Laki-laki mengaku ahlul bait artinya dia bencong !!!

Assalamu’alaikum,

Puji syukur Alhamdulillah, berkat do’a yang tulus dari rekan-rekan saya sehat wal afiat (walaupun sakitnya bukan karena tabrakan seperti yang diisuken ) 😦 , artikel ini mungkin hanya sambil lalu dan sekedar ungkapan terima kasih kepada rekan-rekan khususon kepada @Kang Kopral Cepot yang ahli sejarah, @Mas Yono9 yang penuh perhatian, @Mba Fitri yang cantik dan pintar, @Mas Lovepassword jagoan komputer, @Kang Casrudi yang apik, @Kak Dhila yang banyak awardnya, @Mba Swastika87 yang keren, @Kang Dede Kus fisikawan yang imut-imut, @Kang Adi Isa pekerja yang tekun, @Kang Wawansyah17 yang masih mencari kebenaran, @Mas Batjoe sederhana dan shaleh, @Mas Boni yang misterius, serta kawan-kawan smua yang tidak bisa saya sebut satu-persatu, matu nuwon sanget lho !!.

Untuk sahabat karibku @Kang Qarrobin Djuti,  Duh mohon maaf saya baru bisa menanggapi mengenai Agama Syi’ah dalam beberapa postingan sampean, itupun disela-sela waktu yang sempit namun satu hal yang menarik justru mengenai “Benarkah Syi’ah pengikut Al Bait”, alasannya adalah saya teringat dengan suatu acara dialogis pada station TV Swasta antara Kang Jalaludin Rakhmat perwakilan dari Syi’ah dengan seorang Kyai dari perwakilan Depag. Tayangan  Station TV  belasan tahun lalu tersebut seperti tergambar jelas manakala saya membaca paragraf berikut :

Perkataan Ahl al-Bait merujuk kepada keluarga bagi seseorang lelaki 😛 . Contohnya ialah ayat berikut berkenaan isteri Nabi Ibrahim ‘alaihi salam:

Menurut saya betapa ngawurnya definisi Ahlul bait selama ini, apalagi jika membaca dialog Ja’far al-Shiddiq dengan seorang Syi‘ah, saya jadi bertanya dalam-dalam …Bagaimana seorang Ja’far al Shiddiq yang mewakili ahlul sunah bisa berdialog dengan sangat butut sekali, justru melupakan masalah yang  paling essensi mengenai AHLUL BAIT ?!

Sebelum melanjutkan idzinkanlah saya mengingatkan rekan-rekan pada ayat berikut ini:

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ

Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.

يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُواْ الأَلْبَـبِ

Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur’an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (QS 2:269)

Rekan-rekan semuanya, saya kembalikan kepada pemikiran masing-masing ulasan  ini dan untuk berdiskusi lebih jauh alangkah baiknya rekan-rekan mengunjungi blog  sahabatku @Kang Qarrobin Djuti, berikut sebagian kupasan dari artikel beliau.

Yang dimaksudkan dengan Ahl al-Bait Rasulullah.
Perkataan Ahl digunakan bagi seorang lelaki untuk merujuk kepada kabilahnya (عشيرته), orang-orangnya (ذو) dan kaum kerabatnya Contoh penggunaannya boleh dirujuk di dalam al-Qur’an:

Setelah Musa menyempurnakan tempoh kerjanya itu dan berjalan dengan isterinya (Ahl), ia melihat (dalam perjalanannya itu) api dari sebelah Gunung Tursina. (Ketika itu) berkatalah ia kepada isterinya (Ahl): “Berhentilah; sesungguhnya aku ada melihat api, semoga aku dapat membawa kepada kamu sesuatu berita dari situ, atau sepuntung dari api itu, supaya kamu dapat memanaskan diri.” [al-Qasas 28:29]

Terjamaah tersebut sesuai dengan versi Sarwar dalam bhs Inggris:

When Moses completed the term of the contract and departed from his employer with his family, he saw a fire (on his way) on one side of the Mount (Sinai). He asked his wife, “Stay here. I can see some fire. Perhaps I will be able to bring some news of it or some fire for you to warm-up yourselves.”

_

Pada ayat diatas kenyataannya tidak mengunakan kata AHLUL BAIT, dan dalam terjamaahan lain  kata ahlihii aanasa = keluarga dengan li ahlihim kutsuu, saya pribadi lebih condong untuk menterjemaahkan sebagai keluarga Nabi Musa a.s yang berjenis kelamin wanita (bisa Istrinya, Ibunya, Ibu mertua atau handai taulan). Namun justru sebaliknya sebagaimana yang sahabat postingkan dari sumber ber: syiah.net merujuk / memutar balikan fakta.

Perkataan Ahl al-Bait merujuk kepada keluarga bagi seseorang lelaki 😀 😆 . Contohnya ialah ayat (haniifa: maksudnya QS 11:72-73) berikut berkenaan isteri Nabi Ibrahim ‘alaihi salam:

Istrinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula? Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh. (QS 11:72)

Para malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.” (QS 11:73)

Sudah jelas bahwa yang berdialog dengan malaikat adalah ISTRI NABI IBRAHIM yang sudah tua,  dimana beliau merasa keheranan akan kemungkinan tentang kehamilannya lalu bagaimana ahlulbait itu bisa merujuk seorang laki-laki ?!

Bukti lain bahwa Ahlulbait merujuk pada  WANITA
1. dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui (nya) sebelum itu; maka berkatalah saudara Musa: “Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahlulbait yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”. (QS 28:12)

2. dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS 33:33)

Hai kaum Agama Syi’ah gunakanlah akal fikiran sampean  ?!

Wassalam, Haniifa.