Mengenal tipu daya Kafirun

Assalamu’alaikum,

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَـنِ الرَّجِيمِ

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُواْ لاَ تَسْمَعُواْ لِهَـذَا الْقُرْءَانِ وَالْغَوْاْ فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ

Wa qaalal ladziina kafaruu laa tasma’uu li haadzal qur’aani wal ghau fiihi la’allakum taghlibuun.

Dan berkatalah orang-orang yang kafir : “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur’an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka). (QS 41:26)

Allah subhanahu wa ta’ala sudah memperingatkan kita, bahwa orang-orang kafir akan dan selalu membuat hiruk-pikuk terhadap Al Qur’an. Lalu bagaimana cara mereka (baca: orang-orang kafir) membuat hiruk-pikuk ?!
Pengertian hiruk-pikuk disini jangan disalah artikan bentuk “ramainya orang berkerumun”, namun selayaknya diartikan kekacauan dalam pengkajian makna yang tersirat dan tersurat pada Al Qur’anul Karim. Allah sendiri sudah menjaminkan bahwa Al Qur’an tidak bisa dirubah, ditambah dan dikurangi walalu setitikpun, jaminan ini jangan disalah artikan bahwa ketetapan Allah akan berlaku selamanya jika kita umat Islam tidak bersedia menjaganya dengan segenap kemampuan diri masing-masing.

Siapa dan apa tujuan utamanya ?!

Tidak lain dan tiada bukan selain perbuatan para Ahli Kitab yang membuat kekacauan sehingga umat Islam diharapkan mundur selangkah kemudian maju selangkah. Mereka rata-rata dapat digolongkan pada tatanan masyarakat yang berpengetahuan luas baik dari segi Agama maupun Sosial-Budaya, bahkan tidak kurang diantara mereka termasuk orang-orang yang mempunyai kedudukan atau setidaknya terhormat dimata masyarakat pada dasarnya peringatan ini sudah ada, namun kita acapkali terkelabui dengan label-label yang berbau Islami.

Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS 2:109)

Disini perlu digaris bawahi bahwa para Ahli Kitab juga tidak segan-segan mempelajari Kitab Al Qur’an dan Kitab Al Hadits sehingga tidak kurang umat Islam tergelincir oleh tipu daya mereka.

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim.   Apakah kamu tidak berpikir? (QS 3:65)

Sudah menjadi rahasia umum bahwa INJIL sekarang bukan merupakan bahasa lisannya Nabi Ibrahim a.s بِلِسَانٍ عَرَبِىٍّ مُّبِينٍ Bi lisaani arabiyyin mubin adalah lisannya Nabi Ibrahim a.s beserta para keluarganya. Sesungguhnya Allah lebih mengutamakan keturunan beliau disisi Sarah yaitu anak keturunan Nabi Ishaq a.s untuk menjaga kemurnian lisan Imamnya seluruh manusia ini, sebagaimana diketahui Bani Israil dijadikan budak oleh bangsa Mesir berabad-abad agar mereka mempelajari kembali bahasa lisan nenek moyang mereka, faktanya setelah mereka menguasai kembali lisan arabiyyin maka turunlah Kitab Suci Tauret dan diturunkan juga Kitab Suci Injil yang semuanya dalam bentuk lisan Arabiyyin. Sehingga dapat disimpulkan bahasa arab adalah subdomain dari bahasa Al Qur’an (baca: Arrabiyyin), berikut ini contoh perubahan lisannya arabiyyin :

Arabiyyin	Bani Israil	English	Indonesia
Allah	Elah	God	Tuhan
Ahad	Ikhud	One	Esa
Yaum	Yaum	Day	Hari
Salaam	Shaloam	Peace	Salam
Ya huwa	YaHuwa	Oh He	Hey

Didalam penulisan Lisannya Arabiyyin tidak mengenal perbedaan huruf besar dan kecil, dan inilah yang dijadikan lahan yang sangat subur untuk mencipkan hiruk-pikuknya pekajian makna yang tersirat dan tersurat menjadi bahasa nasional atau internasional, sebagai mana yang tercermin pada Injil Lukas 3:23 dan 3:25 dari dua bahasa, sampai-sampai kita tidak tahu lagi bahasa ASLINYA.

Bahasa Inggris: dari nama “HELI”
(23) Jesus Himself, when He began [His ministry], was about thirty years of age, being the Son, as was supposed, of Joseph, the son of Heli,
Bahasa Indonesia: menjadi nama (H) – “ELI”
(23) Pada waktu Yesus mulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun. Menurut pendapat orang, Ia anak Yusuf, anak Eli,

**** Ingat huruf “H” dibuang (-) ****
________________________________________________________
Bahasa Inggris : dari nama “ESLI”
(25) The son of Mattathias, the son of Amos, the son of Nahum, the son of Esli, the son of Naggai,
Bahasa Indonesia: menjadi nama “H+ESLI”
(25) anak Matica, anak Amos, anak Nahum, anak Hesli, anak Nagai,

**** Ingat huruf “H” ditambahkan (+) ****

Untuk melihat faktualnya bagaimana mereka mengaplikasikan “Trik Plus-Minus“, silahkan pelajari dengan seksama pada postingan berikut :
1. Saya tidak sepandai Dr. Rasad Khalifa… pengurangan 2 ayat At Taubah.
2. Saya tidak sepandai Dr. Rasad Khalifa 2… usaha untuk meng-internasionalisasi-kan lafadziyah Allah diganti dengan kata “GOD”.
3. Rahasia dibalik surah Al Faatihah… usaha untuk mengilangkan huruf Lam-alif agar umat Islam ragu terhadap Kitab Induk.

Alhamdulillah berkat idzin dari Allah, maka saya menemukan salah satu trik kode rahasia… 😀 kaum kafirun dalam dunia maya, silahkan pelajari mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya khususnya bagi UMAT ISLAM.

Hati-hatilah jika menemukan sumber yang benuansa Islam dengan menggunakan huruf tebal dan kapital (Bhs. Inggris)

Contoh-contoh rujukan agar kosentrasi pada huruf Tebal dan Kapital sehingga mengacaukan relasional sesungguhnya.

Sumber :  http://www.submission.org
Any reader of this book can easily verify the Quran’s mathematical
miracle. The word “God” (Allah) is written in bold capital letters throughout the text.
*** Nyaris tidak ada asma Allah dalam terjemaahan ****

______________________________________________________

Sumber : http://submission.org/satan/representative.html
RASHAD KHALIFA “Recall that your Lord said to the angels, ‘I am placing a REPRESENTATIVE (a temporary god) on earth.’ They said, ‘will you place therein one who will spread evil therein and shed blood, while we sing your praises, glorify you, and uphold your absolute authority?’ He said, ‘I know what you do not know’.”

In these translations the word ‘Khalifa’ has been interpreted as ‘Vicegerent’, ‘Viceroy’, ‘Representative’ and ‘Overlord’.

The word ‘Khalifa’ in Arabic means ‘representative’. And in the verse context, the ‘Khalifa’ is Satan. God appointed Satan as a representative on earth for a limited time (until he becomes a guest in Hell forever). Therefore, by God’s will, he is allowed to rule his followers among the disbelievers. On the other hand, he has no power over the believers, as God has decreed in the verse [15:42].
**** a temporary god padahal “god” atau “God” dibacanya sama ***

________________________________________________________

Sumber : komentar @Mas Jboz pada blog suakahati.wordpress.com
Al-Qalam, ayat 42
“Pada hari BETIS disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa.”
_____________________
Narrated Abu Said:
I heard the Prophet saying, “ALLAH WILL LAY BARE HIS SHIN, and then all the believers, men and women, will prostrate themselves before Him; but there will remain those who used to prostrate in the world for showing off and for gaining good reputation. Such a one will try to prostrate himself (on the Day of Judgment) but his back (bones) will become a single (vertebra) bone (so he will not be able to prostrate).” (Sahih Al-Bukhari, Volume 6, Book 60, Number 441, by Dr. Muhammad Taqi-ud-Din Al-Hilali, Ph.D., Dr. Muhammad Muhsin Khan in The Noble Quran English Translation of the Meanings and Commentary [King Fahd Complex for the printing of the Holy Qur’an, Madinah, K.S.A.], p. 779, f. 1a; bold and capital emphasis ours)
*** Bersikukuh merelasikan kata BETIS bukan pada tempatnya ***

______________________________________________________

Sumber:http://www.answering-islam.org/Quran/Science/semenproduction.htm
however Kawaaiba does not mean companion. Kawaaib is the plural of Kaaib which means a girl whose breasts are beginning to swell or one WHO HAS PROMINENT BREASTS (E. W. Lane, Arabic English Lexicon, vol. 2, p. 2616). Kawaaib means BUXOM GIRLS (J. Milton Cowan, ed., A Dictionary of Modern Written Arabic, (Beirut: Libraire Du Liban, 1980), p. 831). Ibn Katheer quoted both Ibn Abbaas and Mujaahid as saying, Kawaaib means Nawaahid. He then went on to explain, They (Ibn Abbaas and Mujaahid) meant that their (women of paradises) breast are prominent and not sagging because they are virgins (see also Soorah al-Waaqiah 56:35-37 (Mukhtasar Tafeer Ibn Katheer, vol. 3, p. 593). Thus, the verse actually refers to the women of paradies as  females all having the same age). This view of Yusef Ali has been refuted at length by Mujlisul-Ulama of South Africa’s book, A Discussion of the Errors of Yusuf Ali, (Transvaal, Rep. South Africa: Young Mens Muslims Association, n.d.) pp. 16-26, 44-50.” (Ibn Taymeeyahs ESSAY ON THE JINN (DEMONS), Abridged, Annotated and Translated by Abu Ameenah Bilal Philips [Published by International Islamic Publishing House, Riyadh, Saudi Arabia, 1998], pp. 28-30, fn. 2; bold and capital emphasis ours)
**** Bersikukuh membuat konotasi porno ****

______________________________________________________

Wassalam Haniifa