaninya “Kuasa” Tuhan)

    Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (QS 50:16)
    (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (QS 50:17)

    Untuk lebih jelasnya kata “Kami” pada Surat Al Baqarah 38 ” Kami berfirman:…“, Qulnaa = “Kami” disini artinya firman Allah Subhanahu wa ta’ala melalui Malaikat Jibril disampaikan kepada Nabi Muhammad s.a.w (Ingat hanya Nabi Musa a.s, yang pernah berbicara secara langsung dengan Allah)
    Husnul khatimah… 😀 , Amin.

    Wassalam, Haniifa.

  5. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,
    Mas-mas/Mbak-mbak,
    Bagi saya membayangkan keberadaanNya, bukan berarti membayangkan UjudNya. Tapi membayangkan Kemaha KuasaanNya. Bolehkah membayangkan UjudNya?. Kita bebas berkehendak. Kebebasan kita dijamin Allah. Jadi boleh saja. Tapi apakah sanggup?. Masaalahnya disitu. Bukan pada boleh dan bagaimananya.
    Karena ketidak sanggupan inilah, banyak manusia yang mengabaikan keberadaan Tuhan. Bukan karena Tuhan tidak ada, tetapi karena otak yang menjadi alat akalnya tidak sanggup embayangkan Ujud Tuhan. Maka kafirlah mereka terhadap keberadaan Tuhan. Tak obahnya seperti orang yang terserang sariawan berat dilidahnya. karena tidak bisa merasa kelezatan nasi, maka menganggap tidak ada nasi dimulutnya. Padahal dia tahu ada jejak keberadaan nasi disekitarnya. Begitu juga kita, karena tidak sanggup membayangkan Ujud Allah, menganggap Alah tidak ada. Padahal disekelilingnya penuh dengan bukti dan “jejak” keberadaan Allah.
    Wassalam,

    Wa’alaikum Salam, @Mas Abudaniel
    Padahal disekelilingnya penuh dengan bukti dan “jejak” keberadaan Allah.… Indah sekali kata-kata ini mas, smoga menjadikan inspirasi.

    Wassalam, Haniifa.

  6. adi isa said

    membayangkan keberadaannya?

    kayaknya berat tuh,
    karena Dia berada dalam alam ketiadaan,
    gimana mau ngebayangin?

    @Mas Adi Isa
    Subhanallah,…alam ketiadaan dalam tanda kutip alam yang tak terbayangkan

    Wassalam, Haniifa.

  7. ariss_ said

    Sulitkah membayangkan-Nya? Tidak juga. Sebab, Ia bisa mengejawantah dalam segala hal di muka bumi ini, sebagai tajalliyat-Nya…
    .
    Hening…



    Larut dalam Manunggal Kawulo Gusti…

    @Mas Ariss_
    Trim’s mas ariss_, telah mengingatkan saya.
    Waktu Larut dalam “Manunggal” bersama “Ibuku”
    ….Hening
    …..Adakah Jiwa
    ……Adakah Raga
    …….Panca Indra tak sempurna
    ….Hening
    ……Kala usia menuju 2 tahun
    ……..Kala Panca Indra sempurna
    ….Damai
    …….Ketika menuju masa Aqli Baligh
    ……..Inikah rupa ibuku, lautan kasih sayang itu
    ………Inikah rupa ayahku, daratan kasih sayang itu
    ….Ramai
    ……Ketika jiwa lupa
    …….Ketika raga hampa
    Puji Syukur….. Yaa Allah,
    Mengisyaratkan “SyurgaMu” ditelapak kaki “ibuku”

    Wassalam, Haniifa.

  8. adi isa said

    @Ariss
    ========================================================
    Sulitkah membayangkan-Nya? Tidak juga. Sebab, Ia bisa mengejawantah dalam segala hal di muka bumi ini, sebagai tajalliyat-Nya

    ========================================================
    pointnya membayangkan,….
    apa yang harus dibayangkan?
    bisa2 kita tidak beda dengan agama lain,
    membayangkan tuhan, yang lagi tergantung, atau apalah!!!!
    membayangkan bisa jadi memberi gambaran mental, warning mas..

    no.no.no!

    kalau mengagumi kebesaran dan kemahaannya lewat
    peciptaan alam semesta dan lainnya, mungkin akan lebih mengena
    seperti yang dikatakan oleh pemilik blog,dan anda juga

    dalam keheningan atau dalam kekhusukan.

    @Mas Adi Isa
    Trim’s, lebih menjelaskan… apa yang tersirat di [QS 31:14]

    Wassalam, Haniifa.

  9. faubell said

    @haniifa

    Assalamu’alaikum,
    Petunjuk praktis untuk membayangkan keberadaan-Nya:
    Step 1. Pergilah ke planet Mars yang gersang, cari dulu di sana, kalau nggak ketemu ikuti step 2.
    Step 2. Pergilah ke planet Venus, cari keberadaan-Nya dalam suasana rumah kaca Venus yang ganas, kala nggak ketemu ikuti step 3.
    Step 3. Pergilah ke planet Merkurius, cari keberadaan-Nya sambil menikmati rotasi Merkurius yang lamban, kalau nggak ketemu ikuti step 4.
    Step 4. Pergilah ke Matahari, cari keberadaan-Nya sambil menikmati reaksi fusi dan fisi di matahari, kalau nggak ketemu ikuti step 5.
    Step 5. Pergilah ke BimaSakti sambil gotong Tata Surya, cari keberadaan-Nya di pusatnya BimaSakti, kalu nggak ketemu ikuti step 6.
    Step 6. Pergilah ke pusatnya kumpulan galaksi sambil gotong itu Bimasakti, cari keberadaan-Nya, kalau nggak ketemu ikuti step 7.
    Step 7. Pergilah ke pusat alam semesta sambil gotong semua galaksi, cari keberadaanya. Dst…dst..

    Pesan moral : Kalau kita sibuk membayangkan keberadaan-Nya, waktu kita habis..
    Ihsan sajalah….

    Wassalam

    Wa’alaikum Salam @Mas Faubell,
    Alhamdullillah….
    Terimakasih sekali mas, atas pesan yang sederhana namun sangat berharga sekali.
    Semoga mas Faubell, selalu dalam lindungan Allah subhanahu wa ta’ala, Amin.

    Wassalam, Haniifa.

  10. Andaikata bayangan itu benar benar menjadi nyata sekarang, bayangan itu pun pasti akan mutlak salahnya. Karena Dia pasti lebih baik dari ini itu dan semua yang bisa dibayangkan.

    @mas Islamreguler
    Terima kasih mas, lebih menegasi !!
    Wassalam, Haniifa.

  11. Ada satu cerita, Sedikit ada kemiripan dengan apa yang njenengan angan angankan. Suatu ketika ada seorang muslim taat tapi agak agak blo’on. dia bertanya pada bapaknya. “Pak, gimana sih pak supaya akau bisa ketemu Allah..? sang bapak menjawab. Kamu berjalan aja ke arah kulon sana ( baca kiblat ), jangan pernah belok belok sebelum kamu ketemu sama Allah. Dengan sedikit bekal maka sang bocah blo’bn pun berangkat pergi hendak bertemu Allah. Setelah berhari hari berjalan,akhirnya dia ketemu dengan seorang bapak bapak yang memakai jubah putih di tengan hutan sedang mengerjakan sholat berkali kali. Kontan saja si bloon menyangaka bahwa orang tersebut adalah Allah. Setelah si blo’on menunggu lama dan sholatnya selesai, terjadilah percakapan antara keduanya. Permisi.., kata si bloon. Apakah anda ini Allah.? Lalu si bapak menjawab. Oh bukan nak. Aku bukan Allah. Aku memang dekat sama Dia seperti yang kamu lihat tadi begitu rajinnya aku beribadah tiap hari. Memangnya kamu ini mau kemana. Aku sedang berkelana seperti kata bapakku katanya kalau jalan terus ke arah sana bisa ketemu sama Allah. Oh…, jawab si bapak tadi. Ya sudah kamu ikuti saja saran bapakmu terus saja kamu berjalan ke arah sana dan nanti kalau kamu benar benar ketemu Allah, tolong tanyakan sama Dia yaa, Kira kira kalau orang rajin beridah tiap hari kaya aku ini, nanti di tempatkan di surga yang seperti apa,ya? Jangan sampai nanti ibadahku hanya sia sia saja. Ya,pak nanti saya tanyakan. Si bloon melanjutkan perjalanannya lagi dan setelah beberapa hari kemudian diapun baru bisa bertemu dengan seseorang lagi yang juga dianggapnya sebagai Allah. Tapi berbeda dengan yang tadi, ternyata orang ini adalan perampok. perampok ini menjawab pertanyaan si bloon dengan tetesan air mata dan tangisan. Nak , nak…, Jangankan aku ini kau anggap Allah. la wong menyebutnya saja aku gak pernah. Entah apa jadinya nanti aku ini. Sambil menangis si perampok meratapi nasib dan profesinaya. Kerjaanku setiap hari cuma mencuri dan merampok, nak. Mungkin aku nanti disiksa dalam neraka dengan siksaan yang amat pedih. Makanya kalau dalam perjalananmu nanti kamu benar ketemu Allah, tolong kamu tanyakan padaNya, mungkinkah seorang maling dan perampok sepertiku bisa mendapat ampunan nantinya. Ya pak nanti saya tanyakan, kata si bloon. Si blo’on berjalan terus hari demi hari sampai akhirnya suatu ketika dia betemu dengan orang gila. kata orang gila ini, Mas mas…, kalau mau langsung ketemu Allah, mas manjat aja pohon ini sampai ke ujung daun yang paling tinggi. Setelah itu Mas loncat saja. Pasti langsung ketemu sama Allah. Dan ternyata saran oang gila itu diturutinya. Maka benar apa yang dikatakan orang gila tersebut yang ternyata adalah “Jibril”. Si Blo’on, karena kegigihannya dalam mencari tahu seperti apa hakikat Dzat Allah Sang Maha Pencipta alam raya yang begitu dikaguminya, akhirnya tercapai apa yang diinginkannya yaitu meninggal dunia dan benar benar diterima di sisiNya dengan RidhoNya. Si bloon pun tidak lupa dengan pesan pesan orang yang pernah ditemuinya di sepanjang perjalanannya. Dan dia pun mendapat jawaban bahwa nantinya Allah justru akan memasukkan bapak berjubah putih yang rajin ibadah setiap hari tadi ke dalam neraka jahannam nan pedih siksanya, disebabkan karena rasa ujub dan bangga selalu menyertai niatan setiap ibadagnya seolah olah apa yang dilakukannya bisa dijadikan tiket untuk meraih surga. Dan Allah justru memasukkan perampok yang jahat ke dalam jannatunna’iim dengan segala kenikmatan yang diperolehnya, karena walau dia perampok jahat, tetapi karena setiap kali dia mendengar ada yang menyebut Allah, dia selalu saja menghinakan dirinya di hadapanNya, menangis menyesali perbuatannya hingga akhirnya Allah memberi hidayah sampai dia meninggal dunia.

    BENAR DAN SALAH TIDAK PENTING , WALLOOHU A’LAMU

    @mas Islamreguler
    Intinya jelas gelar Bloon di dunia nggak penting !!
    Insya Allah, selama melaksanakan Shalat Wajib 5 waktu menghadap Ka’bah berikut rukun-rukun lainnya yang pasti janji Allah Maha Benar.
    Itu pointnya yach mas. 😉

    Wassalam, Haniifa.

  12. […] yang berusaha MembayangkanNya, Ingin Bertemu DenganNya, tanpa terasa nyeleneh, sehingga berusaha meng ubah2 agar dapat […]

  13. aricloud said

    Assalammu’alaikum
    Allahu Akbar
    Allah Maha Besar – Al-Mighty
    Kata Maha Besar, berarti tidak sekedar kata “Besar”, tapi “Maha Besar”. Maha menunjukkan superioritas yang tiada terjangkau logika. Superioritas dari “Besar” menunjukkan kata “Besar” yang tidak lagi bisa dibayangkan, diukur, dikuantifikasi, apalagi dibandingkan.

    Pun demikian, bukan berarti tidak bisa dibuktikan. Namun justru saking banyaknya pembuktian akan Ke-Maha Besaran Allah (dan terus bertambah seiring berkembangnya IPTEK) maka tidak mampu dikuantifikasi.

    Allah itu Dekat, artinya tidak usah jauh-jauh,untuk mencari pembuktian kebesaran Allah pun insya Allah dapat, (Tentu dibarengi dengan hidayah Allah).

    Seperti yang seringkali menjadi topik hangat di blog-nya Mas Haniifa…melalui kombinasi angka dan Matematika pun, ternyata ditemukan banyak bukti kebesaran Allah SWT.

    Namun tanpa hidayah (yang tentunya akibat kesombongan dan ego manusia) berapa pun bukti kebesaran Allah ditemukan, bisa jadi justru makin menyesatkan (cth : charles Darwin).

    ___________________________

    Wa’alaikum Salam, @Mas Aricloud
    Subhanallah…
    Terima kasih sekali… dengan seringnya @Mas Ari mengingatkan saya, insya Allah banyak sekali membantu, agar saya selalu ingat bahwa saya sedemikian kecil dan tak berarti apa-apa dihadapan kebesaran Ilmu Allah Yang Maha Luas.
    Jujur saja saya sebenarnya sangat takut dan berhati-hati sekali merelasikan angka-angka dengan ayat-ayat Al Qur’an. Dan tidak sedikitpun artikel/postingan ini sejajar dengan orang-orang beken seperti Albert Eistein, Fibonacci… dll. namun dari segi historis atau filosofis ternyata mereka mendapatkan dasar ilmu pengetahuan tersebut dari dunia Arab seperti yang kita baca dari Oom Wiki ini.

    Recognizing that arithmetic with Hindu numerals is simpler and more efficient than with Roman numerals, Fibonacci traveled throughout the Mediterranean world to study under the leading Arab mathematicians of the time. Leonardo returned from his travels around 1200. In 1202, at age 32, he published what he had learned in Liber Abaci (Book of Abacus or Book of Calculation), and thereby introduced Hindu-Arabic numerals to Europe.

    Mudah-mudahan taufik dan hidayah Allah subhanahu wa ta’ala senantiasa mengaliri benak pemikiran kita yang semu ini, Amin.

    Wassalam, Haniifa.

  14. Apa Allah punya bayangan, ya ? Sehingga ada yang bertanya bagaimana membayangkanNYA ?

    MembayangkanMu dalam keterbatasanku
    Seekor Nyamuk terbang di kaki gunung
    Mengamati arus sungai yang deras.
    Entah apa yang ada di matanya.
    Entah yang ada dilamunnya
    Dapatkah kaupandang matahari.
    Dapatkan kaurengkuh matahari.
    Aku mendekat untuk melihat yang kecil.
    Aku menjauh untuk melihat yang besar.
    Apakah aku harus mendekat atau menjauhiMu ?
    Untuk mengetahui segala kebesaranMu?

    Aku mundur dan terus mundur untuk mengetahui keseluruhan bentuk
    Seperti anak kecil yang mencoba memfoto Menara Eiffel.
    Aku terus menjauh untuk mengamati segala kebesaranMu.
    Tetapi Engkau terlalu besar….
    Aku mundur….
    Aku mundur….
    Dan tergelincirlah aku
    terpeleset kulit pisang.

    SALAM PAK GURU.

    _________________

    @Mas Lovepassword

    Salam kembali.

  15. farid said

    masih ada yang “ngengkel” Allah bisa dilihat di dunia gak sekedar dibayangkan lihat http://sufimuda.wordpress.com

    _________________

    @Mas Farid
    Terima kasih tas kunjungannya.

    Wassalam, Haniifa.

  16. myrazano said

    Allah Adalah Tuhan yang menguasai dan meliputi.
    keberadaan-Nya tidak perlu dibuktikan karena sudah nyata keberadaannya bagi orang berakal.

    Allah itu di yakini dan difahami sebagi tuhan yang selalu mengawasi dalam keyakinan dan realitas

    dari : http://myrazano.com

    terimakasih

    _________________

    @Mas Myrazano
    Subhanallah…
    Candi Borobudur dikenali sebagai buatan manusia karena tanda-tanda karya manusia tampak jelas pada relif… sehingga walaupun kita tidak melihat sipembuatnya, dengan analogi yang sama kita akan mengagumi dan memaknai Maha Karya Ciptaan Allah subhanahu wa ta’ala jika mengamati dan mempelajari “tanda-tanda” dari seluruh alam semesta ini.

    Wassalam, Haniifa.

  17. Assalamu alaikum

    ALLAH itu ﻭﺟﻮﺩ Selainnya ﻋﺪﻡ …
    Intinya yang ada Hanya DIA….Selainnya DiADAkan….
    Wassalam

    ___________________________

    Wa’alaikum Salam, @Mas Ayruel
    Subhanallah…
  18. KangBoed said

    Dia ada menurut prasangka hambaNYA.. semoga kita selalu merasakan kehadiranNYA.. dalam duduk.. gerak.. diam.. dan tidur.. ingat tiada pernah lupa..
    Salam Sayang
    Salam Rinduuuu *dari*.. untukmu.. 😆

    • Fietria said

      Sombong nih……liat nama aku tapi enggak mau negur sapa…….

      Malah komentarnya lari ke sini….sengaja ya…

  19. Elzach said

    Assalamualaikum wr wb.

    *******
    Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (QS 50:16)
    *******

    Teman saya pernah bertanya, bagaimana Allah lebih dekat dari urat leher kita?

    saya jawab, wah nggak tahu ya, itu diluar ilmu manusia.
    tapi manusia kan kalo bikin kmputer, tentu dia mengetahui semua aliran data keluar-masuk melaui port-mana-mana gitu, termasuk semua proses data lengkap, kira-kira sama lah dgn kita manusia, ada proses informasi di otak dan hati kita, pasti direkam macam itu, kelak rekaman kita akan dibeberkan dalam sebuah report macam log yang dicatat program pencatat.

    Dia yang menggerakkan jantung kita, paru-paru pernafasan kita, pencernakan kita, gerak tiap milimeter darah kita, dsb dari tubuh kita yang super kompleks ini. Belum lagi mengatur peredaran pengolajhn informasi di otak kita yang berlangsusng milyaran operasi per detik.
    dan..ah itu belum cukup, kita tengok lebih dalam,
    tubuh kita terdiri dari tulang, daging, darah, dan semua bagian tubuh itu terdiri dari sel-sel yang tak terlihat mata, sel-sel itu teridiri dari senyawa-senyawa kimia, senyawa itu terdiri dari molekul-molekul, dan molekul-molekul itu terdiri dari atom-atom… kemudian atom-atom itu terdiri dari positron -electron, dimana inti electron mengelilingin positron, seperti bumi mengelilingin matahari.
    kecepatan dan potensial gerak electron positron diatur sedemikian rapi dan hebatnya sehingga tidak saling terlontar atau bertabrakan…, bahkan electron positron itu belumlah yang terkecil, masih ada yg jauh lebih kecil lagi yang belum ter’kuak’ hingga kini, yaitu “Quark” atau mungkin yang jauh lebih kecil lagi jika quark telah didefinisikan… Subhanallah..
    Siapa yang mengatur itu? Allah..!!
    Sekecil atom itu ditubuh kita itu Dia mengatur serapi-rapinya, manalagi tidak ketahuan perbuatan kita? mau bersembunyi dimana?

    *******
    [QS 10.61] Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Qur’an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarah (atom) di bumi atau pun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata.
    *******

    Tidak perlu membayangkan bagaimana Zat Tuhan itu, karena tidak ada sesuatupun di alam semesta ini yang menyamai ZatNya! Dia Yang Mencipta segala sesuatu, tiada sesuatupun yang menyamaiNya !

    Manusia dan sandal ciptaan manusia saja tidak sama! Keduanya ada di dua pihak yang berbeda antara yang membuat dan yang dibuat, yang menciptakan dan yang diciptakan !
    Lebih baik memikirkan, perbuatan apa yang sekiranya tidak membuat kita malu dihadapanNya, saat ini dan diAkhirat kelak ! karena Dia Maha mengetahui apapun perbuatan dan isi hati kita !

    Ini ada kisah pengalaman nyata, seorang ibu tetangga saya, dia mualaf karena pernikahan, jadi masuk Islam karena menikah, saat ini anak-anaknya sudah besar,
    suatu saat si ibu bersama suaminya ini berkesempatan beribadah haji, nah di saat di padang Arafah untuk wukuf, dia melihat pasir luas membentang, sambil berdoa dia memikirkan bagaiman keadaan putra-putrinya di rumah ditinggal olehnya pergi berhaji berhari-hari, dan saat itu juga , Subhanallah, padang pasir yang membentang itu tiba-tiba tampak olehnya menjadi semacam bioskop raksasa, dan tampak olehnya keadaan anak-anaknya dirumah, dan tidak hanya itu, dia juga mendengar apa yang diucapkan anak-anaknya itu, dan lebih dari itu lagi, batin atau kata hati anak-anaknya terdengar sangat jelas ditelinganya, Subhanallah…technology macam apa ini? Setelah sepulang dia dari haji, dia memastikan apa yang dilihatnya itu kepada anak-anaknya, dan anak-anaknya itu membenarkan semua cerita Ibundanya itu !

    Kira-kira, kelak demikianlah ketika amal kita dihisap di akhirat kelak, jadi berhati-hatilah dengan apa yang kita lakukan, apa yang ucapkan, apa yang kita pikirkan, dan apa yang kita niatkan.

    Wassalamualaikum wr wb.

    • haniifa said

      Wa’alaikum Salam, @Mas Elzach
      Subhanallah…
      Penjelasan yang sangat lugas dan tegas, seperti biasa saya harus membaca berulang-ulang bagaikan orang yang dahaga sedang minum air…. oh yah @mas mohon maaf lho, komentar @mas saya publish tanpa ba dan bu !!! 🙂

      Wassalam, Haniifa.

      • Elzach said

        Saya juga minta maaf, jika ada kata-kata yang salah,
        Bukan merasa dibenarkan atau paling benar yang saya inginkan, tapi saya selalu berharap semoga dapat meraih Rahmat dan HidayahNya, dan bahkan begitu takut berbicara sembarangan karena bagaimanapun apa yang kita katakan kelak harus dipertanggung jawabkan dihadapanNya.
        Mudah-mudahan suatu saat kita bertemu, lebih utamanya jika bertemu kelak disyurga.
        Semoga Allah SWT selalu melimpahkan HidayahNya kepada kita semua hingga akhir hayat..

        ________________

        @Mas Elzach
        Insya Allah @mas, kelak kita ketemu selama memegang tali-temali dari Allah subhanahu wa ta’ala, Amin.

        Wassalam, Haniifa.

  20. Riyanti said

    kagak usah jauh2 membayangkan keberadaan-Nya coz Alloh kan kagak membutuhkan tmpat layaknya kita he3,but “kenalilah Dia dengan mengenali ciptaanNya, dan jangan sekali-kali berfikir tentang ZatNya..” coz klo kita berfikir tentang dzat-na g bakalan kuat, g bakalan nyampek, baiknya kita berfikir tentang ciptaan-Nya, ketika memandangi lautan, kita berfikir/merenung lautan kok bisa sampe ada air yg begitu melimpah ruah itu dr mn ea? apa datang tiba2 begono?, klo kita melihat gunung, eh kok bisa guedhe kyk gini ea? ketika melihat langit, kok bisa berdiri ea tanpa penyangga? kagak usah jauh2 ketika kita mengamati makhluk kecil yg bernama semut, betapa kita akan mengetahui kehebatan Dia, Dia ciptakan makhluk kecil tp begitu hebatnya,sungguh sangat mengesankan jika kita selalu berfikir n mengenali akan ciptaan-Nya…insyaAllah rasa syukur akan sll tumbuh dalam hati jiwa kita…

    Salam sayank

    @
    Subhanallah,

    Salam sayang kembali Cantiq 😉

  21. […] kita. Siapapun ibu kita entah renta atau masih muda, entah masih bersama kita ataupun sudah tiada, mari kita ucapkan terima kasih pada beliau, mari kita kasihi beliau sebagaimana kita dulu beliau kasihi, Ya Tuhanku berikanlah tempat teramat […]

  22. […] Bagaimana membayangkan “keberadaanNya” […]

  23. Pertanyaan yg sederhana, singkat dan padat namun njlimet dan “kompleks” jawabannya…..
    Begini saja……bagaimana tanggapan anda mengenai tulisan ini:

    Seperti halnya yang dilakukan oleh “Sahabat-sahabat Rasulullah” yaitu menyusun “Hadist” untuk menghidupkan dan menyeragamkan “Syariat Muhammad bin Abdullah” yakni sebagai “Pedoman manusia yang bersifat lahir (Muhammad)”. Setelah kurang lebih 1433 tahun lamanya, perlu kiranya juga untuk saat ini melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh “Hawariyyin atau Pengikut-pengikut setia Isa Al Masih”. Yaitu menghidupkan dan menyeragamkan Hal yang Berkaitan dengan “ALLAH (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan”. Sepertinya hal yang mustahil bahkan terbilang “Tidak Mungkin” dan tidak masuk akal, karena di Indonesia terdapat beberapa agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dimana terdapat perbedaan pendapat, pandangan maupun kepercayaan terhadap Tuhan. Dari nama saja sudah berbeda, umat muslim menyebut Allah Swt, umat Nasrani Tuhan Yesus atau Allah Bapa atau Trinitas yakni Bapa-Putra dan Roh Kudus, Budha dengan Sang Budha, Hindu Sang Hyang Widhi atau Tri Tunggal Brahma, Wisnu dan Syiwa, kemudian ada Sang Paraning Dumadi, Pangeran, Batara dan sebagainya.

    Tentunya dan Pasti akan mengalami “Kesulitan” andaikan menyatukan Tuhan dengan “Satu Nama” saja, hal tersebut dapat dimengerti karena masing-masing umat mempunyai pedoman yaitu Kitab Suci yang berbeda-beda. Singkatnya menurut pendapat kami, bahwa yang “Disatukan dan diseragamkan” bukan “ALLAH (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan”, namun “Jalan Yang Menuju” “ALLAH (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan” yang Perlu “Disatukan dan diseragamkan”. Apakah bermaksud Syariat atau “Cara Beribadahnya” ? Tentu saja BUKAN. “Nama (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan” saja tidak mungkin disatukan dan diseragamkan, apalagi Syariat atau “Cara Beribadahnya” !! Jelas Bukan itu maksudnya.

    Maksudnya “Jalan Yang Menuju” “ALLAH (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan” adalah Iman atau “Percaya” itu sendiri. Bukankah setiap orang walau berbeda Agama atau Kepercayaan yaitu berbeda “Nama “ALLAH (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan” dan Syariat atau cara beribadahnya mempunyai “Satu Jalan” yang SAMA yaitu “PERCAYA atau IMAN” itu sendiri ? Yakni “PERCAYA atau IMAN” terhadap “Nama “ALLAH (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan” (Yang berbeda sesuai agama dan kepercayaannya itu) dan “PERCAYA atau IMAN” terhadap Syariat atau cara beribadah kepada-NYA masing-masing sesuai agama dan kepercayaannya. Jadi Sekali lagi yang “Dihidupkan, Disatukan dan Diseragamkan” adalah “Jalan Yang Menuju” “ALLAH (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan” yakni Iman atau “Percaya” itu sendiri. Karena tanpa Iman atau “Percaya” itu sendiri, semua agama dan kepercayaan Tidak Dapat Menuju Tuhan masing-masing.

    Kalau seandainya ada seseorang bertanya kepada kita “Apa itu Iman atau Percaya itu ? Dapatkah kita menjawabnya dengan Tepat dan Benar ? Apa “Kriteria” jawaban atas pertanyaan “Apa itu Iman atau Percaya itu ? adalah sudah Tepat dan Benar ? Menurut kami kriteria tersebut ada 2 (dua) yaitu:
    1. Logis yaitu sesuai akal pikiran sehat yakni Ada dasar yang “Dapat Dipertanggungjawabkan”, misal Kitab Suci, Hadist, Kitab-kitab seorang Cendekia, Alim Ulama, Orang yang Waskita dan sebagainya yang “Jelas Asal-Usul” serta Sejarahnya.
    2. Real atau Hidup yaitu Nyata atau dapat “Dibuktikan”, setidaknya “Sesuai dengan Hukum Alam (Sunatullah) dan tidak bertentangan”.
    Dengan kriteria Logis dan Nyata tersebut kira-kira Si(apa) yang dimaksud “Jalan Yang Menuju” “ALLAH (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan” yakni Iman atau “Percaya” itu sendiri ?

    Menurut kami Dialah Jalan, Kebenaran dan Hidup yaitu Yesus. Jadi Yesus adalah Iman atau Percaya itu sendiri !! Yesus adalah Nabi dan Rasul yang “Diutus” kepada manusia sebagai “Kabar Gembira” untuk menjadi “Visualisasi” Iman atau Percaya itu sendiri. Bahwa “Jalan Yang Menuju” “ALLAH (Yang Maha Gaib) yang mutlak diutamakan” yakni Iman atau “Percaya” itu sendiri adalah “Roh yang datang dari Allah”. Kita bisa beriman atau Percaya Pasti atas Pertolongan Allah atau Tuhan kita dan Pasti bukan datang dari diri kita sendiri. Sehingga Iman atau Percaya itu adalah Rahmat atau Anugerah yang besar bagi manusia, tidak bisa “Dipaksakan” untuk datang dan tidak bisa “Ditolak” kalau sudah datang kepada seseorang Manusia. Ingat tugas Rasul atau Utusan hanyalah “menyampaikan, mengabarkan dan menjadi saksi” Tidak bertanggung jawab atas Iman atau Percaya seorang manusia kepada Tuhannya. Kenapa Hanya Yesus yang menjadi “SATU-SATU”nya “Simbol, Lambang, Gambar dan Visualisasi” dari Iman atau Percaya ?? Sesuai dengan 2 (dua) Kriteria di atas, Cari dan Buktikan !!

Leave a comment