حَنِيفًا

haniifa.wordpress.com

Ustadz Muhammad Thalib berfaham JIL

Posted by حَنِيفًا on July 22, 2012

Assalamu’alaikum,

Orang-orang dzalim akan memerangi umat islam dengan berbagai cara dan akan berusaha mematikan cahaya dakwah yang sesuai dengan Al Qur’an. Kita sebagai umat Islam harus berhati-hati pada keburukan dan permusuhan yang senantiasa di hembus-hembuskan oleh orang-orang yang lemah hatinya dalam iman islam yang kafah. Permusuhan dijaman ini tidak hanya secara lahiryah belaka namun diberbagai bidang, terutama bidang dakwah, mereka melontarkan segala tuduhan dan persangkaan pada Al Qur’an baik secara tekstual, kontekstual dan relasional. Mereka akan berusaha menyandarkan segala kekurangan dan mempropagandakan kepada masyarakat dengan bentuk yang sangat buruk. Mereka melakukan itu karena mereka bersandar kepada kekuatan finansial dan dukungan orang-orang pemerintahan yang lemah terhadap aqidah islamiyah.
Artikel ini sengaja dibuat karena saya merasa tergelitik atas kesombongan dan kecongkakan Ustadz Armansyah yang masih bau masih kencur namun sangat berani berkoar-koar mengenai kesalahan terjemahan al-Qur’an versi Departemen Agama RI.

_______.:: Begin ::._______

Case 1 :

Ditemukan 3.229 Kesalahan Tarjamah Al-Quran Versi Kemenag RI

Jakarta (voa-islam) – Buku berjudul Koreksi Kesalahan Terjemah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI” yang ditulis oleh Amir Majelis Mujahidin, Ustadz Muhammad Thalib, memuat sebagian kecil dari 3.229 jumlah kesalahan terjemah yang terdapat dalam Tarjamah Harfiyah Al-Quran versi Depag. Sementara kesalahan pada edisi revisi tahun 2010 bertambah menjadi 3.400 ayat.

Seperti diketahui, penelaahan selama bertahun-tahun terhadap Al-Qur’an dan Terjemahnya yang diterbitan Departemen Agama RI sejak 1965, kemudin mengalami revisi secara bertahap mulai 1989, 1998, 2002, hingga 2010, telah menyentak kesadaran iman kita, betapa selama ini ajaran kitab suci Al-Qur’an ternodai akibat adanya salah terjemah yang jumlahnya sangat banyak.

“Maka, kami tidak hanya sebatas koreksi, tapi juga menerbitkan Tarjamah Tafsiriyah Al-Qur’an lengkap 30 juz, sebagai tanggungjawab meluruskan terjemah harfiyah yang salah dari Al-Qur’an dan Terjemahnya versi Kemenag RI. Adapun Buku Koreksi Kesalahan Terjemah Harfiyah Al-Qur’an Kemenag RI ini hanya memuat 170 ayat saja. Karena sangat prinsip yang harus segera diketahui kaum muslim. Sebab tidak mungkin membukukan kesalahan terjemah 3.229 ayat 😀 sekaligus dalam waktu dekat ini,” kata Ustadz Thalib.

@Haniifa say:
Ruaaarrrrr…. biasa dari total 6348 ayat Ayat Al Qur’an ternyata menurut beliau 50% SALAH TERJEMAAH… Dasar Ustadz JIL aya-aya wae 😀

Dijelaskan Amir Majelis Mujahidin, ayat salah terjemah itu berkaitan dengan masalah akidah, syariah, dan mu’amalah. Khususnya menyangkut problem terorisme, liberalism, dekadensi moral, aliran sesat dan hubungan antar umat beragama.

Dalam Simposium Nasional bertema: “Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme” di Jakarta, Rabu 28 Juli 2010, Dirjen Bimas Islam Kemenag dan sekarang menjadi Wamenag, Prof. Dr. Nasaruddin Umar dengan gamblang menyatakan: sejumlah ayat berpotensi untuk mengajak orang beraliran Islam keras, karena itu dalam terjemahan Al-Qur’an versi baru pemerintah menyusun kata yang lebih moderat, namun memiliki makna yang sama.

Selain meluncurkan terjemahan dan tafsir Al-Qur’an versi baru, Kemenag juga melakukan upaya deradikalisasi lain, yaitu pembinaan pengurus masjid oleh 95 ribu penyuluh agama hingga ke pedesaan.

Ayat Salah Terjemah

Diantara ayat Al-Qur’an yang dituding berpotensi radikal adalah: QS. Al-Baqarah (2):191. Terjemah Harfiyah Depag:“dan bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Makkah)…”

Kalimat ‘bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka’, seolah oleh ayat ini membenarkan untuk membunuh musuh di luar zona perang. Hal ini, tentu sangat berbahaya bagi ketentraman dan keselamatan kehidupan masyarakat. Karena pembunuhan terhadap musuh diluar zona perang sudah pasti menciptakan anarkisme dan teror, suatu keadaan yang tidak dibenarkan oleh syariat Islam.

Maka Tarjamah Tafsiriyahnya adalah: “Wahai kaum mukmin 😛 , perangilah musuh-musuh kalian di manapun kalian temui mereka di medan peran dan dalam masa perang…”

@Haniifa say:
Wowww… Jadi maksud sampean hanya orang-orang MU’MIN yang berperang, sementara orang-orang MUSLIM nonton bae sambil ngombe kopi.… hahaha… Ustadz apaan tuh 😳  ?!

Ayat Al-Qur’an lain yang dituding berpotensi radikal adalah: QS. Al-Ahzab (33): 61. Adapun Tarjamah Harfiah Depag/Kemenag: “Dalam keadaan terlaknat. Dimana saja mereka dijumpai, mereka ditangkap dan dibunuh dengan sehebat-hebatnya.”

Dijelaskan, kalimat dibunuh dengan sehebat-hebatnya dalam tarjamah Depag versi lama, dan dibunuh tanpa ampun dalam tarjemah Kemenag versi baru, keduanya merupakan tarjamah harfiah dari kata quttilu taqtiila, artinya bukan dibunuh, tetapi dibunuh sebagian besar. Kemudia kata sehebat-hebatnya, atau ‘tanpa ampun’ sebagai tarjemah kata taqtiilaa tidak benar. Karena kata taqtiilaa hanya berfungsi sebagai penegasan, bukan berfungsi menyatakan sifat atau cara membunuh yang tersebut pada ayat ini.

Dijelaskan, Tarjamah Depag maupun Kemenag diatas berpotensi membenarkan tindakan kejam terhadap non-muslim. Padahal Islam secara mutlak melawan tindakan kejam terhadap musuh. Islam sebaliknya memerintahkan kepada kaum muslim berlaku kasih sayang dan adil kepada seluruh uma manusia, sebagai wujud dari misi rahmatan lil-‘alamin.

@Haniifa say:
Wel @Mister Ustadz Gejul, coba sampean baca ayat sebelumnya dan asbabun nuzul dari ayat 190-193.
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS 2:190)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan “perdamaian di Hudaibiah”, yaitu ketika Rasulullah s.a.w dicegat oleh kaum Quraisy untuk memasuki Baitullah. Adapun isi perdamaian tersebut antara lain agar kaum Muslimin menunaikan umrahnya pada tahun berikutnya. Ketika Rasulullah s.a.w beserta shahabatnya memeprsiapkan diri untuk melaksanakan umrah tersebut sesuai dengan perjanjian, para shahabat khawatir kalau-kalau orang-orang Quraisy tidak menepati janjinya, bahkan memerangi dan menghalangi mereka masuk di Masjidil Haram, padahal kaum Muslimin enggan berperang pada bulan haram. Turunnya “Waqatilu fi sabilillahil ladzina””, sehingga membenarkan berperang untuk membalas serangan musuh, GIGI bayar GIGI , BUNUH bayar BUNUH .
(Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari al-Kalbi, dari Abi Shaleh yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Jelas sampean sangat paranoid dan Islamphobia kalau berasumsi bahwa umat islam akan berperang diluar medan peperangan secara sporadis.

Tarjamah Tafsiriyah: “Orang-orang yang menciptakan keresahan di Madinah itu akan dilaknat. Wahai kaum mukmin, jika mereka tetap menciptakan keresahan di Madinah, tawanlah mereka dan sebagian besar dari mereka benar-benar boleh dibunuh dimana pun mereka berada”.

@Haniifa say:
😀 hehehe… lucu tenan sampean.
Bagaimana dalam kondisi peperangan di daerah A (zona medan perang) dan ada musuh di daerah B (zona aman) mau membunuh sampean ?! *** Ingat inkontek ***

Dengan dua contoh terjemah ini, membuktikan bahwa tindakan radikal maupun teror yang banyak terjadi akhir-akhir ini, mendapat dukungan dan pembenaran, bukan dari ayat Al-Qur’an, melainkan terjemah harfiyah terhadap ayat di atas, dan hal itu bertentangan dengan jiwa Al-Qur’an yang tidak menghendaki tindakan anarkis. Dan para pelakunya telah menjadi korbanterjemah yang salah ini.

@Haniifa say:
Dari satu contoh ini saja sampean sudah amat sangat keliru, lalu bagaimana jika ayat tersebut diterjemahkan sebagai MEMBUNUH KUMAN PENYAKIT yang berkorelasi dengan ilmu pengetahuan KEDOKTERAN ?! 😛

Ketika Rasulullah Saw dan kaum Muslimin di Madinah, beliau hidup berdampingan dengan kaum Yahudi, Nasrani, Musyrik dan kaum yang tidak beragama, sepanjang mereka tidak menganggu Islam. Apa yang akan terjadi sekiranya Rasulullah memerintahkan pengamalan ayat tersebut sebagaimana terjemahan Al-Qur’an dan Terjemahnya itu.

@Haniifa say:
😀 hahaha… sudah tahu, tapi pura-pura Oon. ustadz apaan neeh ?!

Kontroversi terjemah Al-Qur’an versi Kemenag RI, terutama disebabkan oleh kesalahan memilh metode terjemah. Metode terjemah Al-Qur’an yang dikenal selama ini ada dua macam, yaitu terjemah harfiyah dan terjemah tafsiriyah, dan Depag memilih metode harfiyah/tekstual. (Desastian)

@Haniifa say:
Penafsiran Al Qur’an itu tidak hanya tekstual dan kontekstual saja tapi juga harus secara RELASIONAL dunk

Case 2 :


Armansyah SKom

Kesalahan terjemahan al-Qur’an versi Depag RI

Posted on 04/12/2011 by Arman

Kesalahan terjemahan al-Qur’an versi Depag RI

Oleh : Armansyah

Bagi saya, ditemukannya kesalahan terjemahan dalam kitab suci al-Qur’an versi Departemen Agama Republik Indonesia, sudah bukan sesuatu yang baru dan asing. Sudah sejak lama sebenarnya saya mengkritik beberapa terjemahan al-Qur’an terbitan Departeman Agama tersebut. Bahkan pada tahun 2007, diawal saya menerbitkan buku yang berjudul “Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih”, hal inipun sudah saya bahas panjang lebar. Begitupula dibuku kedua dan ketiga saya “Jejak Nabi Palsu” dan “Ramalan Imam Mahdi”. Tidak henti-hentinya saya menyampaikan kritik saya pada terjemahan al-Qur’an versi Departemen Agama.

Sangat disayangkan bila sebuah al-Qur’an yang menjadi induk dan referensi dari semua penerbitan terjemahan al-Qur’an lainnya dinegeri bernama Indonesia ini justru mengandung kesalahan-kesalahan terjemahan yang akhirnya bisa merubah arti dari ayat yang diterjemahkan itu sendiri.

Dalam buku-buku dan diskusi saya bertahun-tahun belakangan ini, saya menggugat keras terjemahan al-Qur’an versi Departemen Agama RI sekaitan surah an-Nisaa ayat 157 yang berhubungan dengan firman Allah terhadap penyaliban Nabi Isa al-Masih.

Dalam terjemahan resminya, Departemen Agama RI menterjemahkan ayat berikut ini :

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ ۚ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا

Sebagai:

Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

Padahal terjemahan ayat tersebut aslinya sesuai dengan kata perkatanya tidaklah demikian, jelas bahwa terjemahan versi Departemen Agama RI diatas sudah di-intervensi oleh penterjemahnya. Ini sudah jadi tafsir bukan lagi ranah terjemahan. Kita harus bisa membedakan antara tafsir dan terjemahan. Adapun terjemahan yang sebenarnya adalah :

Surah 4 ayat 157

Silahkan bandingkan kedua terjemahan diatas secara jujur. Bahwa ada intervensi atau interpolasi terjemahan pada ayat yang berbunyi :

Syubbiha Lahum (  شُبِّهَ لَهُ  ) alias disamarkan untuk mereka.

Bagaimana bisa tim penterjemah Departemen Agama RI menterjemahkan ayat tersebut dengan kata-kata “tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.” ? Terjemahan ini sekali lagi telah menyimpangkan atau bahkan mengarahkan orang awam yang tidak paham agama dan bahasa Arab untuk mengikuti tafsiran dari para penterjemah al-Qur’an tersebut. Seakan ayat al-Qur’an memang ada yang menyebutkan bahwa dalam proses penyaliban tersebut Nabi Isa sudah diganti rupanya dengan rupa orang lain dan orang itulah yang disalib serta dibunuh. Padahal arti dari kata-kata Syubbiha Lahum adalah disamarkan untuk mereka.

Apa yang disamarkan, siapa yang disamarkan, bagaimana bentuk penyamarannya ? al-Qur’an sama sekali tidak pernah membicarakan tentang hal ini. Bahkan hadis-hadis dan kitab-kitab tarikh serta tafsirpun berbeda pendapat mengenainya. Ada yang bilang bahwa Nabi Isa sudah diserupakan dengan Simon, ada juga yang bilang dengan Yahudza Iskharyuti alias Yudas Iskariot dan seterusnya. Tetapi satu hal yang pasti sekali lagi kita ulangi bahwa semua itu bukanlah perkataan asli dari Allah didalam al-Qur’an.

Boleh jadi toh bahwa yang disamarkan atas orang-orang Bani Israel itu adalah penyaliban dan kematian Nabi Isa diatas kayu salib itulah yang terjadi. Seakan dia memang berhasil tewas diatas kayu salib sehingga disebutlah ia penyaliban dan seakan ia memang Rasul gadungan yang telah mati terbunuh, padahal Nabi Isa saat itu hanya dalam keadaan pingsan saja tetapi keadaannya itu menyerupai orang yang mati.

Silahkan anda baca tulisan saya berikut ini untuk lebih jelasnya : Misteri Penyaliban Nabi Isa (Link : http://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/06/24/misteri-penyaliban-nabi-isa/)

Dahulu, setiap kali orang bertanya pada saya mengenai kitab terjemahan al-Qur’an yang terbaik untuk dibeli dan dijadikan referensi, saya selalu menyebutkan Tafsir al-Furqonnya A. Hassan Bandung. Sebab memang sejauh itu, tafsir milik almarhum pendiri Persis ini memang jujur dan apa adanya dalam menterjemahkan al-Qur’an, bahkan cenderung kata-perkata.

Silahkan lihat buktinya dibawah ini :

Tetapi sayangnya, beberapa waktu yang lalu ketika saya ketoko buku, saya ketemu tafsir al-Furqon A. Hassan cetakan terbaru (punya saya cetakan penerbit Bangil 1986) yang isinya justru sudah berubah dari apa yang saya miliki. Terjemahan versi A. Hassan edisi terbaru ternyata sudah setali tiga uang dengan edisi terjemahan Departemen Agama RI.

Oleh sebab itu, saya tidak lagi merekomendasikan terjemahan A. Hassan tersebut kepada mereka yang memang ingin belajar al-Qur’an secara obyektif dan bebas dari pengaruh intervensi penterjemahnya. Kecuali anda bisa mendapatkan seperti edisi yang saya miliki diatas.

Saat ini saya punya 3 edisi yang menjadi komparasi dalam penterjemahan al-Qur’an, yaitu

Tafsir al-Qur’an milik Prof. Hasbi Ash-Shidqie, Tafsir A. Hassan Bandung 1986 dan yng terbaru adalah Syamilah al-Qur’an metode Hijaz : Terjemah Per Kata.

Syamilah Al-Qur’an metode Hijaz perkata

Terjemahan al-Qur’an versi Prof. Hasbi Ash Siddqie

Untuk komparasi Online, saya biasa merujuk website Qur’anic Arabic Corpus dengan terjemahan kata perkata disertai penjelasan Nahwu Shorofnya (link :http://corpus.quran.com/wordbyword.jsp) , Berikut screenshot website tersebut :

Website al-Qur’an dengan terjemahan perkata, dilengkapi penjelasan Nahwu dan Shorof | Link bisa diakses di http://corpus.quran.com/wordbyword.jsp

Baru-baru ini, sejumlah penemuan dan publikasi besar-besaran terhadap kesalahan penterjemahan al-Qur’an edisi Departemen Agama RI telah dilakukan oleh sejumlah pihak. Tidak tanggung-tanggung, malah kesalahan terjemah tersebut mencapai angka yang fantastis : 3.229 | Subhanallah.

Berikut screen shot berita-berita yang memuatnya :

Ditemukan 3229 ayat salah terjemah versi http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/11/01/16541/ditemukan-3229-kesalahan-tarjamah-alquran-versi-kemenag-ri/

Publikasi kesalahan terjemahan al-Qur’an edisi DEPAG RI versi http://muslimdaily.net/berita/lepas/apologi-tim-terjemah-alquran-depag.html

Publikasi kesalahan terjemahan al-Qur’an edisi DEPAG RI versi http://www.pelitaonline.com/read/dunia-islam/nasional/20/9492/inilah-kritikan-terhadap-terjemahan-alquran/

Untuk penutup artikel, sebagai umat Islam, memang agar tidak dibodohi dan korban pembodohan atau korban kesalahan penterjemahan, entah apakah disengaja atau tidak, maka sewajarnya kita memahami, bisa dan mengerti bahasa Arab sebagai bahasa induk al-Qur’an. Sehingga kita tidak akan tergantung dengan versi terjemahan siapapun sebab memang kita bisa menterjemahkannya sendiri secara benar.

Armansyah

Palembang 4 Desember 2011

17:01 menit WIB

@Haniifa say:
  1.  حَنِيفًا, on 20/07/2012 at 12:39 am
    said: Your comment is awaiting moderation.

    @Mas Armansyah
    hehehe… lucu sampean ini.

    Boleh jadi toh bahwa yang disamarkan atas orang-orang Bani Israel itu adalah penyaliban dan kematian Nabi Isa diatas kayu salib itulah yang terjadi 😆 . Seakan dia memang berhasil tewas diatas kayu salib sehingga disebutlah ia penyaliban dan seakan ia memang Rasul gadungan yang telah mati terbunuh, padahal Nabi Isa saat itu hanya dalam keadaan pingsan saja tetapi keadaannya itu menyerupai orang yang mati.

    padahal mereka => (tidak membunuhnya) DAN (tidak menyalibnya)

    Kalimat DAN !!!
    Jika sampean (punya mobil pribadi) DAN (punya bensin) maka “bisa jalan-jalan pakai mobil pribadi” .

    Apakah sampean “bisa jalan-jalan pakai mobil pribadi” walau punya mobil tapi bensin kosong ?! Jawab: TIDAK.

    Apakah sampean “bisa jalan-jalan pakai mobil pribadi” walau tidak punya mobil pribadi tapi bensin isi (punya bensin)  ?! Jawab: TIDAK

    Dus…
    Kondisinya harus dipenuhi kedua-duanya, atau punya mobil pribadi dan bensin isi. 

    Dengan demikian.

    Tidak dibunuh => HIDUP
    Tidak disalib => NONTON

    ISA AL MASIH => Jika (Hidup) DAN (Nonton) maka beliau melihat Yesus mati di salib…

    Apa pendapat sampean ?!

    Wassalam, haniifa.

_______.:: End ::._______

😀

Wassalam, Haniifa.

37 Responses to “Ustadz Muhammad Thalib berfaham JIL”

  1. Rubon said

    @All
    Orang-orang semacam Ustadz Muhammad Thalib dan Ustadz Armansyah inilah yang akan berteriak nyaring paling benar dan paling kritis terhadap Al Qur’an dari berbagai sisi, namun akan bungkam seribu basa jika berhadapan dengan hadits-hadits yang tidak ada jaminan kebenaranya oleh Alloh, baik segi periwayatan, sejarah, bahasa dan lain-lain, marilah kita ambil satu contoh hadits yang saya kutip dari post @Sdr Wawan Mujizat Waris.

    Hadits-Hadits Mawaris
    أحاديث المواريث
    oleh Achmad Yani, S.T., M.Kom.
    2. Hadits No.2
    Dari Jabir bin Abdullah RA, dia berkata: Janda (dari Sa’ad RA) datang kepada Rasulullah SAW bersama dua orang anak perempuannya. Lalu ia berkata: “Wahai Rasulullah, ini dua orang anak perempuan Sa’ad yang telah syahid pada Perang Uhud. Paman mereka mengambil semua harta peninggalan ayah mereka dan tidak memberikan apa-apa untuk mereka. Keduanya tidak dapat kawin tanpa harta.” Nabi SAW bersabda: “Allah akan menetapkan hukum dalam kejadian ini.” Kemudian turun ayat-ayat tentang warisan. Nabi SAW memanggil si paman dan berkata: “Berikan dua pertiga untuk dua orang anak Sa’ad, seperdelapan untuk isteri Sa’ad, dan selebihnya ambil untukmu.” (HR Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
    Kesimpulan atau intisari hadits ini: (JUMP TO CONCLUSION)
    • Dalam kasus pembagian warisan yang ahli warisnya terdiri dari dua orang anak perempuan, isteri, dan paman, maka kedua anak perempuan mendapat 2/3 bagian, isteri mendapat 1/8, dan paman menjadi ‘ashabah bin-nafsi yang mendapat sisanya.

    Insya Alloh, saya yakin sekali kedua orang tersebut akan sepemahaman dengan Ustadz Achmad Yani, S.T. M.Kom mereka tampa reserve menerima “kebenaran hadits tsb” bahkan nyaris tidak ada rasa kristis sedikitpun padanya.
    Jika yang dimaksud Sa’ad RA adalah Sa`ad bin Abi Waqqas (Sa’ad of Zuhrah) dimana beliau ini temasuk orang yang mula-mula masuk Agama Islam, dibujuk oleh Abu Bakr As Sidiq karena rasa persahabatan yang kental serta sama-sama kaya dan sukses dalam perdagangan.
    Menurut catatan sejarah Sa’ad r.a mempunyai putra bernama Umar bin Sa’ad, dan saya tidak menyangkal kalau kemungkinan beliau mempunyai beberapa putra dan putri dari istri-istrinya. Namun yang sangat kontradiksi sekali mengenai peristiwa wafatnya beliau yaitu terjadi pada tahun 54 H.

    Jadi hanya para ustadz kacangan yang mempercayai hadits diatas, atau ada “REVOLUSI PEMAHAMAN makna Alqur’an dan Hadits” tentang perang UHUD terjadi tahun 54 Hijriyah :mrgreen: serta “Revolusi Sejarah” bahwa tidak ada poligami didalam Agama Islam 😀
    .

    • @Mas Rubon
      Coba perhatiken rujukan yang menjadi andalan ustadz yang masih bau kencur.

      @Armansyah S.Kom-yol 😀 say:
      Untuk komparasi Online, saya biasa merujuk website Qur’anic Arabic Corpus dengan terjemahan kata perkata disertai penjelasan Nahwu Shorofnya

      @Haniifa say: Salah berat neeh !!!
      Language Research Group University of Leeds

      Catatan:
      Ensiklopedia al-Qur’an disebutkan bahwa dalam al-Qur’an nafs yang jama’nya anfus dan nufus diartikan jiwa (soul), pribadi (person), diri (self atau selves), hidup (life), hati (heart), atau pikiran (mind), di samping juga dipakai untuk beberapa arti lainnya.
      (M. Dawam Rahardjo, Ensiklopedia al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1996), 250.)

      @Haniifa say: Super Fatal Error, neeh !!!

      Perhatiken, terjemahaan Depag RI, untuk QS 112:1
      .

      Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa” (QS 112:1)

      Bijimanah,masih beranikah para Ustadz Kacangan mengatakan bahwa terjemahaan Al Qur’an dari Depag RI butut ?!

      Wassalam, Haniifa.

      • Name Here said

        ntu nyang bulet2 merah ama panah emang salah apaan? ksih tau ngapah.

      • Wah… sampean kebanyakan makan keju-t tuh… hehehe..
        Dalam benaknya pembaca tafsir Al Qur’an:

        He => Yesus (laki-laki)
        He => Patung Gajah (kuat) 😆

        Menurut Depag: Huwa => Dia , bermakna sesuatu yang hidup dan tidak terdefinisikan secara gender.

        Paham sampean ?!

      • Name Here said

        Oh maksute gender to, tambah binun dah aye kalo ketemu bule inglis.

        Allahu laa ilaaha illaa huwa, saran lo gimane tu om nerjemahin ke inggirisnye?

      • !@Mas Name Here
        Name here sama Here name yang bwetul yang mana.

        “kaki meja” sama “meja kaki” … tahu maksud sayah … 😆

      • Name Here said

        Jah si om, gw nanya beneran tuh. Huwa tuh kudu gimane nngartiin ke inggris

      • Lho sayah bukan translator… hehehe…
        Coba sampean tunjuken surah dan ayat Al Qur’annyah, biyar lebih jelas… 😀

      • Name Here said

        si om teh kumaha, ai ditarosan teh mung kata Huwa tok, Kumaha atuh ? How how?
        kalo nyari surat lagi repot dah, ambil nyang dah ada aja ngapah. Tuh pan nyang bulet2 merah ada tulisan chapter (112) surat l-khlas(sincerity)

        Bukanye nyang ikhlas yak, mung satitik tok HUWA.

        Sitik-sitik, ok? ok dong!

      • Matematis: Bilangan pada dasarnya negatif, netral (0) dan positif
        Biologi : Gender binatang pada dasarnya ada laki-laki, hemaprodite dan perempuan

        Huwa => tidak harus gender jenis laki-laki (personifikasi) … ngerti maksudte 😀

      • Name Here said

        iye ngerti oom, sempet kapikiran ku aing. untung baca nyang tulsian Kami entuh, dapet disono:

        Adapun bahasa arab, memang punya 14 dhamir atau kata ganti orang. Mulai dari HUWA sampai nahnu. Huwa adalah kata ganti untuk orang ketiga, tunggal dan laki-laki.

        Di dalam Al-Quran, penggunaan kata ganti orang ini sering juga diterapkan untuk lafadz Allah SWT. Al-Quran membahasakan Allah dengan kata ganti Dia (huwa). Di mana makna aslinya adalah dia laki-laki satu orang. Tetapi kita tahu bahwa Allah SWT bukan laki-laki dan juga bukan perempuan atau banci.

        Kalau ternyata Al-Quran menggunakan kata ganti Allah dengan lafadz huwa, dan bukan hiya (untuk perempuan), sama sekali tidak berarti bahwa Allah itu laki-laki.

        Penggunaan kata ganti huwa (yang sebenarnya untuk laki-laki) adalah ragam keistimewaan bahasa arab yang tidak ada seorang pun meragukannya.

        Huwa : Laki-laki
        Hiya : perempuan

        He : Laki-laki
        She : Perempuan

        pan pada bae, ingris ape arabnye tuh oom.

      • حَنِيفًا said

        @Mas Name Here
        Kapan ceuk aing oge lebih tepat pakai “Dia”, kalau sampean mau menjelasken pengertian “huwa” dengan “hiya” maka motong diajar ilmu bahasa sajah atuh, coba belajar ilmu hayat (baca biologi)

        Huwa => Dominan 😀
        Hiya => Resesif

        pan pada bae, ingris ape arabnye tuh oom.
        __________________
        Ket : He artinya dominan, kalau masih keukeuh peuteukeuh pakai “hi”.. hehehe.. 😀

      • Name Here said

        nya eta leres. hehehe 😀 teh ingris, ai arab teh huhuhu, atawa ge huwahuwahuwa

        Sampun akh.

        ai nyi iteung teh kamananya, ti ngabuburit teu balik-balik, aya nu ningali teu?

      • حَنِيفًا said

        Nyi Itengnyah : lagi “He Man” 😀

      • Name Here said

        yo wis, mengke kasih tau mawon, ai tadi teh ditarosan ku andungna, kitu, wis bengi. haturnuhunnya

    • Wiro said

      hati2 jangan su’uzhan dan sekadar berasumsi,,jatuhnya fitnah..

  2. Samaranji said

    Hehe…
    saya juga pernah nyasar di sini http://ramalanimammahdi.wordpress.com/
    Saat itu juga curiga sih… eee… dibahas juga di sini. Alhamdulillah 😀

  3. Dhama said

    2 thumb

  4. ybraja said

    @…mas hanifa…… kita saranin aja..rame2…biar para ustad yang ngaku ustad yjang mengklaim ada kesalahan penerjemahan Al-quran oleh Kemenag supaya duduk bareng sama Tim penerjemah Kemenag silahkan deh diskusi, tukar fikiran debat (adu ilmu) kita nyaksiin mana yang paling tepat dan bertanggungjawab…….ustadnyah tadi udah main koar-koar di mass media lho kaya lagi promosi…terus…diem-diem main terbit…celake kite semua dicekokin…terjemahan abal-abal…dan menyesatkan..bisa-bisa diinjeksiin yang bikinin muslim jadi loyo.tuh

  5. ybraja said

    copasan artikel…..”Dalam Simposium Nasional bertema: “Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme” di Jakarta, Rabu 28 Juli 2010, Dirjen Bimas Islam Kemenag dan sekarang menjadi Wamenag, Prof. Dr. Nasaruddin Umar dengan gamblang menyatakan: sejumlah ayat berpotensi untuk mengajak orang beraliran
    Islam keras, karena itu dalam terjemahan Al-Qur’an versi baru pemerintah menyusun kata yang lebih moderat, namun memiliki makna yang sama.Selain meluncurkan terjemahan dan tafsir Al-Qur’an versi baru, Kemenag juga melakukan upaya deradikalisasi lain, yaitu pembinaan pengurus masjid oleh 95 ribu penyuluh agama hingga ke pedesaan”…….

    Respon:
    upaya Deredikalisasi SEHARUSNYA bukan dengan mengutak-atik mengedit terjemahan Alquran yang sudah ada, kenapa yang dituding gara-gara terjemahan………… bisa jadi terjemahannya sudah pas. karena Tim penerjemah saat itu sudah barangtentu adalah orang-orang yang terpilih dan kompeten, kalaupun mau dilaksanakan revisi/edit harus diuji dahulu PERTAMA….sejauh mana kesalahan atau kekurangtepatan terjemahan dari sudut ilmu nahwu shorof dst., ….KEDUA..apakah Tim penerjemah baru dibentuk lebih kredibel dan kompetensi ilmunya lebih mumpuni serta berdedikasi tinggi mengabdi pada kepentingan menjaga kemurnian essensi nilai-nilai luhur keislamaan bukan semata-mata diada-adakan dan untuk kepentingan daya serap anggaran kemenag misalnya saja berapa biaya workshop editing dan biaya pencetakan hasil editnya?

    klo mo fair sebenarnya sikap radikal sebagian kalangan pemeluk Islam adalah terlalu longgarnya pengawasan, pengendalian dan kurangnya pembinaan dan pengambilan tindakan preemtif dan preventif bahkan tindakan hukum oleh pemerintah cq kemenag dan BIN terhadap kelompok-kelompok fundamentalis yang salah dalam memahami dan menerapkan ayat-ayat tentang jihad secara kontekstual sehingga membahayakan dan merusak citra keluhuran nilai ajaran Islam itu sendiri…….jadi jangan buru-buru disalahkan terjemahannya .

    • @Mas Vbraja
      Terenyuh sayah membaca catatan terakhir diatas….. Subhanalloh, semoga semakin banyak umat Islam di Indonesia yang sekaliber @Mas Vbraja yang mampu memilih dan memilah berdasarkan pertimbangan yang matang dari semua sisi.

      Salam hangat selalu, my bro.

  6. Wiro said

    baca dulu baru komentar,,baca baik2 kedua karya terjemahnya secara tuntas baru berikan penilaian yang obyektif,,gt aja kok reeepooott..kebenaran tidak dilihat dari brp jumlah pengikut dan pendukungnya,,kebenaran selalu masuk akal = logis

    saya sarankan sdr hanif langsung saja konfirmasi kepada beliau2 yg dimaksud spy kesimpulannya jg lebih “hanif”,,kalo perlu antum buat sendiri karya terjemah Qur’an sebab dari gaya bicaranya antum terkesan sdh menguasai Ilmu Qur’an dan Hadis sebab sdh bisa membenarkan dan menyalahkan karya orang lain,,bukan begitu???

  7. alex said

    Subhanallah, setiap perbuatan dan ucapan kita pasti akan diminta pertanggungjwabannya di hadapan Allah. Bicaralah yang baik atau diam. begitu juga apa yang telah saudara tulis di sini. ada baiknya kita harus berfikir dan menimbang dulu apakah tulisan yang kita tulis.

  8. Abu Leman said

    sebenarnya sdh bnyk kiyai atau ulama yang tahu bahwa terjeman Al-Qur`an Depag banyak terjadi kesalahan,tetapi hanya ust M.Thalib yang berinisiatif melakukan penelitian selama lebih 10 tahun. dan Ust M.Thalib berani mengajukan debat ke depag.dan pihak kemenag pun tidak dapat menyangkal bahwa terjemahan secara Harfiah sangat rentan meyimpang dari maksud sebenarnya…..saya setuju dgn Sdr Wiro agar anda secara Satria konfirmasi/ berdebat dengan Ust Thalib dimana titik kesalahan nya , bukanya memberikan artikel ini kepada kpd ust Thalib (karena anda yang mengkoreksi, sebagaimana Ust Thalib mengkoreksi Terjemahan Depag beliau lah yang inisiatif konfirmasi ke Kemenag) atau anda berperilaku pengecut yang lempar batu sembunyi tangan ……

  9. adi isa said

    selamat ramadhan saudaraku.

  10. fanya cinthya said

    Selamat Idul Fitri, mhn maaf lahir batin kang……

    • Selamat idul fitri kembali Neng @Fanya Cinthya
      Alhamdulillahirobbil’aalamiin, senang rasanya hati ini Neng Fanya masih berkenan mengunjungi blog butut ini.
      Teriring salam hangat selalu my sis.

  11. fitri317 said

    Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1434 H

  12. BOB ( BUKAN OTAK BABI ) said

    Orang-Orang Anti Islam “itu takut mati”, Mengubah Ajaran Islam memperalat MUNAFIKUN. Huh … Pakai saja Otak Babimu, Kalian tidak akan dapat mencelakakan Tuhanku.

  13. DeNis said

    Assalamualaikum.. Sbg orang awam saya membaca Al quran terjemahan tafsiriyah ustadz muhammad thalib, atas rekomendasi ustadz taklim saya.. jujur saja saya suka membaca terjemahannya krn jelas.. jelas dr pertanyaan siapa dia atau mereka, yg dimaksud sebuah ayat.. dan memang lebih mudah utk saya memahami isi al quran, melalui terjemahan tafsiriyah ini. . jnglah keadaan ini menjadikan perpecahan.. kita semua umat islam pastinya ingin memahami al quran dng sebaik mungkin… maafkan jika saya salah.. ini hanya berdasar pada pengalaman pribadi saya…wassalam..

  14. abu ubaidillah said

    Panteeesssssaaaaannn, baca terjemahnya ko rancu..oalaaahhh jan jan….

  15. buntara said

    Bahasa ente aj jga sama aj.
    Klo berani ajak yg anda kritik itu berdiskusi

Leave a comment