حَنِيفًا

haniifa.wordpress.com

Tahajud Perkuat Sistem Imun Tubuh

Posted by حَنِيفًا on April 14, 2008

Republika: Jumat, 02 Februari 2007 9:50:00

Prof Dr Mohammad Sholeh
Tahajud Perkuat Sistem Imun Tubuh

Rasulullah SAW nyaris tidak pernah melewatkan satu malam pun kecuali dengan
shalat tahajud, bahkan di saat peperangan sekalipun. Dulu, shalat tahajud
diwajibkan. “Setelah turun surat Al-Muzzammil ayat 19 dan 20 baru
disunatkan,” ujar Prof Dr Mohammad Sholeh, pengasuh Klinik Terapi Tahajud
dan trainer salat khusyuk kepada Damanhuri Zuhri dari Republika, Rabu
(31/1)

Mengapa Rasulullah SAW menganjurkan shalat ini, hanya Beliau yang tahu.
Namun perkembangan sains membuktikan, shalat ini banyak manfaatnya. “Secara
medispun bisa dibuktikan,” ujar pria yang tahun 2000 berhasil
mempertahankan disertasi doktornya di jurusan Psikoneuroimunologi Unair
mengenai shalat tahajud untuk sistem imun tubuh ini. Berikut ini
penjelasannya mengenai kajian ilmiahnya tentang tahajud:

Apa alasan Anda tertarik meneliti tentang shalat tahajud dan hubungannya
dengan sistem imun tubuh?

Pertama tidak ada shalat sunat yang dianjurkan oleh Alquran kecuali
tahajud. Sedangkan shalat-shalat sunat lain itu hanya sampai pada tataran
hadis Rasulullah SAW. Kalau shalat sunat tahajud itu ada di dalam surat
Al-Muzzammil ayat 1 sampai 20 terutama pada ayat 1 sampai 10. Kemudian
Surat Al-Isra ayat 79. Ini alasan logika normatifnya.

Kedua, Rasulullah SAW sama sekali tidak pernah meninggalkan shalat tahajud.
Ketiga, tidak ada shalat sunat yang diwajibkan Islam kecuali tahajjud.
Selama satu tahun Rasulullah mewajibkan umatnya melaksanakan shalat
tahajjud, sebelum turun ayat tadi.

Lalu ada hadis kudsi yang menjelaskan tentang setiap dua per tiga malam
Allah SWT turun ke langit pertama sambil menyerukan, “Hamba-Ku yang sedang
ruku dan sujud melaksanakan shalat tahajjud, permintaanmuakan Aku beri,
doamu akan Aku kabulkan, dosamu akan Aku ampuni.” Ditambah dengan hadis
riwayat Tabrani yang menjelaskan bahwa shalat tahajud itu kebiasaan yang
dilakukan oleh para orang-orang saleh di jaman dulu dan itu menyembuhkan
baik fisik maupun psikis.

Logika pengalamannya: saya dulu pernah kena penyakit kangker kulit. Dokter
sudah angkat tangan. Namun tahajud menyelamatkan saya. Tahun 1982 sampai
1987, setelah itu saya dinyatakan sembuh sama sekali.

Berapa lama disertasi Anda susun?
Enam bulan sudah selesai. Enam bulan penelitiannya. Saya termasuk tercepat,
1998 sampai 2000. Jadi, dua tahun setengah lebih satu bulan.

Mengapa sistem imun yang Anda teliti?
Dalam tubuh kita oleh Yang Mahakuasa sudah ada yang namanya sistem imun
(daya tahan tubuh). Daya tahan tubuh itu maksudnya apa? Misalnya, darah
kita kalau dilihat merah tapi kalau dianalisis darah kita campur dengan
reagen kemudian dianalisis di laboratorium nanti komponen di dalam tubuh
macam-macam darah itu. Jadi, ada hemoglobin, ada hormon kartisol.

Dosen saya bilang, saya ini banyak mematahkan teori ilmu kedokteran lama.
Semisal, jantung koroner secara teori kedokteran lama tidak bisa
disembuhkan. Tapi, melalui imunitas imunologi tadi penyakit ini bisa
disembuhkan.

Bagaimana bisa?
Jantung koroner ini penyebabnya tersumbatnya arteri jantung karena
kolestarol. Kolesterol itu adalah lemak yang berwarna kuning yang berasal
dari makanan yang kita makan diolah oleh tubuh menjadi glikogen kemudian
diolah lagi menjadi glukosa. Glukosa diolah lagi menjadi kolesterol. Kalau
orang tidak pernah gerak maka kolesterol akan menyumbat pada organ yang
tidak pernah digerakkan. Nah, kalau orang itu mau shalat tahajud
berlama-lama seperti Rasulullah SAW, dua rakaat saja semalam, nantinya akan
ada metabolisme tubuh kita akan bercucuran keringat, bahkan di ruangan
ber-AC sekalipun.

Keluarnya keringat ini menyehatkan. Karena di dalam tubuh kita ada
metabolisme kolesterol-kolester ol akan dibakar ATP/ADP sehingga menjadi
energi yang merangsang kelenjar keringat untuk berkeringat. Jadi, kalau
tidak berkeringat tidak banyak membawa dampak fisik. Kebanyakan orang
shalat tahajud itu hanya sekadar memburu-buru pahala atau mengejar maqamam
mahmuda dalam pengertian sempit.

Maksud Anda dengan maqamam mahmuda?
Shalat tahajjud menjadi Bupati. Untuk tujuan duniawi. Kesehatan dan
keimanan itu saya kira yang paling tepat untuk maqamam mahmuda.

Bagaimana sampai pada kesimpulan bahwa shalat tahajud berpengaruh pada
sistem imun tubuh?

Penelitian saya dari 51 siswa SMU yang saya ambil training sebelumnya yang
usianya sama. Karena syarat penelitian kuantitatif itu harus homogen. Jadi,
usianya sama yaitu laki-laki antara usia 16 tahun sampai 20 tahun.
Sama-sama SMU kelas 1 Hidayatullah yang tidak pernah shalat tahajjud sama
sekali. Kemudian tidak pernah mengikuti tariqah-tariqah dan sebagainya.
Kemudian saya ambil darahnya sebelum shalat. Kemudian saya ambil darahnya
lagi setelah shalat satu bulan, saya ambil darahnya lagi setelah dua bulan.
Aktivitasnya sama, menu makannya sama, usianya sama, sama-sama tidak pernah
shalat tahajud. Ternyata variabel yang saya teliti, makrofagnya beda.
Makrofag itu intinya adalah sel imunitas tubuh yang berfungsi untuk memakan
sel lain yang tidak normal.

Jadi, kalau ada orang kena kista itu menunjukkan bahwa makrofagnya
mengalami defisiensi. Saya sudah bisa mendeteksi orang itu mengalami
penurunan. Dengan demikian kalau teorinya dirunut lebih dalam, makrofag
tidak akan berproduksi kalau yang bersangkutan stress. Kalau dirunut lagi
mungkin orang ini kena penyakit hati seperti, iri, dengki, sombong. Nah hal
yang seperti ini yang menyebabkan stress. Nggak pernah qona-ah (puas),
tawakal, jadi, akidah itu menentukan sekali penyakit seseorang.

Kenapa orang yang sering tahajud tak pusing kepala, padahal dia bangun
tengah malam?

Karena otak kita ketika shalat tahajjud melepaskan seritonin, beta
endorsin, dan melatonin yang diproduksi otak. Ketika seseorang shalat
tahajjud, seritonin, beta endorsin, dan melatonin itu terproduksi. Itu yang
menyebabkan kita menjadi tenang. Karena ketenangan itulah maka homeostasis
terjaga. Pusing disebabkan karena terganggunya homeostasis, mungkin bisa
hipertensi atau hipotensi. Shalat tahajud itu kan meditasi tingkat tinggi.
Itu yang menjaga homeostasis atau kecenderungan untuk tetap dalam keadaan
normal. Orang sakit itu terganggunya homeostasis. Nah, ketika shalat
tahajud relaksasinya tercapai secara maksimal maka keseimbangan tubuh
terjaga. Tak akan ada hipertensi dan hipotensi. Termasuk kolesterol akan
dibabat habis oleh aktivitas tahajud. Kolesterol akan hilang menjadi
energi.

Bagaimana Shalat Tahajud yang Benar ?
Yaitu dilakukan dengan khusyuk, tulus ikhlas, gerakannya seperti Rasulullah
shalat kemudian kontinyu. Saya merujuk kepada hadis shahih Muslim yang
diriwayatkan Khuzaifah yang pernah bercerita suatu malam pernah shalat
tahajjud bersama Rasulullah kemudian begitu mengangkat tangan sebagai tanda
takbiratul ihram terdengar dari belakang Rasulullah terisak-isak karena
manangis. Rasulullah kemudian membaca doa iftitah sangat pelan setelah itu
membaca Al Fatihah sangat pelan sekali setelah itu baca surat. Surat yag
dibaca Rasulullah tidak tanggung-tanggung yaitu surat Al Baqarah, padahal
ayatnya ada 286. Ketika sampai seratus ayat kata Khuzaifah kiranya disudahi
ternyata tidak masih dilanjutkan. Setelah selesai surat Albaqarah, ternyata
ditambah surat An-Nisaa. Setelah surat An-Nisa, dilanjutkan membaca surat
Ali Imran. Nah, sehingga satu rakaat saja membaca tiga surat yang
panjang-panjang kira-kira lima juz lebih. Kata Khuzaifah, “Bukan hanya di
situ. Setelah Rasulullah membaca surat kemudian ruku yang lamanya sama
dengan membaca Alqurannya. Kemudian i’tidal sama dengan rukunya. Kemudian
sujud sama dengan i’tidalnya, setelah itu duduk iftiras sama dengan
sujudnya. Sehingga Rasulullah semalam hanya dua rakaat. Kemudian tambah
satu rakaat witir keburu sudah Bilal adzan.”

Inilah yang saya trainingkan. Tetapi saya tidak ajarkan shalat yang
panjang-panjang itu. Suratnya silahkan apa yang dihapal, tetapi setelah
membaca surat jangan langsung ruku, disambung lagi dengan dialog,
mengadukan masalah kepada Allah. Bisa juga kita manfaatkan sebelum ruku
kita mendialogkan segala persoalan yang sedang kita hadapi. Mungkin anak
yang jauh dari harapan, suami yang punya masalah, ekonomi yang morat-marit.
Itu diadukan kepada Allah. Jadi, shalat khusyuk itu bukan shalat yang lupa
segala-galanya.

Kita tidak perlu menargetkan shalat tahajud itu delapan rakaat ditambah
tiga rakaat witir yang penting bukan kuantitasnya tapi kualitas. Ada
conect, komunikasi intens dengan Allah bahwa kita sadar sesadar-sadarnya
sedang shalat menghadap kepada yang Mahakuasa, Mahaagung,
Mahasegala-galanya. Digenggaman- Nya lah segala urusan. Sehingga kalau kita
sudah bisa seperti itu nikmat rasanya. Karena itu nikmat maka sayang kalau
diputus. Dua rakaat saja bisa dua jam setengah

Wassalam, Haniifa.

Prakiraan mengenai Tahajud :
1. Penentuan waktu yang tepat untuk shalat tahajud.
2. Do’a setelah shalat tahajud.

Jika ada perbedaan jumlah raakat tahajud… abaikan saja !!

17 Responses to “Tahajud Perkuat Sistem Imun Tubuh”

  1. Donny Reza said

    Bagi yang baca mungkin akan membingungkan dengan kalimat “shalat sunat yang diwajibkan“.

    Dulu saya sempat berdiskusi dengan salah seorang penolak hadits, baginya shalat tahajjud adalah wajib. 😀 Ya, saya salut memang dengan keistiqamahan yang shalat Tahajjud :D. Kalau dipikir lagi, kenapa tidak diwajibkan saja ya? :))

    @
    Mas Donny ini memang jeli sekali …. 😀
    Yap, sesungguhnya saya juga kurang sreug dengan “shalat sunat yang diwajibkan” rasanya seeh hiperbolis, apalagi jika dikorelasikan dengan Al Israa’ 79, bahwa yang dimaksud adalah “sebagai ibadah tambahan (bukan ibadah utama)”, mungkin karena shalat sunat ini disiratkan dalam AQ
  2. Bagus sekli penelitiannya. Cuma satu hal, ia tidak membuktikan apapun bahwa allah ada.
    Teng kyu 🙂

    @
    Tahajud memang bukan untuk membuktikan keberadaanNya, tetapi sebagai ibadah tambahan kepada Allah.
    Teng kyu again 🙂
  3. The70no said

    Bukti Allah itu ada, yach adanya alam dunia ini.
    Saya kira penelitian beliau bukan untuk membuktikan, tapi mempertebal keimanan kepada adanya Allah Yang Maha Pencipta…
    fren…

    @
    same-same fren…
  4. Herianto said

    Saya juga pernah membaca buku tentang riset ini. Seorang teman yang saya beritahu bertanya : bagaimana cara periset menguji (mengambil data) tentang faktor2 keikhlasan ya ?
    Tapi secara kalau mau bereksprimen pribadi pun hasil riset ini sebenarnya mudah dibuktikan. 🙂

    @
    Betuull mas Her, pengalaman pribadi yang dapat membuktikan.. 🙂
  5. desmeli said

    Assalammu’allaikum Wr.Wb

    Nice post..jadi tambah wawasan, yang pasti doanya orang selesai sholat tahajud mustajabkan mbak?

    Salam kenal 😀

    Wa’alaikum Salam Wr.Wb, @Mba Desmeli
    Do’anya orang selesai sholat tahajud mustajabkan ? Insya Allah, yang pasti kebaikan datangnya dari Allah, pasti baik buat manusia.

    Salam kenal kembali 😀 , Haniifa.

  6. @The7ono
    Bagaimana saya bisa tahu kalau alam ini bukti adanya tuhan? Bisa saudara jelaskan?

    @Mas Daeng Fattah
    Tak kenal maka tak sayang… Usul neeh gimana kalau mencoba dulu 😀

    Wassalam, Haniifa.

  7. Abudaniel said

    Salam,
    Bagi kelompok pengikut faham seperti Mas Daeng, semua kejadian yang ujud dialam ini adalah “kebetulan” dan “ketiba-tibaan”. Tidak ada yang mencipta.
    “Kebetulan” dan “tiba-tiba ada” satu ujud berupa “partikel” yang mempunyai masa yang padat dan beratnya tidak terhingga, mungkin karena memiliki gaya gravitasi yang tidak terhingga pula (yang, katanya, mengakibatkan fisik partikel ini hampir mencapai ukuran tidak terhingga kecilnya), entah berapa milyar tahun yang lalu ( “katanya” sekitar 13.5 milyar tahun, tapi ada yang berpendapat sekitar 18 sampai 20 milyar tahun ago. Yang jelas masih dalam “perkiraan”). Entah akibat apa. Mungkin juga akibat dari “kebetulan” terjadi fusi nuklir, atau mungkin pula akibat ” kebetulan” terjadi suatu proses thermo dinamik, “tiba-tiba”, entah mungkin juga “kebetulan”, meledak dan menimbulkan tenaga dorong yang tidak terhingga kuatnya sehingga melontarkan massa bahan yang “kebetulan” membentuk partikel tersebut, “kebetulan” kesemua arah ( Kenapa tidak kesatu arah saja ya?. Secara “kebetulan” pula, dalam perjalan akibat lontaran tersebut, “tiba-tiba” beberapa masa partikel tersebut membentuk ujud masing-masing. Ada yang jadi bintang-bintang dengan besar dan bentuknya masing. “Tiba-tiba” dan secara “kebetulan” bintang-bintang tersebut membuat kelompok yang kita kenal sebagai galaxy. sang galaxy, “tiba-tiba” dan mungkin juga “kebetulan” mempunyai inisiatif untuk membuat kelompok menjadi super-galaxy dan cluster-cluster. Secara “kebetulan” pula dalam galaxy Milky Way atau Bima Sakti, “tiba-tiba” ada massa yang berinisiatif membentuk matahari. Entah bagaimana, mungkin juga secara “kebetulan”, segumpalan massa matahari “tiba-tiba” terpental dan membentuk bumi yang sekarang kita diami. Kemudian entah bagaimana, mungkin, sekali lagi, secara “kebetulan” sekelumit massa bumi “tiba-tiba” memisahkan diri untuk membentuk bulan yang kita kenal.
    “Kebetulan”, disekeliling bumi terdapat secara “kebetulan” pula beberapa jenis gas yang “kebetulan” bisa membentuk air, seperti H2O, dan beberapa gas untuk menunjang kehidupan, seperti Helium, hydrogen, Oxygen, Nirogen dan sebagainya.
    “Kebetulan” pula gas H2O ini mendingin dan “tiba-tiba” berubah menjadi air (kenapa tidak jadi bensin ya?). Sementara gas-gas lainnya “kebetulan” tetap bertahan untuk membentuk lapisan udara.
    Tiba-tiba air ini turun kebumi, memenuhi permukaan bumi yang berupa cekungan dan menjadi lautan dan danau. Sementara permukaan bumi yang lain menjadi gunung dan dataran. Entah dari mana, “tiba-tiba” ujud suatu sel atau beberapa sel yang kebetulan mempunyai “matrix” atau DNA untuk masing-masing makhluk hidup di bumi (mungkin juga ditempat lain). Entah itu tumbuhan, hewan bahkan manusia.
    “Kebetulan” sel-sel ini berevolusi, entah berapa lama, menjadi spicies awal dari tumbuhan dan hewan. Kemudian tumbuhan dan hewan awal ini berevolusi dan berevolusi terus menerus menjadi tumbuhan dan hewan yang kita kenal sekarang ( dan mungkin akan terus berevolusi menjadi tumbuhan dan hewan lainnya nanti, entah beberapa juta atau milyaran tahun yang akan datang). Salah satu dari species tersebut (monyet?), secara “kebetulan” berevolusi menjadi manusia yang terus berevolusi sehingga berujud sperti manusia yang kita kenal sekarang (dan mungkin juga akan berobah bentuk menjadi makhluk lain nantinya akibat evolusi).
    Yang anehnya, kok bisa ya. Yang satu jadi mangga sementara yang lainnya jadi jeruk. Pada hal tumbuhnya berdampingan dan asalnya dari satu “sel”.
    Dan kok ada yang berobah jadi monyet, sementara yang lain jadi kucing. Pada hal, sekali lagi, tadinya hanya satu sel, yang secara “kebetulan” dan “tiba-tiba” pula munculnya.
    Bagi kaum yang tidak percaya kepada Tuhan yang Maha Pencipta, untuk menerangkan “kebetulan” dan “ketiba-tibaan” ini memerlukan rentetan penyelidikan yang memakan tahuna, puluh tahunan, ratus tahunan dan mungkin juga ribuan tahun. Itupun kalau bisa.
    Petanyaan akhir, siapakah atau “kebetulan” dan “ketiba-tibaan” yang mana pulakah yang “menciptakan” “kebetulan” awal tadi?.
    Salam,

    Wa’alaikum Salam, @Mas Abudaniel
    Salam hangat, kadang kita (khususnya:saya) lupa pernah merakak dulu… sebelum bisa berjalan 😦

    Wassalam, Haniifa.

  8. the70no said

    @mas Daeng Fattah
    Bagaimana saya bisa tahu kalau alam ini bukti adanya tuhan? Klo yang dimaksud adalah Allah Yang Maha Pencipta,maka… daku mah cukup mengimani saja. seperti yang saya utarakan di:

    Bagaimana membayangkan “keberadaanNya”

    Bisa saudara jelaskan? Penjelasan mas Haniifa pada postingan “membayangkan keberadaanNya” cukup jelas, namun uraian mas Abudaniel juga mencerahkan hati saya.

    @Mas The70no
    aAhh… mas ini, jadi takut “riya” neeh

    Wassalam, Haniifa.

  9. Abudaniel said

    Assalamu’alaikum,

    “kadang kita (khususnya:saya) lupa pernah merakak dulu”

    Mas Haniifa, inilah sebenarnya yang dinamakan “evolusi” dalam kehidupan manusia.
    … bercampurnya benih bapak dengan telur sang ibu, terjadi pembuahan, “berevolusi” menjadi segumpal darah dan seterusnya dan seterusnya, sehingga berujud calon bayi lalu bayi (ada yang disempurnakan kejadiannya ada pula yang tidak sempurna kejadiannya dalam berevolusi)dan kemudian lahir (apakah dalam keadaan hidup maupun dalam keadaan mati). Yang hidup, terus ber”evolusi”, dari cuma bisa terlentang, tengkurap kemudian merangkak, lalu berjalan dan seterusnya berlari, yang kita kenal dengan rangkaian tumbuh kembang. Baik secara fisik maupun mental dan emosi. Setelah mencapai batas tertentu, evolusinya bukan terus meningkat, tetapi sebaliknya menurun. Fisik menjadi lemah, mental dan emosi mulai menurun dan akhirnya mati (sesua AQ Surah At-Tin ).
    Itulah akhirnya kita dan juga semua makhluk yang diciptakan Tuhan (apapun namanya). Kalau makhluk “kebetulan” atau “tiba-tiba ada”, saya nggak bisa merangkaikan evolusinya. Entah kalau Mas Daeng atau Mas Haniifa bisa bantu.
    Wassalam,

    Wa’alaikum Salam, @Mas Abudaniel
    Bahagia rasanya bisa ngobrol ngalor ngidul (Baca: Utara-Selatan/bicara apa aja) dengan mas Abudaniel di dunia maya ini…
    Ohh…lupa,… selamat berkumpul dengan keluarga kembali…. 😀
    Kalau soal merangkaikan teori evolusi…. jujur neeh saya belum begitu paham. (Insya Allah… )
    Soal mas Daeng, silahkan saja mas tanya langsung…
    ———–
    (Secara prinsip saya setuju 100% sama uraian mas diatas, tulisan ini akan diedit)
    ———–

    Wassalam, Haniifa.

  10. ahsanul fikri said

    alhamdulillah subhanalla.saya sudah baca buku Tahajud energi sejuta mukjizat tulisannya muhammad tobhroni;mang nggak salah allah cariin solusi mukjizat kehidupan buat kita;contohnya kisah-kisah sobat2 yg di buku tahajud energi sejuta mukjizat itu;gua jg ada pngalaman indah tentang tahajud itu;emang tahajud bikin kita tak hanya cantik lahiriah tp jg bathiniah;kata buku ini, seharusnya emang tahajud bs jd mukjizt yg ngubah kehidupan pribadi kita, kehidpan keluarga, kehidupan masyarakat, kehidupan bangsa…wuahwuah, laa haula wala quwwata illa billah. allah akbar!

    @Mas Ahsanul Fikri
    Insya Allah, mas Ahsanul memang benar harus diawali dari diri sendiri.
    Trim’s atas kunjungannya.

    Wassalam, Haniifa.

  11. yudhi14 said

    wah terima kasih yah atas bimbingan shalat tahajud nya
    insya allah malam ini juga saya akan mencoba nya.

    @Mas Yudhi14
    Subhanallah…
    Semoga mas, lebih mudah dan cepat mendapatkan petunjuk dari Allah… karena menjalani ibadah tambahan shalat tahajud, Amin.

    Wassalam, Haniifa.

  12. abumuadz said

    saya sampaikan salam penghormatan yang tertinggi
    Assalamu a’laikum wr.wb

    Kenapa orang yang sering tahajud tak pusing kepala, padahal dia bangun
    tengah malam?
    antara begadang dengan shalat tahajud sangat lain pengaruhnya.
    begadang = penat, mata kuyu, badan lemas
    tahajud itu sebaliknya.

    saya salut ama penelitian ini, jadi tambah wawasan nih.
    oh iya islam tuh kan sesuai fitrah manusia jadi amat wajar apa yang dianjurkan islam sok pasti menguntungkan bagi manusia itu sendiri.

    Wa a’laikum Salam wr.wb, @Mas Abumuadz
    Amin.

    Wassalam, Haniifa.

  13. rumaysho said

    semoga kita bisa tergugah untuk shalat malam, silakan berkunjung ke blog kami :
    http://rumaysho.wordpress.com

    @Mas Rumasho
    Insya Allah….
    Amin, semoga

    Wassalam, Haniifa.

  14. Rahmat said

    Subhanallah…

    ______________

    @Mas Rahmat
    Subhanallah…
    Terimakasih atas kunjungannya 😀

    Wassalam, Haniifa.

  15. Hari said

    Terima kasih infonya
    tetapi yang saya ingin tanyakan
    1. apakah boleh apabila shalat tahajud karena ingin kesehatan/menjaga kesehatan bukankah harusnya untuk beribadah?

    setelah membaca surat jangan langsung ruku, disambung lagi dengan dialog,
    mengadukan masalah kepada Allah. Bisa juga kita manfaatkan sebelum ruku
    kita mendialogkan segala persoalan yang sedang kita hadapi. Mungkin anak
    yang jauh dari harapan, suami yang punya masalah, ekonomi yang morat-marit.
    Itu diadukan kepada Allah

    2. apakah boleh/ada dalilnya karena takut merubah/menambahkan tata cara ibadah atau membuat sesuatu yang baru (bid’ah) dalam ibadah.

    salam
    Hari

    • haniifa said

      @Mas Hari
      apakah boleh apabila shalat tahajud karena ingin kesehatan/menjaga kesehatan bukankah harusnya untuk beribadah?
      _______________
      Menjaga kesehatan pada dasarnya ibadah juga, misalnya kita kekurangan Vit C maka tubuh kita akan mudah diserang virus flu.

      Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-Nya. (QS 8:51)

      Dalam kontek artikel beliau diatas adalah meningkatkan keikhlasan kepada Allah, saya kira para pakar sepakat bahwa tingkat kesembuhan 60% ditentukan oleh diri sendiri sisanya 40% secara farmakologis, sebagai umat islam saya percaya sekali sebab perbandingan tersebut bersesuaian dengan Al Qur’an surah Al Mukmin ayat 60

      Dan Rabbukum berfirman: “Berdoalah kepada-(Ku) Allah, niscaya akan Allah (Ku)perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-(Ku) Allah akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina” (QS 40:60)

      (QS 40:60) := 40% obat + 60% do’a
      Majalah Newsweek pernah mengangkat pengaruh agama dalam penyembuhan penyakit sebagai bahasan utamanya. “-God- Allah and Health: Is Religion Good Medicine? Why Science Is Starting to Believe
      Allah dan Kesehatan: Apakah Agama Adalah Obat Yang Baik? Mengapa Ilmu Pengetahuan Mulai Percaya

      setelah membaca surat jangan langsung ruku, disambung lagi dengan dialog,
      mengadukan masalah kepada Allah.

      _____________________________
      Saya kira shalat seperti yang telah dicontohkan, analoginya “Saat kita makan tidak langsung menjadi energi, makanan akan melalui proses metabolisme baru kita mendapatkan energi

      apakah boleh/ada dalilnya karena takut merubah/menambahkan tata cara ibadah atau membuat sesuatu yang baru (bid’ah) dalam ibadah
      _______________________________
      Saya tidak bisa membolehkan atau melarang, semua kembali kepada pemahaman @mas Hari.

      Wassalam, Haniifa.

  16. […] Tahajud Perkuat Sistem Imun Tubuh […]

Leave a comment