حَنِيفًا

haniifa.wordpress.com

Re: Aqidah Syiah tentang Al-Qur’an

Posted by حَنِيفًا on October 28, 2010

Assalamu’alaikum,

Lanjutan dari sabda 12 Imam Suci

..:: Begin ::..

AQIDAH SYIAH TENTANG AL-QUR’AN

Bismillaahir rohmaanir rohiim.
Asyhadu anlaa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadur rasuulullahi
Allahumma sholli ‘alaa Muhammad Wa aali Muhammad. Amma ba’dlu…

Ass. Wr. Wb.
Segala puja dan puji hanya bagi Allah semata. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Dan semoga keselamatan dilimpahkan kepada seluruh sahabatnya yang ter pilih dan terpercaya, serta semoga kita semua selalu mendapat hidayah petunjuk dan selalu istiqomah dijalan-Nya yang lurus. Amiin…

Sebagai komentar, mungkin perlu saya sampaikan ttulisan tentang aqidah Syiah terhadap Al-Qur’anul Kariim, yang saya kutip dari salah situs Syiah, sebagai berikut :

“Syiah beranggapan bahwa tidak ada seorang penulis pun, komentator atau perawi hadis yang bebas dari kesalahan. Oleh karena itu mereka menolak untuk mengakui koleksi hadis mana pun sebagai benar-benar absah dan valid. Satu-satunya buku/ kitab yang seluruhnya bebas dari kesalahan adalah Qur’an. Jadi riwayat di atas sebenarnya lemah atau karena ia sebetulnya merujuk pada wahyu di luar Al-Qur’an.

Seluruh ulama besar Syiah Imamah Istnariyah sejak awal hingga abad ini percaya pada kelengkapan Qur’an.

Beberapa ulama ternama Syiah terdahulu secara jelas menyatakan keyakinan itu dalam buku-buku mereka berikut ini:
– Shaykh al-Saduq (d. 381 AH), Kitabu’l-Itiqadat, (Tehran, 1370) p. 63.
– Shaykh al-Mufid (d. 413 AH), Awa’ilu l-Maqalat, pp. 55-6;
– Sharif al-Murtada (d. 436 AH), Bahru ‘l-Fawa’id (Tehran, 1314) p. 69;
– Shaykh at-Tusi (d. 460 AH), Tafsir at-Tibyan, (Najaf, 1376), vol 1 p. 3;
– Shaykh at-Tabrasi (d. 548), Majma’u ‘l-Bayan, (Lebanon), vol. 1 p. 15.

Sedangkan ulama Syiah generasi belakangan juga menyatakan keyakinan yang sama, seperti:
– Muhammad Muhsin al-Fayd al-Kashani (d. 1019 AH), Al-Wafi, vol. 1 pp. 273-4, and al-’Asfa fi Tafsir al-Qur’an, p. 348;
– Muhammad Baqir al-Majlisi (d. 1111 AH), Bihar al-’Anwar, vol. 89 p. 75

Keyakinan ini terus dipegang secara berkesinambungan hingga zaman ini.
Di antara ulama tenar Syiah abad ini yang telah menegaskan keyakinan bahwa Qur’an benar-benar lengkap, terlindungi dan tidak pernah berubah adalah: Sayyid Muhsin al-Amin al-’Amili (wafat 1371 H); Sayyid Sharaf al-Din al-Musawi (w. 1377 H.); Shaykh Muhammad Husayn Kashif al-Ghita’ (w. 1373 H); Sayyid Muhsin al-Hakim (w. 1390 H); ‘Allamah al-Tabataba’i (w. 1402 H); Sayyid Ruhullah al-Khumayni (w. 1409 H); Sayyid Abu al-Qasim al-Khu’i (w. 1413 AH) and Sayyid Muhammad Rida al-Gulpaygani (w. 1414 AH).

Daftar itu pun, tentu saja, belum mencakup semuanya.

Jika ada pertanyaan, “Tapi bukankah orang Syiah sebelum para ulama itu percaya pada tahrif?” (red. bahwa Qur’an telah diubah dan tidak lagi sama dengan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAWW).

SAMA SEKALI TIDAK BENAR!. Perhatikanlah ‘Ubaydullah bin Musa al-’Absi (120-213 H) adalah tokoh ulama Syiah yang periwayatannya tentang para Imam Syiah dapat dilihat dalam buku hadis Syiah seperti al-Tahdhib and al-Istibsar.

Sekarang, coba apa yang dikatakan para ulama Sunni tentang beliau:
– “… seorang yang teguh beragama, salah seorang ulama Syiah terpenting… ia dipercaya oleh Yahya bin Ma’in; Abu Hatim mengatakan bahwa ia (Ubaydullah) sangat dapat diandalkan, jujur… Al-’Ijli mengatakan bahwa ia orang yang sangat otoritatif dalam menjelaskan Al-Qur’an…” [Al-Dhahabi, Tadhkirat al-Huffaz (Haydarabad, 1333 AH), vol. 1 p. 322]
– “…Ia seorang imam dalam bidang figih, hadis dan Qur’an, memiliki sifat jujur, bermoral tinggi dan terus terang, tapi ia salah seorang tokoh Syiah.” [Ibn al-‘Imad al-Hanbali, Shadharat al-Dhahab (Cairo, 1350 AH), vol. 2 p. 29]
– Tidak satu pun ulama Sunni itu akan memuji ilmunya tentang Qur’an (sebagus itu) kalau saja ia (Ubaydullah) mempercayai Qur’an yang berbeda! Dan Ubaydullah dianggap sangat dapat dipercaya, kendati pun ia seorang Syiah, sehingga ahli hadis terkenal Bukhari dan Muslim dan yang lainnya memakai namanya untuk periwayatan sejumlah besar hadis! [The Creed of the Imaam of Hadeeth al-Bukhari (Salafi Publications, UK, 1997), pp. 87-89]

Jika ada pertanyaan, “Bukankah Syiah percaya adanya Mushaf Fatimah yang tiga kali lebih banyak dari Al-Qur’an?”

Al-Qur’an adalah sebuah Mushaf (buku), tapi buku lain mana pun bukan berarti Qur’an!. Tidak ada istilah yang namanya Qur’an Fatimah! Mushaf Fatimah dulu itu adalah sebuah buku yang ditulis atau didiktekan oleh Fatimah (a) sesudah Nabi (s) wafat. Ia bukan bagian dari Qur’an dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan perintah-perintah Allah atau petunjuk-petunjuk legal.

Kemudian jika ada pertanyaan, “Tapi bukankah ada hadis Syiah yang menyebutkan adanya ayat-ayat di luar Al-Qur’an yang ada sekarang?” (red. bukan ditambahkan)

Ada beberapa contoh ketika kalimat tambahan dipakai melulu hanya sebagai penjelasan, tapi ia bukan menunjukkan pengubahan teks Qur’an yang asli. Ini dapat dilihat baik dalam sumber-sumber Syiah dan Sunni. Simak dua contoh berikut ini yang berasal dari dua pakar Qur’an mazhab Sunni yang terkenal:

– “Ubay bin Ka’b biasa membaca ‘…dan bagi mereka yang kamu telah saling merelakan (saling menguntungkan) untuk masa tertentu berikanlah mahar yang ditetapkan bagi mereka…’ (QS 4:24), dan cara membaca seperti ini juga dilakukan Ibnu Abbas.” [Fakhr al-Din al-Razi, Mafatih al-Ghayb (Beirut, 1981), vol. 9 p. 53, Ibn Kathir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azim (Beirut, 1987), vol. 2 p. 244]

Sebuah catatan kaki Tafsir Ibn Katsir menjelaskan bahwa kalimat tambahan yang diindikasikan di atas, yang memang bukan bagian dari Qur’an, biasa dilafalkan oleh para sahabat Nabi hanya sebagai cara menafsirkan dan menjelaskan.
– “Ibnu Mas’ud mengatakan: Pada masa Nabi (s) kami biasa melafalkan, ‘Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang telah diwahyukan padamu dari Tuhanmu bahwa Ali adalah pemimpin orang beriman jika engkau tidak melakukannya (maka) engkau sama sekali belum menyampaikan Risalah-Nya.’ (QS: 5, 67) [Jalal al-Din al-Suyuti, Durr al-Manthur, vol. 2 p. 298]

Perlu diperhatikan dengan seksama, bagian yang ditulis miring jelas bukan bagian dari teks Qur’an. Namun, sahabat Ibnu Mas’ud melafalkan (tulisan yang miring) itu untuk menjelaskan konteks diturunkannya ayat itu.

Kesimpulan :
‘Kami meyakini bahwa Qur’an yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad (saww) adalah (sama dengan) yang ada antara dua sampulnya (daffatain). Dan Qur’an itulah yang dimiliki masyarakat Islam, tidak lebih…’Maka, mereka yang menuding bahwa orang Syiah mengatakan (Qur’an) itu lebih dari (yang ada sekarang) adalah pembohong’ [As-Saduq, Kitabu’l-I`tiqadat (Tehran: 1370 AH) p. 63; English translation, The Shi’ite Creed, tr. A.A.A. Fyzee (Calcutta: 1942) p. 85].”

Sumber : http://al-islam.org/faq/

.:: End ::.

Respon sementara:

@Oom Imam 12 Suceng
Mana percaya umat Islam sama sampean:
Pertama:
Agama Islam tidak mengenal IMAM 12 apalagi pakai suci-sucian… hehehe

Kedua:
Al Qur’an sangat-sangat jelas bahwa hanya Nabi Ibrahim a.s yang disebut-sebut sebagai IMAMNYA SELURUH MANUSIA, sedangkan Agama Syi’ah sama dengan agama Kristen mempercayai orang suci (baca Imam Mesum)

Ketiga:
Agama Syi’ah selalu berusaha tahrif dengan istilah-istlah PERSIAnya contoh tidak ada kata dan fungsinya MUT’AH :
Sumber:
https://haniifa.wordpress.com/2009/12/20/keutamaan-mutah/

Keempat:
Kesimpulan nya aneh sekali … hua.ha.ha…. sebab dibuwat oleh kitabun Majusi yang sedang bertaqiya 😛

Wassalam, Haniifa.

8 Responses to “Re: Aqidah Syiah tentang Al-Qur’an”

  1. […] Re: Aqidah Syiah tentang Al-Qur’an […]

  2. […] Re: Aqidah Syiah tentang Al-Qur’an […]

  3. wah pertamax nih 🙂

  4. AbuRazziq said

    Keduaxxx…

    untuk sementara belum bisa komentar….masih meresapi dulu…

    🙂

  5. Aku Bicara said

    Apapun yang didiskusikan, jangan menjadi perpecahan
    AKU BICARA

  6. Numpang menyimak om!

Leave a reply to AbuRazziq Cancel reply