Dari pengarang jadi pengorong
Posted by حَنِيفًا on August 6, 2010
Assalamu’alaikum,
Astaghfirullah…
Seorang pengorong berabda:
Atas dasar itu, tiga nama yang sedang kupertimbangkan sebagai nama agamaku yang baru adalah “Iman“, “Takwa”, dan “Iman Takwa”.
Secara demikian, aku bukan keluar dari Islam, melainkan naik ke tingkat yang lebih tinggi daripada Islam, yaitu iman dan/atau takwa.
Apa benar ada diin yang lebih tinggi dari diin Islam ?! 😦
Sebenarnya agak enggan sayah membuat artikel, apalagi jika tulisannya cenderung memojokan seseorang yang merasa dirinya lebih Islami, namun karena semakin nyelenehnya Beliau dan pintu diskusi sudah ditutup rapat-rapat bagi @Haniifa maka dengan berat hati sayah ingatkan beliau supaya menjadi pengarang bukanya pengorong.
Bukannya menjawab sang pengorong malah ngupil di tempat teduh sambil terkantuk-kantuk sambil menikmati kopi pertamax.. 😀 😆
@Mas M. Shodiq Mustika, apakah dialogis ini juga tergolong debat kusir ?!
Umat Islam Tidak Pede dengan AQ mereka,… by agorsiloku
M Shodiq Mustika berkata
Agustus 6, 2010 pada 4:00 pm“… saya cenderung untuk menghindari
diskusiperang antara keduanya, baik dengan kata ataupun tindakan.”Saya merasa sedih menyaksikan bahwa banyak diantara umat Nabi Muhammad yang tidak lagi sungguh-sungguh beriman kepada Alquran, melainkan beriman kepada Tafsir Alquran.
Setuju. Saya juga lebih suka untuk menghindari debat kusir atau apalagi perang.
Namun menurut saya, mereka yang suka “perang” itu bukan pede dengan Alquran, melainkan pede dengan tafsiran mereka terhadap Alquran. 😦
agorsiloku said 8 hours ago:
Oke, Diin tidak usah diterjemahkan deh…
yang jadi pokok debat kursi adalah diin pada ayat 3:19 : Sesungguhnya Diin di sisi Allah adalah Islam. 3:24 … mereka diperdayakan oleh Diin mereka dan apa yang selalu mereka ada-adakan,QS 9:11: Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu se-Diin.
Jadi, ada beberapa diin, seperti pada Al Kafirun, Diin Islam dan Diin yang lain, dan pada QS 3:24 Diin yang diada-adakan. QS 9:11 Mendirikan sholat, menunaikan zakat, maka menjadi ciri mereka se-Diin.
Jadi, kalau saya menarik pemahaman seperti link yang dirujuk Diin itu adalah ketaatan dan syariat maka itu Diin.
Jadi, kalau saya memahami bahwa Diin yang sempurna adalah Diin Islam seperti yang telah dijelaskan Allah, maka saya akan memahami Diinku is the best dan yang diridhaiNya nggak salah kan?.
Risalahnya, tentu saja Al Qur’an, orang yang beriman akan mengikuti Al Qur’an, jika dia beriman, jika tidak Allah mengancamnya. Kalau dia beriman, artinya mereka jadi se-Diin. Tapi kebanyakan memang tidak beriman.
Jadi, Diin dipahami sebagai salah satu artinya adalah religion, agama, keyakinan (dgn syariatnya) bukanlah sebuah kekeliruan. Tentu ada arti lain seperti ditegasi di atas. AQ 2:91 mengajak untuk beriman pada AQ.
You said 1 hour ago:
@Mas Agorsiloku
Speechless… buwat diatas ini.
Sedikit tambahan seandainya pemahaman saya bahwa “diin” itu adalah “upacara”, “ritual” atau “penyerahan total” (tertidur,pingsan, koma, klenger) … pada dasarnya kita menggunakan akal fikiran dan bagian anggauta tubuh lainnya selain otak dan hati, dengan kata lain diniati dan dijalani.
Namun demikian tetap saja umat yang “beragama” harus mengakui bahwa ad-diin adalah agama yang lurus / benar
Jadi jika ada umat Agama Islam yang mencoret pemahaman diin sebagai agama, maka sama dengan menghilangkan kontektual kata “diin” pada QS surat Al Kafirun.
Ad-diin kafirun = Agama yang lurus (ke neraka).
Ad-diin Islam = Agama yang lurus (ke syurga).
atau…
Ad-diin kafirun = Agama yang benar (ke neraka).
Ad-diin Islam = Agama yang benar (ke syurga).
M Shodiq Mustika said 1 hour ago:
@ agorsiloku
“bisa jadi saya keliru memahami…” Itulah intinya.
Seandainya semua umat Muhammad sebijak mas agor ini, maka mungkin saya tidak perlu “nyleneh”.
🙂 Maaf, saya tidak menghapus komentar mas agor di blog saya, tetapi justru mengomentarinya.
Komentar saya: http://muhshodiq.wordpress.com/2010/08/07/membaca-terjemahan-al-quran-tidak-berpahala/comment-page-1/#comment-46200
You said 2 minutes ago:
@Mas Agorsiloku
أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ
إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى
Inna sa’yakum lasysyata
sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.
Seandainya… Umat bla.. se bla..bla..
Seandainya… Umat bla.. se bla..bla..
Seandainya… Umat bla.. se bla..bla..
Seandainya… Umat bla.. se bla..bla..
Komentar @Mas yang belum bisa sayah komentari, di sini:
https://haniifa.wordpress.com/2010/08/06/dari-pengarang-jadi-pengorong/#comment-12358
Mohon maaf lho kalau sayah super nyeleneh… 😀
Wassalam, Haniifa.
Fitri said
Numpang pertamax dulu. 😀
😉 😀
agorsiloku said
Memang pilihan Agama menjadi :”Imam”, “Takwa”, atau “Imam dan Takwa” adalah wacana diskusi. Bukan yang serius saya kira. Namun, itu adalah konsepsi kontekstual yang tampaknya seperti ungkapan pada site yang berbunyi, seperti kita tahu, “… Tuhan Segala Agama”, adalah simpul dari ketidakmampuan memisahkan yang hak dan yang batil.
Di sisi lain, toleransi ummat beragama, toleransi antara yang beriman dan yang kafir atau yang tidak mau beragama sama sekali, dalam satu warganegara, atau warga dunia,walaupun Indonesia punya Sila ke satu.
Implikasi dari keyakinan bahwa Agama Islam adalah satu-satunya agama yang di ridhai Allah. Pesan : janganlah tidak berlaku adil karena bla…bla… adalah bagaimana seharusnya (sebaiknya) ummat bersikap sebagai ummat dan sebagai warga negara adalah persoalan tersendiri dan berbeda.
Setidaknya, itu pikiran saya begitu.
agorsiloku said
koreksi :Bukan yang serius saya kira (tambahan kata kira)
Alhamdulillah,…
Terimakasih atas sumbangan pemikirannya,
(dah sayah edit… )
cekixkix said
@Om Haniifa
Kheknya @Om Shodiq ganti agama ini aje
1 Pengarang
2 Pengorong
3 Pengarang Korongan
Dengan demikian pengarang nyang banyak upilnye…. Cekixkix…kix..kix…
😉 😀
adi isa said
wah, agak berat nih buat aku 😉
“……Atas dasar itu, tiga nama yang sedang kupertimbangkan sebagai nama agamaku yang baru adalah “Iman“, “Takwa”, dan “Iman Takwa”.
Secara demikian, aku bukan keluar dari Islam, melainkan naik ke tingkat yang lebih tinggi daripada Islam, yaitu iman dan/atau takwa..”
=============
mungkin ybs nggak paham benar soal ilmu agama, atau kelebihan? 😀
eagle said
@Saudara Adi Isa
Jika melihat perkembangannya, saya kira beliau (@Sdr. Shodiq M) lebih cendurung tidak faham soal ilmu Agama.
the70no said
Klo menurut daku sih, keblinger
eagle said
Mungkin beliau hanya bermaksud menaikan trafic blognya !!!
😀
Roy Rey said
Itu… dia bos eagle, makanya gw tulis nice posting
krena kheknya yang dikejar “Trafic”…. untung dia ga jawab, coba dijawab…
hehehehehe…. dia sukses tuh, ampe bos haniifa bikin nyang kaya gene….
Hihihihihi…. dapet apa yah dari WP klo banyak trafic?
حَنِيفًا said
@Mas Roy Rey
Betul sekali @Mas, tapi sayangnya beliau lupa akan nama baiknya sendiri…
Roy Rey said
Hihihihi… mudah2an di bulan Ramadhan ini Allah membuka hati dan pikirannya….
Koq gw kayanya khawatir yah……
Btw, bos haniif dah ngupi blum?
حَنِيفًا said
Amiin.
Wahh… kebenulan blum. 😀
Roy Rey said
Kerumah sayah aja, Insya Allah kupi2 dan pisang goreng mah aya…. AMIN!!!!!!!!!!!
حَنِيفًا said
@All
Karena beliau menggunakan jurus saktinyah… maka sayah record disini…
Beliau ngeles.. dan lansung menghapus, beberapa posting sayah… hehehe
—————————————————————-
Sumber:
@M. Shodiq Mustika
Kelakuan sampean ini mirip Agama Syi’ah dan Agama Kristen, kalau kepepet ngeles, moderasi, pending, edit… bahkan hapus komentar… hehehe
@Mas Agorsiloku
Ada pertanyaan menarik untuk disimak, namun @Oom Shodiq… sekali lagi menggunkan jurus sakti tuan rumahnya sebagai Admin.
M Shodiq Mustika says:
7 Agustus 2010 pukul 19:39
@ someone
Pertanyaan anda bagus. 🙂 Pertanyaan serupa bisa diajukan mengenai shalat: mengapa (menurut MUI dan hampir semua ulama lainnya) shalat hanya boleh dilakukan dengan bahasa Arab. Semoga para ulama itu dapat menyampaikan jawaban yang “masuk akal” bagi kita.
Jawaban dan pertanyaan yang sangat kurang ajar dari @Mas Shodiq diatas maka sayah tanggapi sbb:
Karena sampean (M. Shodiq) tidak bisa memahami perbedaan dan persamaan secara KONTEKTUAL dari ‘ARAB dan ARABBIYIN
selanjutnya…
@Mas M. Konyol Mustika si jagoan ilmu kontektual , silahken jawab disinih atau ditempat sampean atau diblog sayah juga boleh….
Ditunggu lho !!
eagle said
@Haniifa
Pola standar ganda sedang digulirkan oleh @M Shodiq, maksud dan tujuan @Haniifa vs @Agorsiloku sedangkan beliau sendiri ongkang-ongkang kaki. Bukankah seharusnya beliau juga turut serta dalam arena diskusi ??
😀
Wedul Sherenian said
apapun itu yang jelas ada kata Islam di AQ
……………….Islam
……………….Islam
……………….Islam
Silahkan isi titik-titik nya dalam konteks petunjuk Hidup 🙂
🙂
boni said
Kayaknya sih orang2 seperti ( m shodiq ) itu hanya mengurangi niat dari orang2 yang ingin mendalami Islam…!!!..(itu pendapat sy).
Jangan2 dia adalah salah satu agen…?…he..he..he..
Mudah-mudahan beliau tidak begituh yah !!…
boni said
boni says:
7 Agustus 2010 pukul 13:35
@ admin
maaf…kalau saya boleh koment, kayaknya malah anda membuat pemahaman baru lagi nieh..!!! ..itu kalau menurut pandangan saya…! (maaf)
Kalau boleh saya tahu menurut anda, muslim yang beriman kepada AL’QURAN,harusnya bagaimana…?…
Balas
—————————————————————-
M Shodiq Mustika says:
7 Agustus 2010 pukul 15:10
@ boni
Terima kasih atas komentar & pertanyaannya.
Yang saya kemukakan itu bukanlah suatu pemahaman yang baru. Lihat Membaca terjemahan Al-Qur’an tidak berpahala?
———————————————————–
boni says:
8 Agustus 2010 pukul 01:15
@ M Shodiq
Kalu menurut saya itu pemahaman baru…kalau menurut anda tidak…ya itu hak anda …?!!!?..bagaimana kita akan mengerjakan yang di perintahkan AllaH…kalau kita tidak tahu apa arti dari ayat itu…?…untuk bisa mengerjakan maka selain tahu baca maka kita pun harus melihat(membaca) terjemahannya…????…agar apa yang di maksud dari ayat2 dalam ALQURAN bisa kita laksanakan,karena dengan membaca terjemahannya maka pasti kita akan lebih paham(ini bagi orang2 di luar bangsa arab).
Jadi kalau menurut saudara bahwa membaca terjemahan Alquran tidak berpahala bagi saya itu kesalahan mas..??.. bagi saya termasuk berpahala apabila membaca terjemahan(Alquran), sebabnya seperti penjelasan saya di atas tadi.
———————————————
M Shodiq Mustika says:
8 Agustus 2010 pukul 09:22
@ boni
Yang mengatakan “membaca terjemahan Alquran tidak berpahala” adalah ust. Ahmad Sarwat. Kalau Anda menganggapnya salah, silakan mendakwahi beliau.
Yang saya katakan adalah bahwa pahala membaca terjemah Al-Qur’an tidaklah sama dengan pahala membaca Al-Qur’an. Untuk penjelasan lebih lanjut, silakan simak http://muhshodiq.wordpress.com/2010/08/08/amal-manakah-yang-lebih-utama-membaca-al-quran-ataukah-membaca-terjemahan-al-quran/
————————————————————
Coba lihat caranya berargument” dia malah menyuruh saya mendakwai Ustadz Ahmad Sarwat”
gila masak saya di suruh mendakwai seorang ustad..he..he..he..
حَنِيفًا said
@Mas Boni
😀 hehehe…
Coba perhatiken orang yang kebanyakan membaca tasawuf dan filsafat tapi sedikit membaca terjemaahan Al Qur’an dan Hadits.
Kalau beliau mengaku kaum muslimin seharusnya:
Menurut Hadits (Nabi Muhammad) tulislah Nabi Muhammad s.a.w
(jangan jangan beliau lupa kontekstual Khataman Nabiyin )
Menurut Al Qur’an (Sang Mahatahu) tulislah Allah
(jangan-jangan beliau kontekkan antara Sang Mahatahu setara dengan Sang Mahasiswa… duh 😦 )
boni said
he..he..he..
Makanya sudah benar yang di katakan mas adi isa ” mungkin ybs nggak paham benar soal ilmu agama, atau kelebihan? ” 😀
حَنِيفًا said
@Mas Boni
😀 hehehe…
Sekarang Mister Prof. M Duleh Sodiksiniannian, ngeles lagih.
Sayah jadi teringat seorang teman, dia adalah temannya teman sayah… beliau bernama Duleh.
D: Sampean tahu kalau Manusia itu Duleh.
H: Lho apa tidak terbalik, seharusnya Duleh itu Manusia
D: Iya sayah tahu, makanya Manusia itu Duleh.
H: Wahh… Manusia itu banyak lho, setidaknya ada jenis Pria dan Wanita.
D: Sayah jenis Pria, makanya Manusia itu Duleh.
H: Waduh.. bijimana nehhh ???!
D: Kamu Manusia tersesat.
H: hihihi…
😀 hihihi… dasar Duleh.
boni said
ha..ha..ha..ha..
kayaknya dia ini hampir mirip dengan bapake jell(um..crist..)dan wawansyialan … banyak sekali ngelesnya…!!!…ha..ha..ha…jangan2 mereka dari umat yang sama…yg tujuan cuman satu menjatuhkan diin Islam
حَنِيفًا said
@Mas Boni
😀 hehehe…
Bau aromanya sehhh cukup menyengat.
boni said
eh maaf buat yang saya bicarakan itu cuma asumsi sy…sekali lagi maaf
حَنِيفًا said
@Mas Boni
Coba kita tunggu jawaban beliau dari my dashboard, persekutuan para “Dulehnian” ini:
Kita tunggu tanggapan mister @Prof. M. Dulehnian S. Mustikawati… 😀 😆
boni said
jangan lupa mas…posting aja di sini tanggapannya.
Insya Allah, @mas..
Teriring salam hangat selalu dan selamat menjalankan ibadah puasa besok.
boni said
@haniifa
sama2 mas..mudah2han ramadhan thn ini..lebih meningkatkan Iman kita dari sebelum-sebelumnya.
حَنِيفًا said
Amiin.
حَنِيفًا said
@Mas Boni
Ternyata beliau masih plin-plan… hehehe
eagle said
@All
Apa kata dunia, kalau kata “ad-diin” tidak bisa diterjemaahkan ke dalam Bahasa Indonesia… suatu kemunduran yang nyata bagi Sastra Indonesia.
حَنِيفًا said
@Mas Eagle
Bijitulah kalau orang-orang Dulehnian berkomplot… faham mereka tidak jauh dengan faham Darwinisme.
Roy Rey said
hihihihihi
Kiarin paham dul sherenian tukang viagra….
حَنِيفًا said
@Mas Roy Rey
Sepetinya tidak beda jauh seehh, cuma jenis viagra
filsesatfilsafatRoy Rey said
@haniifa
HAHAHHAHHAHA… Berarti Wedul ternyata sangat jauh lebih baik….
😆 😆 😆
eagle said
😀
حَنِيفًا said
😉 😀
ipinupin said
betul-betul-betul
viagra filsesat
Maren Kitatau said
Selamat menjalankan ibadah puasa!
Maaf lahir dan batin!
Salam Damai!
حَنِيفًا said
@Mas Maren Kitatau
Terimakasih @Mas, dan sebaliknya sayah juga mohon maaf lahir dan bathin jika ada salah kata/tulisan baik disengaja maupun tidak disengaja.
Salam hangat selalu, Haniifa.
adi isa said
selamat menjalankan ibadah puasa kang hanif.
feriadi isander benhur sekeluarga
====================================
celebes island, the paradise land
حَنِيفًا said
Alhamdullilah
Akhirnya sahabatku datang jua… Selamat berpuasa kembali my bro dan salam hangat selalu buat keluarga di Sulawesi, Haniifa & Kel.
boni said
untuk semua sahabat Muslim “selamat menunaikan Ibadah Puasa di Bulan Ramadhan ini ”
Hatur tengkiu…
Fitri said
Selamat menjalankan ibadah puasa dan menyambut bulan Ramadhan.
Mohon maaf lahir & bathin atas segala kesalahan.
Sama-sama, sayah juga mohon maaf lahir dan bathin
eagle said
Selamat mejalankan ibadah puasa, senang rasanya bisa menjalin silahturahim dengan @Fitri.
Sama sayah juga senang bisa bersilahturahim dengan beliau… 😀
Roy Rey said
Yup…. Selamat berpuasa saudara seimanku….
Ada ga yah yg mo sahur/buka ditempat gw….?
Sayah nebeng boleh nggak ?!
eagle said
Wahh… asyik sekali.
Insya Allah.
Roy Rey said
Asik….bos eagle mao, rumah gw di jakarta bos…
DATANG YAH…..!!!
فطر said
Sama-sama.
Roy Rey said
Hehehe… semua boleh… kpan aja
فتر said
Saya salah masukkan email 😀
Jadi beda deh gravatarnya.
حَنِيفًا said
@Mas Roy Rey
Asyiek dunk…
@Neng Fitri
😀
Roy Rey said
@all
Ada yg bisa bantuin gak?
Batalkah puasa gw, klo gw menangis ketika membaca Al Qur’an….
Thanks….
حَنِيفًا said
@Mas Roy Rey
Essensinya adalah soal menahan nafsu (kesedihan) ?!
Insya Allah, tidak batal menurut sayah… bahkan bulan puasa kemarin sayah gocang-gancing habis si @Oom Wawansyah cs. alasanya:
Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (QS 2:217)
Jadi kalau ada hadits yang menyatakan bahwa menangis dibulan puasa batal.. perlu dipertaken kembali tuuh.
Roy Rey said
@haniifa
Senengnya hati gw….
Maklum gw sering nangis klo baca Al Qur’an… (inget dosa dan gw lebih takut kalo Allah gak cinta/sayang ma gw…)
eagle said
Subhanallah
Sesungguhnya Allah itu Maha Penyayang dan Maha Pengasih.
the70no said
Dohh… daku baru mau sahur.
Met puasa aja bagi umat islam dan met pagi buat umat yang beragama lain
Hatur tengkieu, tapi buruan sahurnya dong… 😉
Roy Rey said
15 menit lagi loh… (jakarta)
kopral cepot said
akhirnyaaaah nongol lagie xi xi xi xi 😉
😀 hihihi…
arkasala said
Alhamdulillah Kang ….
Sementawis ngabandungan heula kang pembahasan yang dalam ini …
Selamat menjalankan Ibadah Puasa, Mohon Maaf lahir dan batin.
Salam hangat selalu 🙂
حَنِيفًا said
@Kang Arkasala
Subhanallah,…
Sami-sami @Kang.
Hatur tengkiu kersa nyimpang di gubug reot inih.
حَنِيفًا said
@All
Lanjutan diskusi kursi pilih agama selain ISLAM by M. Dulehnian Shodiq Mustika.
Kita tunggu cara ngeles @Oom Duleh Shodiq… hehehe
Roy Rey said
@haniifa
Hihihihihihi…
Gw makin binun ama Narudiq.. eh M shodiq
Pertanyaan gw aja ga dijawab ma tuh orang..
Lempar sana…. lempar sini…. lempar lagi…. akhirnya…diem..
حَنِيفًا said
@Mas Roy Rey
Bijituhlah sifat-sifat si ahlul filsepat
Roy Rey said
HAHAHHAHAHA…. kheknya tujuan utamanya bukan rating bos… coba perhatiken sisi kanan rada atas dikit….
Klo gw perhatiin sebagian besar postingannya hasil copas dari blog/situs laen. ihihihihi… inilah orang yang maen copyposting sebanyak-banyaknya tanpa dipelajari dulu, wajar aja dia kaga ngerti apa yg dia postingin
Dia jualan buku…..(ada tulisan best seller)
Btw, gw doain deh M Shodiq moga2 bukuna laris….
Good Luck coy
😀
حَنِيفًا said
@All
Lanjutan Agama Dulehnian by M. Shodiq Mustika…
Tanggapan sayah:
“bahasa Arab (Al-Qur’an)”
😀 hua.ha.ha…
Jangan-jangan Koran atau Majalah yang berbahasa Arab beliau sebut juga AL QUR’AN…
Roy Rey said
hihihihi…
bisa jadi bible di arab di bilang Al Qur’an….
arab sub…
Qur’an sub…
pasti jawaban @mustika …USB 3.0
lempar…sono….lempar ke sini…. tapi kaga di jawab..
din..din… eh diq….diq..
rubon said
Makin ngawur saja rekan Shodiq Mustika ini !!!
حَنِيفًا said
Kibat suci “Agama ala M. Shodiq Mustika” itu adalah Al KORAN harian pagi bahasa Arab 😀 😆