Orang Baduy klaim turunan Nabi Adam
Posted by حَنِيفًا on July 9, 2012
Assalamu’alaikum,
“Kang teu nanaon saya ngiringan netepan di dieu” (Boleh saya ikut shalat disini) tanya saya kepada tuan rumah sambil menunjuk ruang tamu yang nyaris tidak berisi perabotan apapun, dengan sigap dan tanpa sungkan sang mantu Jaro mempersilahkan dan memberi tahu arah qiblat. Anda mungkin tak percaya kalau tidak mengalami secara langsung, apalagi hanya dibekali oleh cerita-cerita palsu tentang kehidupan masyarakat Baduy Dalam sebagai mana sumber yang saya kutip berikut: http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Kanekes
Kepercayaan
Kepercayaan masyarakat Kanekes yang disebut sebagai Sunda Wiwitan berakar pada pemujaan kepada arwah nenek moyang (animisme) yang pada perkembangan selanjutnya juga dipengaruhi oleh agama Buddha, Hindu, dan Islam. Inti kepercayaan tersebut ditunjukkan dengan adanya pikukuh atau ketentuan adat mutlak yang dianut dalam kehidupan sehari-hari orang Kanekes (Garna, 1993). Isi terpenting dari ‘pikukuh’ (kepatuhan) Kanekes tersebut adalah konsep “tanpa perubahan apa pun”, atau perubahan sesedikit mungkin:
- Lojor heunteu beunang dipotong, pèndèk heunteu beunang disambung.
(Panjang tidak bisa/tidak boleh dipotong, pendek tidak bisa/tidak boleh disambung)
Dalam beberapa kali kunjungan, Alhamdulillah saya diberi kepercayaan oleh mereka tentang segala hal tatanan hidup masyarakat baduy dalam dengan cukup detail termasuk tentang kawasan Hutan Larangan, mohon maaf perihal ini tidak bisa saya ceritakan secara detail, kecuali sedikit yaitu berfungsi sebagai tempat makam, hutan lindung, pembibitan tananam asli (karen jenis tanaman diluar sistem mereka akan dicabut/ dimusnahkan) . Satu hal yang terpenting adalah kita tidak akan pernah menemukan bentuk, alat, kebiasan yang dipakai oleh para agama animisme. Bahkan dengan tegas mereka nyatakan “Kami ini umat Nabi Adam, dan Islam umat Nabi Muhammad, mengenai syahadat kami mengikuti para Pu’un”, Bukti: Leuit atau tempat penyimpanan bahan pokok (padi) dibuat sedemikan rupa supaya tikus atau hama tertuntu tidak merusak padi, padi dalam leuit bisa berumur lebih dari 50 tahun karena mereka memper gunakan daun tertentu, tidak ada benda magis atau klenik pada leuit, maintenance hanya dilakukan 4 tahun sekali mengganti genting (daun) yang rusak/lapuk.
Pohto ini diambil beberapa hari setelah kejadian kebakaran hebat di tahun 2010.
Jika sampean memberikan makanan, maka tawarkan sambil menyodorkannya (menurut mereka itu adalah bukti keiklashan sang pemberi)
Tampa buku catatan atau kitab-kitab, mereka hanya mengikut lisan sunda yang asli (bahsa sunda origin) dengan analogi yang sama maka masyarakat dunia Islam khususnya dan yang lainnya harus mengakui bahwa AL Qur’an diturunkan dalam bahsa Arrabiyum mubin (bahasa lisan Arab asli).
Banyak kalangan baik yang beragama Islam maupun non muslim tidak memahami sejarah masa kecil Rasulullah (Nabi Muhammad s.a.w) yang disusui oleh masyarakat Baduy (arab asli) yang seharusnya sifahami turunya Wahyu menggunakan bahasa yang sama dari mulai Nabi Adam a.s,Nabi Ibrahim a.s, Habi Musa a.s, Nabi Daud a.s, Nabi Isa Al Masih dan Nabi Muhammad s.a.w. Para ahli bahasa terdistorsi oleh pemikiran-pemikiran Yahudi, yang pada kenyataanya tidak ada satupun kitab-kitab Yahudi dan Nashrani yang ditulis oleh para Rasul. Alasan yang paling logis adalah ketidak mampuan manusia pra Islam yang menuliskan wahyu sang pencipta langit dan bumi yaitu Allah. sebagai bukti adalah ketidak mampuan menulis lafadz Allah baik dari bahasa Ibrani maupun bahasa Aramic.
Perhatikan kolom bahsa Ibrani KOSONG 😀 , sedangkan dalam bahasa Aramic huruf LAMID hanya ada satu, jadi penulisan latinya adalah “ALAH”, sumber kutipan ini saya ambil dari seorang ilmuan Kristen yang merasa paling piawai dalam ilmu linguistik. (@Mama Murtad)
tp benarkah Qouran ditulis dalam bahasa arab ??!!
marilah kita telusuri lagi :
Claim moslem scholar yang mengatakan bahwa Quran adalah 100% asli bahasa arab ternyata bullshit dan tiada mendapat sokongan text yang asli. Berikut ini merupakan hasil rekonstruksi buah pikiran mama, untuk menelusuri jejak Quran yang ternyata plagiat dari sumber2 Yahudi (Ibrani) dan Judeo Kristian (Aram), mama tampilkan hasil sementara:
Sebuah catatan dan saran yang menarik dari seorang rekan.
Rubon said June 6, 2012 at 5:45 pm@Saudara I M
Jika saudara yang salah mengukur panjang sebuah batang bukan berarti kemudian menyalahkan penggarisnya. Demikian pula dengan berkembangnya ilmu nahwu sharaf, bayan, ma’aaniy, balaghah, ilmu ‘aarudl, dan lain sebagainya. harus mengikuti standarisasi dari Al Qur’an, sebab berawalnya ilmu tsb agar kaum Muslim tidak salah dan menyimpang dalam memahami makna-makna al-Quran.
Kecerobohan saudara nampak jelas pada penulisan “SIRAA TALL” (sin dan ta) seharusnya “SHIRAA THAL” (shod dan tho) walaupun demikian saya anggap saudara tahu kalau jumlah harakat pada “RAA” bernilai 2 ketuk.
ALIF adalah salah satu huruf hijaiah yang bersifat netral, tidak masuk dalam kelompok Qamariah maupun Syamsiah dan adakalanya dijadikan penentukan ukuran bacaan panjang atau harakat, hal yang serupa dengan huruf “YA” dan “WAU” yang biasa disebut huruf MAD.
Jadi huruf ALIF jika sebelumnya ada fathah ( ـَ ا ) maka kadar panjang dua harakat atau 2 ketukan, contohnya sbb:
جَا حَا خَا دَا ذَا رَا زَاSangat saya sarankan kalau saudara mencari rujukan dari beberapa Al Qur’an yang ada di rumah dan Masjid, bukan sekedar Al Qur’an digital.
Wassalam, Haniifa.
SITI FATIMAH AHMAD said
Assalaamu’alaikum wr.wb, mas Haniifa…
Selalu ada sejarah yang menyelusuri kehidupan manusia sejak berkurun-kurun dan ini diketahui setelah diteliti kronologi sejarah keturunan masa lampau yang hidup secara nomad (badui) sehingga generasi mendatang mengetahuinya. Jika masyarakat Kenekes menyatakan keislaman mereka yang benar, maka pihak pemerintah seharusnya memainkan peranan untuk memperluaskan aktiviti keagamaan dalam masyarakat tersebut agar bisa diperkukuhkan Islam dalam jiwa dan kehidupan mereka.
Ada seeh, perhatian dari pemerintah seperti pembangunan masjid di pintu Utama (desa Cibeo) dengan pintu terujung (desa Cikeusik) namun,… Subhanallah, tidak terurus n tidak ada DKM setempat jadi sepertinya diperlukan kerjasama dengan masyarakat sekitarnya.
Salam hormat dan selamat pagi. 😀
Salam hormat kembali, menuju siang… maaf baru ol neeh 😀
Aa said
Sungguh sangat memprihatinkan, pengunjung dan pendatang buang sampah plastik, puntung rokok dan botol2 disembarangan tempat sementara mereka hidup sangat menghormati alam, memakai sabun dan odolpun mereka tak mau
Mungkin harus dibuwat peraturan yang jelas bagi pengunjung, agar membawa bak sampah sendiri 😀
Hatur tengkiu,…
Samson said
pemerintah memang kurang perhatian terhadap cagar budaya seolah-olah melupakan eksistensi mereka.
Biasa, kalau bwutuh kursiologi baru belobotan… mengeksplorasi mereka. duh 😦
Samson said
info menarik 🙂
😀
Udin said
Mereka memang beragama animisme dan object kepercayaan paling utamanya adalah Arca domas yang lokasinya didalam hutan larangan dan dianggappaling sakral. masyarakat baduy dalam. Kunjungan pada lokasi tersebut dilakukan setahun sekali pada bulan kalima. Hanya ketua adat tertinggi puun dan rombongannya yang terpilih saja yang dapat mengikuti rombongan tersebut. Pada daerah arca tersebut terdapat batu lumping yang dipercaya apa bila saat pemujaan batu tersebut terlihat penuh maka pertanda hujan akan banyak turun dan panen akan berhasil, dan begitu juga sebaliknya, jika kering atau berair keruh pertanda akan terjadi kegagalan pada panen. Jadi klaim masyarakat baduy tentang turunan Adam dimentahkan oleh adat istiadat mereka sendiri.
Peace bro.
حَنِيفًا said
@Kang Udin
Ini yang sampean maksud Daerah Arca Domas !!
Bisa sampean tujuken kepada saya, arcanya yang mana neeeh ?!
Jika sampean pernah ke Gunung Tangkuban perahu, disana ada Daerah
KawahDomas , paham maksud sayah ?! 😀Perihal celungan batu berair dan tidak, itu sebagain ilmu geofisika dan metreologi mereka yang sederhana namun ampuh. karena cara bercocok tanaman padi berupa huma (bukan padi berair) jadi mereka menentukan kapan saat yang tepat bercocok tanam yaitu dari hasil analisa kelembaban air didaerah arca domas.
Lho kok mereka bisa mengerti tentang psikrometer atau higrometer ?!, aneh yah… hehehe
Rubon said
Yang jelas Alfaxxxxx sudah berkitar didepan pintu utama. namun diluar itu saya mohon klarifikasi tentang pengucapan yang benar dari bahasa Masyarakat Baduy dalam, mana yang benar :
a. Lojor heunteu beunang dipotong, pondok heunteu beunang disambung.
atau
b. Lojor heunteu beunang dipotong, pèndèk heunteu beunang disambung.
Seph dah,… kita tunggu 😀
agorsiloku said
Yang betul (mungkin) pèndèk. Kalau “pondok” kan rumah atau bisa juga pendek tapi bahasa halus. Kan di Badui, bahasanya terang benderang cenderung tidak halus.
Dulu sekali, saya punya teman yang membantu di rumah, lagi diajarin masak sama isteri. Terus dia nanya sama ibu : “Bu, kadieu, tuh deuleu heula, geus bener teu?”.
Yang jelas, pertanyaannya membuat terperanjat…..
.
😀 and Sa-7 sekali
.
Seph dah…
agorsiloku said
KO dah…. nyerah…nyerah….. 😀
حَنِيفًا said
😀
bijimanah kalau ini:
a. pendèk
b. pèndek
agorsiloku said
hi..hi… ada ada saja. pendèk mah apa ya, tapi kalau pèndek mah beke.
حَنِيفًا said
xixixi.. sayah ge riyet….
è teleng atawa taling atawa “e halis” contohnyah kalèng.
e pepet atawa “e botak” contohnyah jejer paragi mancing
Tapi meureun ieu ge… hahaha….
agorsiloku said
Ini cerita yang menarik dari kearifan lokal. Yang saya garis bawahi dalam postingan ini :
1. Satu hal yang terpenting adalah kita tidak akan pernah menemukan bentuk, alat, kebiasan yang dipakai oleh para agama animisme.
2.“Kami ini umat Nabi Adam, dan Islam umat Nabi Muhammad, mengenai syahadat kami mengikuti para Pu’un”
3. Kearifan lokal : sesedikit mungkin melakukan perubahan.
4. Ini nggak begitu pentng :….sigap dan tanpa sungkan sang mantu Jaro. Nah, ya di foto itu Kang Jaro yah…..
hatur nuhun, agor
حَنِيفًا said
Hatur tengkiu kembali @Kang Agor.
Yang dipohto guide dari desa cikeusik, hebatnya sayah kalah cepat kalau berjalan di lereng yang terjal.. hikz… jadi malu neeh.. 8)
Samaranji said
Wuaduuuh… telat nih… ternyata diskusi udah dua bulan ini.
Ijin nyimak….
حَنِيفًا said
@Kang Samaranji
Wah kedatangan tamu jauh neeh, 😀
Salam hangat selalu, bro.
Berdialog dengan JIL « حَنِيفًا said
[…] Orang Baduy klaim turunan Nabi Adam […]
Umair Dulkemplinx said
pertamax hiks